Thursday, 30 December 2010

Indonesian Dreams on The Space


Mimpi dan Harapan Bangsa Indonesia untuk menjelajahi Antariksa

(100 Tahun Mimpi Bangsa Indonesia)

25 Tahun Pertama
(1985-2010)

Renungan akhir tahun

Tahun 2010 sudah akan berlalu, tahun yang baru akan segera menghampiri kita Bangasa Indonesia. Begitu banyak harapan yang terpatri dalam sanubari hati untuk tahun yang baru ini 2011, bila kita menengok kemasa silam sekitar 25 tahun yang lalu, ternyata bangsa Indonesia mempunyai harapan dan impian yang begitu besar untuk sejajar dengan negara-negara maju lainnya, yaitu menjadi negara penjelajah antariksa "NATION SPACE EXPLORER".

Pertanyaan selanjutnya adalah MAUKAH kita semua memperjuangkan HARAPAN dan IMPIAN Ini?

RACE TO THE MOON

"We choose to go to the moon in this decade and do the other things, not because they are easy, but because they are hard, because that goal will serve to organize and measure the best of our energies and skills, because that challenge is one that we are willing to accept, one we are unwilling to postpone, and one which we intend to win, and the others, too."
~John F. Kennedy at Rice University, Houston, Texas, Sept 12, 1962 ~

INDONESIA RACE TO THE SPACE

Kita Bangsa Indonesia, memilih untuk mengirimkan Astronot Indonesia ke Luar Angkasa 
dalam dekade-dekade mendatang bukan karena hal ini adalah mudah, namun karena hal ini sulit. 
Karena dengan kesulitan dan tantangan-nyalah kita seluruh Bangsa Indonesia dapat bersatu, berjuang bersama-sama mencurahkan Energi kita, kemampuan kita, sumber daya kita 
untuk masa depan yang lebih baik.

DAN KITA BISA
~Arip Nurahman, at Indonesia University of Education~


Pratiwi Sudarmono
Nationality Indonesian
Status Retired
Born July 31, 1952
Bandung
Other occupation Scientist
Selection September 30, 1985[1]
Missions STS-61-H


Pratiwi Pujilestari Sudarmono (born July 31, 1952 in Bandung) is an Indonesian scientist. She is currently professor of microbiology at the University of Indonesia, Jakarta. Pratiwi Sudarmono received a Master's degree from the University of Indonesia in 1977, and the Ph.D. in Molecular Biology from the University of Osaka, Japan, in 1984. She then started her scientific career as WHO grantee researching the molecular biology of Salmonella typhi. From 1994 to 2000, she was head of the Department of Microbiology of the Medical Faculty of the University of Indonesia. From 2001 to 2002, she was a scholar in the Fulbright New Century Scholars Program.


In October 1985, she was selected to take part in the NASA Space Shuttle mission STS-61-H as a Payload Specialist. Taufik Akbar was her backup on the mission. However, after the Challenger disaster the deployment of commercial satellites like the Indonesian Palapa B-3 planned for the STS-61-H mission was canceled, thus the mission never took place. The satellite was later launched with a Delta rocket.



25 Tahun Kedua
(2010-2035)

Bangsa Indonesia mampu mengirimkan Astronot Pertamanya ke Antariksa

1. Education

"Kita akan membangun pendidikan IPTEK keantariksaan dari jenjang pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi, anak-anak muda Indonesia akan diperkenalkan dengan Space Science & Technology sejak awal, mereka akan berbondong-bondong untuk mempelajarinya, mengembangkannya dan memajukannya berlandaskan rasa pengabdian Terhadap Pencipta Alam Raya ini.

a. Space Science & Technology for Early Education
b. Space Science & Technology for K-12 Education
c. Space Science & Technology for Higher Education

GERAKAN MASYARAKAT INDONESIA CINTA IPTEK ANTARIKSA


100 Juta Generasi Muda Indonesia Dukung Program Antariksa Indonesia

Like



2. Innovation, Research & Development

a. Bersatunya Ilmuwan-ilmuwan tangguh Indonesia di bidang IPTEK Dirgantara dan Keantariksaan

b.Berkembangnya Industri IPTEK Dirgantara dan Antariksa oleh para Wirausahawan-wirausahawan Teknologi yang semakin tangguh dan berkembang.

3. Building Infrastructure

a. Keberpihakan Kebijakan Pemerintah terhadap RISET IPTEK Kedirgantaraan dan Keluar angkasaan

b. Pembangunan fasilitas-fasilitas pendukung IPTEK Kedirgantaraan dan Keluar angkasaan Indonesia

25 Tahun Ketiga
(2035-2060)

 INDONESIA RACE TO THE MOON


25 Tahun Keempat
(2060-2085)

Mars Explorer
&
Indonesian Space Colonization



1. RI merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama dan 6.000 pulau yang tidak berpenghuni). Disini ada 3 dari 6 pulau terbesar didunia, yaitu : Kalimantan (pulau terbesar ketiga di dunia dgn luas 539.460 km2), Sumatera (473.606 km2) dan Papua (421.981 km2).

2. Indonesia adalah Negara maritim terbesar di dunia dengan perairan seluas 93 ribu km2 dan panjang pantai sekitar 81 ribu km2 atau hampir 25% panjang pantai di dunia.

3. Pulau Jawa adalah pulau terpadat di dunia dimana sekitar 60% hamper penduduk Indonesia (sekitar 130 jt jiwa) tinggal di pulau yang luasnya hanya 7% dari seluruh wilayah RI.

4. Indonesia merupakan Negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia. Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, dimana di Papua saja terdapat 270 suku.

5. Negara dengan bahasa daerah yang terbanyak, yaitu, 583 bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di Indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa Indonesia walaupun bahasa daerah dengan jumlah pemakai terbanyak di Indonesia adalah bahasa Jawa.

6. Indonesia adalah negara muslim terbesar di dunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia sekitar 216 juta jiwa atau 88% dari penduduk Indonesia. Juga memiliki jumlah masjid terbanyak dan Negara asal jamaah haji terbesar di dunia.

7. Monumen Budha (candi) terbesar di dunia adalah Candi Borobudur di Jawa Tengah dengan tinggi 42 meter (10 tingkat) dan panjang relief lebih dari 1 km. Diperkirakan dibuat selama 40 tahun oleh Dinasti Syailendra pada masa kerajaan Mataram Kuno (750-850).

8. Tempat ditemukannya manusia purba tertua di dunia, yaitu : Pithecanthropus Erectus” yang diperkirakan berasal dari 1,8 juta tahun yang lalu.

9. Republik Indonesia adalah Negara pertama yang lahir sesudah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945. RI merupakan Negara ke 70 tertua di dunia.

10. Indonesia adalah Negara pertama (hingga kini satu-satunya) yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tgl 7 Januari 1965. RI bergabung kembali ke dalam PBB pada tahun 1966.

11. Tim bulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak merebut lambing supremasi bulutangkis pria, Thomas Cup, yaitu sebanyak 13 x (pertama kali th 1958 & terakhir 2002).

12. Indonesia adalah penghasil gas alam cair (LNG) terbesar di dunia (20% dari suplai seluruh dunia) juga produsen timah terbesar kedua.

13. Indonesia menempati peringkat 1 dalam produk pertanian, yaitu : cengkeh (cloves) & pala (nutmeg), serta no.2 dalam karet alam (Natural Rubber) dan minyak sawit mentah (Crude Palm Oil).

14. Indonesia adalah pengekspor terbesar kayu lapis (plywood), yaitu sekitar 80% di pasar dunia.

15. Terumbu Karang (Coral Reef) Indonesia adalah yang terkaya (18% dari total dunia).

16. Indonesia memiliki species ikan hiu terbanyak didunia yaitu 150 species.

17. Biodiversity Anggrek terbeser didunia : 6 ribu jenis anggrek, mulai dari yang terbesar (Anggrek Macan atau Grammatophyllum Speciosum) sampai yang terkecil (Taeniophyllum, yang tidak berdaun), termasuk Anggrek Hitam yang langka dan hanya terdapat di Papua.

18. Memiliki hutan bakau terbesar di dunia. Tanaman ini bermanfaat untuk mencegah pengikisan air laut / abrasi.
19. Binatang purba yang masih hidup : Komodo yang hanya terdapat di pulau Komodo, NTT adalah kadal terbesar di dunia. Panjangnya bisa mencapai 3 meter dan beratnya 90 kg.

20. Rafflesia Arnoldi yang tumbuh di Sumatera adalah bunga terbesar di dunia. Ketika bunganya mekar, diameternya mencapai 1 meter.

21. Memiliki primata terkecil di dunia , yaitu Tarsier Pygmy (Tarsius Pumilus) atau disebut juga Tarsier Gunung yang panjangnya hanya 10 cm. Hewan yang mirip monyet dan hidupnya diatas pohon ini terdapat di Sulawesi.

Catatan:
Fakta pada nomor 4 dan 5 menjadikan Indonesia sebagai negara yang mempunyai tingkat toleransi dan kesatuan tertinggi di dunia. Itu merupakan sebuah gambaran kecil tentang sebuah dunia, dimana terdapat berbagai macam etnis, budaya, bahasa dan agama dalam satu kesatuan.

Sumber:

1. Indonesian Dreams
2. LAPAN
3. dan Situs Lainnya


"Kami seluruh staf  Indonesian Space Sciences Technology School mengucapkan selamat tahun baru dengan semangat yang baru, tetap semangat dan berbahagia"

Tuesday, 28 December 2010

Asean Space Research Association

"For me science fiction is a way of thinking, a way of logic that bypasses a lot of nonsense. It allows people to look directly at important subjects. "
        ~Gene Roddenberry, creator of "Star Trek"~


NONTERRESTRIAL RESOURCES, BIOSCIENCES, AND SPACE ENGINEERING


 1. BIOMEDICAL CONSIDERATIONS(Astrobiology)
 2. ARTIFICIAL BIOSPHERES AND CLOSED-CYCLE LIFE SUPPORT SYSTEMS
 3. SOCIAL ASPECTS FOR SPACEFLIGHT
 4. INTERNATIONAL AND ECONOMIC CONSIDERATIONS

 5. SPACE MANUFACTURING AND SOLAR POWER SATELLITES
 6. SPACE TRANSPORTATION
 7. NONTERRESTRIAL RESOURCES

ASEAN SPACE CITY





Vision

Make a Space City in 2060

Mission

1. Education


2. Research & Development


3. Space Industry


Program

1. 2010-2015

Bersatunya Para Ilmuwan dan Kalangan Masyarakat ASEAN untuk Pengembangan Ilmu & Teknologi Antariksa

Asean Space Research Association



2. 2015-2020

Perancangan Pesawat Ulang Alik ASEAN



3. 2020-2025

Peluncuran Pertama Pesawat Ulang-Alik ASEAN



4. 2025-2030


Pembangunan Statsiun Luar Angkasa ASEAN

OBJECTIVE
To achieve the above objective, the functions of ASEAN SPACE RESEARCH ASSOCIATION shall be to:
  1. Formulate and coordinate collaborative and cooperative programmes and projects on space technology and its applications, in particular, remote sensing, communication and satellite technology applications for environmental and natural resource management, and development planning;
  2. Review status and capability of space technology in the region and promote this technology for natural resource and environmental management and sustainable development;
  3. Recommend mechanisms to involve government agencies, industries and academia in promoting and sustaining regional cooperation in space technology and its applications;
  4. Exchange information on national policies, programmes and planning in all areas of space technology and its applications among member countries;
  5. Facilitate and accelerate the transfer of space technology and its applications to the ASEAN region;
  6. Promote collaborative activities and projects on space technology and its applications with relevant international organisations;
  7. Advise ASEAN-COST on matters relating to space technology and its applications;
  8. Assist in securing financial support and seek funding sources for ASEAN activities and projects relating to space technology and its applications.


5. 2030-2040

Pendaratan Manusia di Bulan

Peluncuran dan Perakitan Kota Luar Angkasa ASEAN

6. 2040-2050

Peluncuran dan Perakitan Kota Luar Angkasa ASEAN

7. 2050-2060


Peresmian Kota Luar Angkasa ASEAN

Supported by:


1.ASEANWEB - Science & Technology ASEAN Ministerial Meeting on Science and Technology


2.LAPAN - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional


3. IUL (Indonesian University League)


4. AIUSRA (All Indonesian University Space Research Association)


Sources:

Space Studies Institute

Tuesday, 21 December 2010

Tuntutlah Ilmu Sampai Ke-Negeri China I

Perkembangan Program Antariksa Cina  Pasca Perang Dingin 

oleh : Denis L. Toruan
 
Antariksa dalam pandangan dunia moderen merupakan bentuk pertahanan strategis yang sangat efektif dan akurat. Keberadaan akan teknologi dan akses terhadap hal ini terbukti dapat meningkatkan kekuatan suatu negara secara signifikan, terutama jika kita berbicara tentang suatu kontrol global. Negara-negara maju telah sadar akan hal serupa, yang kemudian berlomba- lomba untuk mengeksplorasinya. Uniknya, setiap negara yang tampil di panggung ini memiliki latar belakang dan pemikirannya sendiri-sendiri, sehingga kebutuhan atas garansi keamanan (hingga hegemoni) merupakan fenomena yang dapat kita analisis dalam perkembangan perimbangan kekuatan dunia. Berikut sebuah ilustrasi mengenai konsep antariksa yang dikeluarkan pada era Perang Dingin :
Astronomically, space is a part of the space-time continuum by which all events are uniquely located. Physically, space is that property of the universe associated with extension in three mutually perpendicular directions.



Sindrom Perang Dingin 
Perang Dunia II (1939-1945) yang menimbulkan kerugian dan kehilangan dalam jumlah masif di berbagai belahan dunia, mengantarkan banyak negara terlibat ke dalam suatu kondisi nasional dan internasional, di mana pemenuhan kebutuhan pembangunan negara maupun pembangunan kembali negara yang rusak atau hancur, hingga tingkat keamanan negara adalah mutlak. Dua negara besar yang kemudian muncul sebagaisuperpower setelah PD II, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet, dihadapkan pada kebutuhan serupa. Amerika berpikir lebih agresif dari sebelumnya terutama menyangkut kebutuhan keamanan negara (Melvyn P. Leffler:1994). Di lain pihak, Uni Soviet yang keluar sebagai pemenang perang menderita kerusakan parah dan ingin memperkuat pertahanan negaranya dari kemungkinan agresi negara lain di masa mendatang; dalam hal ini Jerman (Michael MccGwire:1994). Untuk kemudian situasi yang kita kenal sebagai Perang Dingin ini, melahirkan berbagai program dan konsep- konsep dasar pertahanan aliansi negara-negara moderen (Pakta).
  
Pemenuhan kebutuhan keamanan dan perkembangan ekonomi negara-negarasuperpower tercermin dalam kebijakan luar negeri masing-masing negara, seperti pada Amerika Serikat yang pertama kali merumuskan rencana peningkatan pertahanan militernya pada awal 1944. Konsep dasar dari rencana ini tidak lain adalah dengan meningkatkan pos militer luar negerinya, terutama pada wilayah Atlantik dan Pasifik yang diyakininya sebagai jaminan keamanan dari kemungkinan agresi negara lain di masa mendatang. Inilah yang kemudian mendorong AS untuk membentuk NATO. Di lain pihak, Uni Soviet pun tidak mau ketinggalan dengan membentuk aliansinya sendiri ,yaitu Pakta Warsawa.
Dalam bidang ekonomi, rumusan program pengembangan ekonomi yang dicanangkan AS dan Uni Soviet dalam menjalankan ekspansi ideologinya, tercermin dari program-program seperti Marshall Planatau Doktrin Breshnev. Masing-masing menginginkan adanya suatu garansi di masa mendatang,sehingga kegetiran akibat bahaya laten yang dirasakan pada saat dan setelah Perang Dunia, dapat diminimalisir bahkan dieliminiir, yaitu dengan cara peningkatan pertahanan negara dan kerjasama antara-antara (minimal dengan) negara-negara yang saling berkepentingan. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika ambisi kedua superpower menimbulkan aroma persaingan (Perang Dingin) yang sangat kental di bidang-bidang yang telah disebutkan tadi.

Tetapi, ambisi dan persaingan antara keduanya tidak berhenti sampai di situ, masih terdapat ruang batas lain yang lebih potensial dalam meningkatkan keamanan negara. Pada tingkat eskalasi yang lebih jauh lagi, persaingan kedua superpower berlanjut ke ruang angkasa. Inilah yang kemudian tercermin daripeluncuranSputnik oleh Uni Soviet dan Telstar-1 oleh Amerika Serikat (1962), yang kemudian disusul dengan satelit-satelit dan pesawat antariksa lainnya. Pada era itu, peluncuran pesawat-pesawat luar angkasa seperti Soyuzdan Discovery merupakan hal fenomenal yang dapat terlihat dari persaingan saat itu. 
Keduanya merupakan pesawat luar angkasa berawak dan tidak tertutup kemungkinan di masa  mendatang eksplorasi manusia ke luar angkasa akan mendatangkan banyak sekali manfaat. Hal ini tidaklah berlebih-lebihan ketika persaingan yang timbul justru menimbulkan kemajuan baru bagi umat manusia, mengingat hingga saat ini belum pernah terjadi ‘perang bintang’ antara negara- negara maju, seperti yang sering kita saksikan di karya-karya fiksi. 
Perang dingin yang melibatkan Amerika Serikat dan Uni Soviet berlangsung selama kurang lebih empat puluh lima tahun (1945-1990) dan telah menimbulkan banyak perkembangan dalam bidang teknologi, militer, ekonomi, Tentunya segala hal yang dicapai oleh kedua superpower selalu merupakan hal yang menarik untuk dibahas, apalagi jika menyangkut tentang hubungan kausal. 
Pada jaman moderen pasca perang dingin bermunculan beberapa negara yang diperkirakan tampil sebagai “the rising star” dan tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti akan menjadi kekuatan utama dunia. Mereka adalah Cina dan Uni Eropa. 
Cina moderen tampil sebagai kekuatan baru yang berkembang pesat dalam dua dekade terakhir. Negara dengan populasi penduduk sekitar seperlima populasi dunia (1,3 milyar orang) justru malah berbalik mematahkan semua prediksi-prediksi negatif terhadapnya yang timbul pasca runtuhnya Uni Soviet (1991), yang dianggap sebagai kiblatnya komunisme. 
Pertanyaan yang paling dulu muncul ketika mendengar kata Cina saat itu adalah : “Bagaimana mereka bisa melakukan itu? Apa lagi yang sedang mereka rencanakan sekarang?” Dalam dua dekade terakhir, terutama sejak Gaige Kaifang(Reformasi Keterbukaan pada tahun 1978), Cina memang telah meraih cukup banyak keberhasilan dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, maupun politik. Inilah yang kemudian tercermin dari sikap negara-negara Barat (terutama Amerika) yang belakangan merasa gerah terhadap ‘ekspansi’ Cina di mana-mana, mulai dari penyebaran penduduk dan isu diaspora, ekspor-ekspor barang Cina yang cukup baik kualitasnya dan murah, hingga peluncuran pesawat-pesawat luarangkasanya. 
Dari segi kewajaran, orang awam bisa saja berkata bahwa pencapaian itu biasa-biasa saja: “memangnya negara mana yang tidak ingin negaranya maju?” Tapi, tunggu dulu. Saya sangat tergelitik ketika kata ‘peluncuran pesawat luar angkasa berawak Cina’ muncul.dalam sebuahheadline di sebuah surat kabar di Indonesia belum lama ini. Bagaimana mungkin sebuah negara tertutup yang belum lama merdeka ini (1949), yang baru melakukan reformasi ekonomi-keterbukaannya (1978), dan mengalami banyak badai politik-sosial-kebudayaan (Revolusi Kebudayaan, tragedi Tian’anmen, regenerasi kepemimpinan di tubuh Partai Komunis Cina (dari Mao-Deng-Jiang-hingga Hu), meledaknya populasi penduduk, privatisasi BUMN, dll), tiba-tiba saja berhasil meluncurkan pesawat antariksa berawaknya? 
Apalagi saat kita menengok tradisi berpolitik di Cina yang sejak dulu menekankan pada pengetahuan filsafat dan sastra, pencapaian yang cepat ini terbilang di luar dugaan.
Saya kemudian jadi bertanya-tanya tentang motif maupun ambisi Cina di balik program antariksanya. Pertanyaan kemudian menjadi semakin menarik dan menantang ketika saya mendengar berita tentang reaksi Pentagon atas pencapaian Cina tersebut, AS khawatir Cina yang baru saja meluncurkan kedua pesawat antariksa berawaknya akan mempunyai opsi-opsi baru dalam meningkatkan kemampuan militernya dan pada akhirnya menentang dominasi AS di luar angkasa.

Perang Dingin sudah lama berakhir, Cina pun juga tidak pernah terlibat secara frontal dalam kondisi itu, namun timbul pertanyaan apa yang menyebabkan ambisi antariksa Cina begitu menggebu-gebu? Apakah setelah era Perang Dingin, mereka sadar bahwa ruang angkasa merupakan bentuk pertahanan strategis lainnya? 

Apakah Cina juga ingin menjadisuperpower

Apakah Cina ingin sekedarshow- off saja, terlebih jika mengingat penghinaan penjajahan bangsa Barat dan Jepang atas Cina di masa lampau? 

Atau ada tujuan lainnya? Hal tersebut menarik untuk dibahas lebih lanjut. 


Sejarah Program Antariksa Cina  

Cina merupakan tempat asal-muasal roket yang ada di dunia, karena di sinilah bubuk hitam / mesiu yang merupakan cikal bakal terciptanya roket ditemukan.

Riwayat perkembangan peroketan Cina secara nyata baru dimulai dengan kembalinya Prof. Qian Xuesen pada 1955 yang menimba ilmu di Amerika. . Program pesawat antariksa berawak Cina yang disebut Project 921, secara resmi diluncurkan pada 1992, tetapi penelitian untuk program ini sudah dimulai pada tahun 1968 oleh Prof. Qian Xuesen (sekarang Ketua Komite Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Menyusul peluncuran satelit buatan Cina pertama, DFH-1, para ilmuwan Cina mulai mempelajari konsep desain prototipe pesawat luar angkasa yang mampu memuat dua astronot ke luar angkasa. Tetapi,program ini ditunda pada tahun 1975 berhubung alasan politik selain mengalami kesulitan dalam hal teknis dan pendanaan. 


Para pemimpin Cina saat itu menentukan bahwa perkembangan ekonomi nasional harus menjadi prioritas utama.Sementara program perkembangan luar angkasa ditunda, penelitian akan  bidang ini tidak pernah berhenti. Selama periode 1970-1980 Cina telah membuat kemajuan yang signifikan dalam kendaraan peluncur pesawat ruang angkasa, satelit, dan teknologi luar angkasa lainnya. Pada saat yang sama, aktivitas penelitian dilakukan di Pusat Penelitian Pesawat Luar Angkasa Cina untuk membantu para ilmuwan Cina dalam memahami reaksi manusia terhadap lingkungan pesawat luar angkasa. Setelah satu dekade pengembangan dalam ekonomi nasional dan teknologi pesawat luar angkasa, program pesawat  antariksa berawak sudah menjadi agenda utama para pemimpin Cina di akhir tahun 1980.  

Pada awal tahun 1990 para pemimpin Cina menggalakkan program pesawat antariksa berawaknya untuk menaikkan semangat/kebanggaan nasional, di samping peningkatan kemampuan teknologi itu sendiri. Pada tahun 1992 Project 921 secara resmi disetujui pemerintah Cina. Rusia saat itu bertindak sebagai partner sebagai hasil dari hubungan baik Cina dengannya sejak 1990. Pesawat luar angkasa berawak yang dikerjakan sudah mencapai tahap perancangan pada 1996, dan pada saat yang sama dua astronot Cina mulai dilatih di Pusat Pelatihan Kosmonot Yuri Gagarin di Rusia. Pada tahun 1998 pengembangan kendaraan peluncur pesawat luar angkasa model baru CZ- 2F yang didesain secara khusus untuk pesawat luar angkasa ShenZhou dan pembangunan Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan sudah diselesaikan. 

Tepat setelah perayaan kemerdekaan negara yang kelima puluh, pada November 1999 Cina berhasil meluncurkan pesawat ujicoba luar angkasa tidak berawaknya, ShenZhou, menandakan suatu pencapaian baru dalam perkembangan teknologi ruang angkasa Cina dan signifikansi dalam pencapaian teknologi pesawat ruang angkasa berawak. Pesawat luar angkasa tidak berawak kedua ShenZhou II berhasil diluncurkan pada Januari 2001, yang kemudian diikuti oleh peluncuran pesawat-pesawat tidak berawak berikutnya ShenZhou IIIdan ShenZhou IV, berturut-turut pada Maret dan Desember 2002. 

Pada 15 Oktober 2003 pesawat luar angkasa berawak pertama ShenZhou-5 yang memuat astronot pertama Cina Letkol.,Yang Liwei berhasil diluncurkan dari Pusat Peluncuran Satelit Jiuquan. Setelah berkeliling selama 21 jam 23 menit di orbit bumi ShenZhou V mendarat di wilayah Mongolia Dalam dengan aman; menjadikan Cina sebagai negara ketiga di dunia yang mampu mengirim manusia ke luar angkasa. 

Tidak lama berselang setelah itu, Cina meluncurkan lagi pesawat antariksa berawaknya ShenZhou VI pada 12 Oktober 2005 kemarin. Wahana tersebut telah mengorbit selama lima hari di ruang angkasa dan kembali mendarat dengan selamat ke Bumi pada 17 Oktober 2005, yang sudah memuat dua orang astronot, yakni Fei Junlong dan  Nie Haisheng.
Keberhasilan ini semakin mempertinggi semangat kebanggaan nasional dan memantapkan ambisi Cina dalam pengembangan program antariksanya Untuk ke depannya, pemerintah Cina berharap bisa membangun stasiun ruang angkasa sendiri dan akan mengirimkan astronotnya ke Bulan. 

Saat ini Cina tengah mengembangkan pesawat antariksa tanpa awaknya untuk mengorbit bulan. Tahap ini merupakan tahap pertama dari tiga tahap program eksplorasi bulan, yang disebut Chang ’e

Tahap pertama direncanakan akan berakhir tahun 2010 dan dilanjutkan dengan tahap kedua, yang mengirimkan kendaraan penjelajah ke bulan, dan misi ketiga yang merupakan misi pengiriman pesawat luar angkasa untuk mengambil contoh-contoh material demi keperluanpenelitian di bumi. Tetapi, misi dan pendanaan tahap pertama (serta seluruh proyek) itu hingga kini masih belum disetujui oleh pemerintah. Hu Shixiang, wakil komandan tertinggi untuk program pesawat antariksa berawak Cina, mengkonfirmasi kebenaran tersebut saat dilakukan sesi tanya jawab pada 18 Oktober 2005 lalu mengenai kesuksesan operasi Shenzhou VI

Pada kesempatan yang sama terkuak pula ambisi Cina untuk dapat menguasai teknologi docking dan spacewalk sebelum tahun 2012. 

Program pesawat antariksa berawak Cina terdiri atas tiga tahap pengembangan, yang antara lain adalah : 

1. Tahap Pertama  
Termasuk di dalamnya peluncuran sejumlah pesawat tanpa awak antara kisaran tahun 1999 -2002, yang diikuti peluncuran dua pesawat antariksa berawak pada 2005 

2. Tahap Kedua
Space dockingdan merupakan tujuan dari fase ini space walking yang direncanakan sudah akan tercapai pada 2010. Pembangunan laboratorium angkasa sementara kelas 8 ton juga termasuk dalam rencana di fase ini 

3. Tahap Ketiga 

Pada 2020 Cina merencanakan sudah akan mendirikan stasiun ruang angkasa permanen kelas 20 ton Berikut beberapa aset dan catatan penting (track record) yang dimiliki Cina dalam pengembangan program pesawat ruang angkasanya : 
oCina mempunyai tiga tempat fasilitas peluncuran terpisah, yang antara lain adalah Jiquan, Taiyuan, dan Xichang
o Pada tahun 1960-an RRC mendidik dan melatih para insinyur wahana antariksanya, setelah sebelumnya dididik oleh Uni Soviet. Baru setelah 1980 RRC mengirim ribuan pelajarnya ke Amerika dan negara Barat lainnya untuk meneliti lebih dalam tentang teknologi antariksa, dan mengadakan program pertukaran pelajar.
o Mitra kerja Cina dalam program antariksanya antara lain adalah Brazil, Perancis, dan Swedia. Kerjasama yang dilangsungkan dalam bentuk alih teknologi, pembagian tracking station (stasiun pencari jejak pesawat luar angkasa) bersama, dan lain lain. Terhadap Rusia, Cina bermitra dengan pertimbangan kesamaan kepentingan strategis kedua negaravis-à-vis Amerika. Rusia mendapat uang segar, Cina mendapat senjata dan teknologi. Kerjasama semacam ini sendiri baru banyak meningkat semenjak berakhirnya Perang Dingin.

o Cina menghabiskan 900 juta yuan atau 111 juta US$ untuk misi Shen zhouVI; Bandingkan dengan alokasi dana pemerintah Cina untuk program pengurangan polusinya tahun 2004 yang sebesar 190 milyar yuan atau 23,5 milyar US$ 
o Para elite program antariksa Cina saat ini masih menunggu persetujuan pemerintah pusat untuk membuat roket seberat 25 ton, yang tiga kali lebih besar dari kapasitas roket terdahulu. Roket ini rencananya akan digunakan untuk pesawat antariksa Cina menuju bulan, yang dikatakan untuk tujuan eksplorasi-observasi dan keperluan misi damai

o Dalam bidang peroketan, Cina kini telah menguasai teknik pengambilan kembali satelit (satellite recovery), peluncuran banyak satelit dengan satu roket tunggal, propulsi kriogenik, roket pendorong yang ditempelkan (strap-on booster), satelit geostasioner, pengendalian dan penjejakan satelit (satellite tracking). Di bidang satelit penginderaan jauh dan telekomunikasi, Cina mencapai kemajuan yang berarti dalam eksperimen mikro-gravitasi dan pengembangan wahana antariksa berawak.

(Bersambung)

Saturday, 18 December 2010

Laboratorium Astrofisika

"Kita mempersiapkan persenjataan semata-mata untuk melindungi diri, pertahanan dan keamanan bukan pertikaian antar sesama umat manusia, namun untuk menghadapai sesuatu yang membahayakan Kemanusiaan serta Peradabannya"
~Arip Nurahman~


"War does not determine who is right - only who is left."

 

  ~Bertrand Russell~

 

 

Astrophysics Laboratory
 

Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics
60 Garden Street, Cambridge, MA 02138



Theoretical Atomic, Molecular and Optical Physics 


Theoretical studies support astronomical observations at all wavelengths, directly address topics of astrophysical importance, and pursue related studies in fundamental physics and atmospheric science. 

Atomic and Molecular Physics (AMP) 

AMP research focus includes combined laboratory and theoretical studies of atomic and molecular processes; laboratory physics and astrophysics; atmospheric measurements; and atomic and molecular databases for astrophysics and atmospheric science.

A detailed description of AMP research activities can be found here. (PDF)
Events
Seminars and Scientific Talks
Staff
AMP Staff List

Contact

Associate Director: Dr. Kelly Chance (617) 495-7839
Division Administrator: Mr. Joseph Webber (617) 495-7225
Division Staff Assistant: Ms. Charlene Lemnios (617) 496-7819
Division Web Contact: Dr. James Babb (617) 496-7612





HITRAN is an acronym for high-resolution transmission molecular absorption database.
Learn more ...


"The release of atom power has changed everything except our way of thinking... the solution to this problem lies in The HEART of MANKIND.  If only I had known, I should have become a watchmaker."
~Albert Einstein~




Useful Link
    "Kalah Jadi Abu Menang Jadi Arang, Tak Ada Kemanfaatan dalam Peperangan yang Menghancurkan"












    "An eye for an eye only makes the whole world blind."
    ~Mahatma Gandhi~

    (Sistem Pertahanan Udara)

    "If we have no peace, it is because we have forgotten that we belong to each other."
    ~Mother Teresa~
     




    "Peperangan adalah akibat Egoisme, Salah Faham dan Kurangnya Kasih Sayang atau mungkin akibat Kelaparan serta Kemiskinan"
    ~Arip Nurahman~







    "Mankind must put an end to war before war puts an end to mankind."
    ~John F. Kennedy~
    Patriot missile
    Patriot missile launch b.jpg
    Four Patriot missiles can be fired from the highly mobile TEL
    Type Surface-to-air missile
    Place of origin  United States
    Production history
    Designer Raytheon
    Unit cost US$ 1 to 6 million [9]
    Number built over 8,600[1]
    Variants Standard, ASOJ/SOJC, PAC-2, PAC-2 GEM, GEM/C, GEM/T (or GEM+) and PAC-3
    Specifications (PAC-1[1])
    Weight 700 kg
    Length 5,800 mm
    Diameter 410 mm

    Warhead M248 Composition B HE blast/fragmentation with two layers of pre-formed fragments and Octol 75/25 HE blast/fragmentation
    Warhead weight 200 lb (90 kg)
    Detonation
    mechanism
    Proximity fuze

    Wingspan 920 mm (3 ft 0 in)
    Propellant Solid-fuel rocket
    Operational
    range
    PAC - 1 :70 km
    PAC - 2 :70-160? km
    PAC - 3 :15 km[10]
    Flight altitude 79,500 feet (24,200 m)
    Speed Mach 5.0
    Guidance
    system
    Radio command with Track Via Missile semi-active homing
    Launch
    platform
    mobile trainable four-round semi-trailer


    "Violence is the last refuge of the incompetent."
    ~Isaac Asimov~


    Container missile
    The missile is deployed in a transport-launch canister stationed on a mobile launch vehicle. The Transporter Erector Launcher is mounted on cross-country 7-axle chassis which incorprates jacks, gas and hydraulic drives and cylinders, with a power of several hundred tons, for jacking and leveling of the launcher, speeded up (combat) and slowed down (maintenance) elevation of the container with the missile to the vertical position. The TEL is accompanied by a Mobile command post, which carries support facilities mounted on cross-country 4-axle chassis with unified vans. The complex is equipped with an onboard inertial navigation system which provides a capability to conduct the launch independently from its field deployment sites. This topo-geodesic support and navigation subsystem, created by the “Signal” Research Institute, provides a quick and highly precise tie-in of the launcher in a field position and enables its crew to carry out missile launches from any combat patrol route point. The launch can also be carried out at regimental bases from the garrison garage, which has a sliding roof.
    Missile
    The SS-25 delivers a payload of 1,000 kg up to a range of 10,000 km (6,214 miles). This payload is equipped with a single 550 kT warhead and probably decoys as well. The system uses a digital computer controlled inertial navigation system which provides an accuracy of 200 m CEP. The SS-25 is 20.5 m long with a diameter of 1.8 m in the first stage, 1.55 m in the second, and 1.34 m in the third. Its launch weight is 45,100 kg and it uses a three-stage solid propellant engine.
    Truck
    The RT-2PM is a Russian single-warhead ICBM. It was designed to be road mobile and is mounted on a heavy truck (MAZ-7310 or MAZ-7917). The RT-2 is a road mobile 3-stage, single warhead ICBM. Its 29.5 meter length and 1.7 meter diameter are approximately the same size and shape as the U.S. Minuteman ICBM. It has a throw-weight of 1000 kg and carries a single warhead with a yield of 550 Kt and accuracy (CEP) of 900m according to Russian sources [as opposed to 300m according to Western sources]. Its road mobile capability gave the SS-25 an extremely high probability of survival. It can fire from field deployment sites or through sliding roof garage bases.
    Accessories
    The SS-25 missiles are launched from 14 wheeled Transporter-Erector-Launcher (TEL) vehicles. They are usually operated in forest areas to increase their survivability, and their storage sites are equipped with a sliding roof to enable emergency launch. The system is cold-launched from a canister.
    Specifications
    Missile
    One ballistic missile RS-12M
    Country users
    Russia
    WarHead
    Nuclear
    Power missile
    0,55 mégatonne
    Weight
    45,100 kg
    Lenght
    21,5 m
    Range
    11,000 km
    Guidance system
    Inertial, autonomous
     
    Détails view
     
    SS-25 RT-2PM Topol Sickle RS-12M intercontinental ballistic missile Russian Army Russia data sheet description identification pictures
    SS-25 RT-2PM Topol Sickle RS-12M intercontinental ballistic missile Russian Army Russia data sheet description identification pictures
    SS-25 RT-2PM Topol Sickle RS-12M intercontinental ballistic missile Russian Army Russia data sheet description identification pictures

    SS-25 RT-2PM Topol Sickle RS-12M intercontinental ballistic missile Russian Army Russia data sheet description identification pictures
    SS-25 RT-2PM Topol Sickle RS-12M intercontinental ballistic missile Russian Army Russia data sheet description identification pictures




    Pussenarhanud
    (Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara)
     

    Visi
    Pussenarhanud Kodiklat TNI AD yang tangguh dan profesional dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD.

    Misi
    Menyiapkan prajurit Arhanud yang tangguh agar memiliki pengetahuan dan keterampilan berteknologi tinggi.
    Meningkatkan kemampuan prajurit Arhanud dalam mengawaki Alut Sista Arhanud guna mendukun pelaksanaan tugas pokok.
    Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan insani, Sismet dan materiil Arhanud sesuai kebutuhan organisasi.
    Memelihara nilai tradisi Korps dan jiwa korsa prajurit Arhanud yang berkepribadian Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta 8 Wajib TNI.
    Memelihara kesiapan operasional Alut Sista Arhanud.
    Memelihara kemanunggalan prajurit Arhanud dengan masyarakat di sekitarnya sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan dicintai rakyat.