Thursday, 28 March 2013

Dan Ku Bisa dengan RADAR-ku Menemukanmu


“Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.” 
~Dewi Lestari, Perahu Kertas~

RADAR singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan). 

Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan jenisnya. 

Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar. 

Pada tanggal 23 Desember 2012 penulis berkesempatan menuliskan sebuah artikel: Pengembangan IPTEK dan Rencana Kebutuhan Sistem RADAR Pertahanan Udara. Berikut ini adalah lanjutan dari tulisan tersebut.

Pengertian dan Aplikasi Radar

Radar (Radio detection and ranging) yang berarti deteksi dan penjarakkan radio) adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan kapal. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding).

Radar digunakan pada banyak kepentingan, baik oleh sipil maupun keperluan militer. Penggunaan radar bagi kepentingan sipil sebagai berikut :

a. Peralatan radar pada pesawat udara dapat memberikan informasi-informasi tentang keadaan permukaan bumi

b. Peralatan radar dalam kapal laut dapat memberikan informasi tentang letak dari kapalkapal laut yang lain, pelampung-pelampung yang terpasang, bukit, tanah.

Sedangkan bagi keperluan militer, penggunaan radar sebagai berikut :

a. Menolong pengarahan senjata-senjata di darat terhadap sasaran-sasaran di laut dan udara.
b. Menentukan posisi sasaran di permukaan bumi untuk pemboman dari pesawat udara pada saat cuaca gelap atau terdapat kesulitan untuk melihat.
c. Menentukan posisi pesawat atau sasaran yang bergerak bagi pesawat pemburu di malam hari.

Aplikasi Radar dibagi atas :

a. Aplikasi Komersial. Aplikasi komersial Radar merupakan penggunaan Radar bagi peningkatan keamanan, transportasi udara dan laut. Radar tersebut diantaranya :

(1) Air Traffic Control Radar;
(2) Ground Control Approach Radar;
(3) Navigation Radar;
(4) Ground Mapping Radar;
(5) Terrain Following and Terrain Avordance radar dan
(6) Weather radar.

b. Aplikasi Militer. Semua radar yang diaplikasikan secara komersial juga dipakai pada aplikasi militer, seperti :

(1) Navigation Radar;
(2) Surveillance radar;
(3) Acquisition Radar;
(4) Tracking Radar;
(5) Homing Radar dan
(6) Airborne Interception Radar.

c. Aplikasi Ilmiah.

Penggunaan Radar sebagai alat ukur dalam penelitian oleh para ilmuwan telah meningkatkan tentang pengetahuan meteorologi, aurora, meteor dan benda-benda langit lainnya. Radar dapat mengendalikan satelit dan dapat digunakan untuk eksplorasi dirgantara. Dilain pihak, tehnik dan komponen yang dikembangkan telah menghasilkan microwave spectroscopy, radio astronomi dan radar astronomi.

Radar Produksi Dalam Negeri Bukanlah Sebuah Mimpi

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri sekaligus membantu memaksimalkan pengawasan dan pengamanan negara, Indonesia memerlukan suatu sistem pengamanan terintegrasi yang diaplikasikan ke dalam bentuk radar. Selama ini teknologi radar dikuasai oleh pihak asing.

Pada tanggal 24 Oktober 2008, SOLUSI247 bersama dengan divisi radar RCS-247 (Radar & Communication Systems) untuk pertama kalinya berhasil meluncurkan sebuah karya anak bangsa di bidang teknologi radar. Radar buatan anak bangsa ini diberi nama INDRA. Radar Maritim INDRA dibangun dengan kemampuan mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal di lautan dengan penggunaan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW)yang mampu menghasilkan radar canggih dengan daya pancar sangat rendah. Karena daya pancarnya yang sangat rendah itu INDRA dapat dioperasikan dimana saja dan tidak akan menggangu perangkat-perangkat lain di sekitarnya.

INDRA telah diujicobakan di pantai Cilegon, Banten yang juga disaksikan juga oleh Kepala Dinas Litbang TNI-AL. Dalam penampilan perdananya, INDRA mengukuhkan eksistensinya sebagai radar maritim. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal yang sedang berlayar di laut dengan akurat.

Dr. Ir. A. Andaya Lestari, Head of Division dari RCS-247 menegaskan bahwa tanggal 24 Oktober 2008 merupakan momen bersejarah bagi dunia IPTEK Indonesia. Hari itu untuk pertama kalinya setelah 63 tahun kemerdekaan Indonesia, akhirnya sebuah radar buatan bangsa Indonesia telah berhasil dibangun dan dioperasikan.

Saat ini RCS-247 mengembangkan beberapa varian dari radar maritim yaitu Radar Kapal (Marine Radar) dan Radar Pantai (Coastal Radar) yang dapat berfungsi sebagai radar stand alone maupun membentuk jaringan radar. RCS-247 juga telah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah Radar Penembus Tanah atau Ground Penetrating Radar (Georadar) yang berfungsi untuk mendeteksi benda-benda yang tertanam di dalam tanah.


"Semua hasil penelitian dari pusat‐pusat keunggulan penelitian di Eropa dan Amerika Utara dalam bidang ilmu dirgantara, ilmu aerodinamik, ilmu aeroelastik, ilmu konstruksi ringan, ilmu rekayasa, ilmu propulsi, ilmu elektronik, ilmu avionik, ilmu produksi, ilmu pengendalian mutu (qualitycontrol) dsb, telah dikembangkan dan diterapkan di industri"
~Prof. B.J. Habibie~

Sumber:
 
1. Arip Nurahman Notes
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Radar
4. Introduction-to-radar-systems
[Instructor: Prof. Dr. Robert M. O'Donnel, Massachusetts Institute of Technology]
5.Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia
http://www.balitbang.kemhan.go.id/ 
6. http://astrophysicsblogs.blogspot.com/2012/12/pengembangan-iptek-dan-rencana.html 

Resep Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

"Tanah tempat kita berpijak, Bumi tempat kita dilahirkan, mengandung energi maha dahsyat yang dapat digunakan bagi kemaslahatan seluruh umat manusia"


"Jadi Mirip Power Rangers" 

Peneliti muda bersama kawan-kawan mengunjungi Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang (sayang namanya bukan Mojang he.,he.,^_^) Unit PLTP Darajat. Garut, Jawa Barat. Indonesia. 
Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yaitu lebih dari 28 Gigawatt (GW) dan tersebar di 299 titik namun hingga kini pemanfaatannya masih sangat minim yaitu baru mencapai 1.341 Megawatt (MW). 
Padahal energi panas bumi termasuk energi yang ramah lingkungan karena emisi gas CO2 yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil, disamping itu pengembangan panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan karena untuk menjaga keseimbangan sistem panas bumi diperlukan perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan, kemudian energi ini pasokannya jangka panjang dalam arti tidak akan habis terbukti kehandalan pasokan (security of supply) tenaga listrik panas bumi terbukti dapat dipertahankan dalam jangka panjang (bisa lebih dari 30 tahun). 
Energi panas bumi juga memiliki kelebihan, yaitu pada umumnya capacity factor pembangkit tenaga listrik panas bumi yang ada di Indonesia bisa mencapai 90 persen per tahun, sehingga dapat dijadikan sebagai beban dasar dalam sistem ketenagalistrikan. 
Lalu kelebihan lain, pengangkutan sumber daya panas bumi tidak terpengaruh oleh risiko transportasi karena tidak menggunakan mobile transportation tetapi hanya menggunakan jaringan pipa dalam jangkauan yang pendek, kemudian produktivitas sumber daya panas bumi relatif tidak terpengaruh oleh perubahan iklim tahunan sebagaimana yang dialami oleh sumber daya air yang digunakan oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tidak memerlukan lahan yang luas (no foot print) dan selain untuk pembangkit listrik, panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung.

Cieeeee yang Sedang Berdiskusi


 Bagaimana ini sahabat-sahabat kita harus bisa membuat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 
agar Pasokan Energi Kita Aman.

How much does a geothermal power plant cost?

According to studies, an economically competitive geothermal power plant can cost as low as $3400 per kilowatt installed. While the cost of a new geothermal power plant is higher than that of a comparable natural gas facility, in the long run the two are similar over time. This is because natural gas construction costs account for only one third of the total price of the facility, while the cost of the fuel at a natural gas facility represents two thirds of the cost. The initial construction costs of a geothermal facility, in contrast, represent two thirds or more of total costs. So although initial investment is high for geothermal, natural gas and geothermal are still economically comparable over a long term.

What factors influence the cost of a geothermal power plant?

There are many factors that influence the cost of a geothermal power plant. In general, geothermal plants are affected by the cost of steel, other metals and labor, which are universal to the power industry. However, drilling costs may vary as well. Geothermal projects are site-specific, thus the costs to connect to the electric grid vary from project to project. Also, whether the project is the first in a particular area or reservoir impacts both risks and costs. The acquisition and leasing of land also varies, because to fully explore a geothermal resource a developer is required to lease the rights to 2,000 acres or more. Challenges to leasing and permitting vary from project to project; especially on federal lands. These factors include:

    * Size of the plant
    * Power plant technology
    * Knowledge of the resource
    * Temperature of the resource
    * Chemistry of the geothermal water
    * Resource depth and permeability
    * Environmental policies
    * Tax incentives
    * Markets
    * Financing options and cost
    * Time delays

Economics


Geothermal power requires no fuel, it is therefore immune to fuel cost fluctuations. However, capital costs tend to be high. Drilling accounts for over half the costs, and exploration of deep resources entails significant risks. A typical well doublet in Nevada can support 4.5 megawatt (MW) of electricity generation and costs about $10 million to drill, with a 20% failure rate.

In total, electrical plant construction and well drilling cost about 2-5 million € per MW of electrical capacity, while the levelised energy cost is 0.04-0.10 € per kW·h. Enhanced geothermal systems tend to be on the high side of these ranges, with capital costs above $4 million per MW and levelized costs above $0.054 per kW·h in 2007. Geothermal power is highly scalable: a small power plant can supply a rural village, though capital can be high.

Chevron Corporation is the world's largest private producer of geothermal electricity. The most developed geothermal field is the Geysers in California. In 2008, this field supported 15 plants, all owned by Calpine, with a total generating capacity of 725 MW.

Mempelajari Perusahaan Geotermal Hebat Dunia

Kita juga harus mempelajari perusahaan-perusahaan hebat dalam bidang energi, memahami manajemennya, pengelolaan perusahaan, pengembangan dan hal-hal teknis lainnya:
Salah satunya Chevron Corporation yang merupakan perusahaan Energi Terbesar di Dunia.
Juga Indonesian Power dan Pertamina Geothermal Energy.


Sedikit tayangan video dari Chevron Corporation mengenai:

Memproduksi Energi Panas Bumi di Indonesia



Chevron adalah produsen energi panas bumi terbesar di dunia dan memiliki operasi yang besar di Indonesia. Energi geothermal dihasilkan dari panas yang berasal dari dalam perut bumi. Energi ini mampu menghasilkan listrik yang andal tanpa efek gas rumah kaca.

Anak perusahaan Chevron Geothermal mengoperasikan dua proyek geothermal di Indonesia:  Darajat dan Salak, keduanya berada di Pulau Jawa. Proyek Darajat menyediakan energi geothermal, yang mampu menghasilkan listrik berkapasitas 259 megawatt. Seluruh listrik yang dihasilkan dari operasi Darajat dijual langsung untuk kebutuhan listrik nasional. Chevron memiliki 95 persen kepemilikan operasi di Darajat.

Chevron memiliki dan mengoperasikan proyek Salak. Operasi geothermal ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan total kapasitas operasi mencapai 377 megawatt.

Hasil gabungan dari operasi geothermal Darajat dan Salak kini mampu menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk kebutuhan sekitar 4 juta rumah di Indonesia.

Mengirimkan Pelajar dan Peneliti di Bidang Energi Geotermal

Membangun jurusan dan fakultas serta grup-grup pendidikan, riset, dan pengembangan dalam bidang geothermal.
Memberikan beasiswa bagi pelajar yang berminat melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang Industri pemanfaatan Energi Panas Bumi.

Kunjungi Juga:

1. http://www.chevron.com/
2. http://www.indonesiapower.co.id/SitePages/Home.aspx
3. http://pge.pertamina.com/
4. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_geothermal_power_stations
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Geothermal_power_in_Indonesia
6. http://www.ebtke.esdm.go.id/

Ucapan Terima Kasih Kepada:

Sahabat-sahabatku:

Ridwan Firdaus (Geografi Universitas Negeri Jakarta),
Ade Akhyar Nurdin (Teknik Geologi Universitas Jendral Soedirman),
Widia Prima M. (Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Garut),
Deni Nugraha (Ilmu Pemerintahan STISIP Banjar),
Ismail Muhammad S. (Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jendral Soedirman),
Farid Waliyuddin R. (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara),
Muhlaso Dian A. (Institute Pemerintahan Dalam Negeri),
Ricky Aji Pratama (Sekolah Tinggi Sandi Negara).

Tak lupa kepada Kang Alan atas foto-fotonya, nuhun.