Saturday, 2 June 2012

Seminar Nasional Astronomi

Pentingnya Pendidikan Astronomi Sebagai Pemacu Perkembangan Sains dan Engineering 


From Left to Right
Prof. Thomas, Arip Nurahman(Me), Mr. Judhistira Aria Utama, M.Si.

Prof. Thomas Djamaluddin, M.Sc., D.Sc.
Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
http://tdjamaluddin.wordpress.com/
http://www.bdg.lapan.go.id/

Mr. Judhistira Aria Utama, M.Si.
Laboratorium Bumi dan Antariksa; Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan MIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

Mr. Ma'rufin Sudibyo, ST.
http://www.kafeastronomi.com/

Mimpi dan Harapan Bangsa Indonesia untuk menjelajahi Antariksa

"Sudah saatnya kita belajar….belajar…dan belajar untuk memperbaiki ketertinggalan bangsa kita. Ayo … siapa yang siap untuk memulai pelajaran baru terbang menuju ruang angkasa, pesawat sudah siap kita berangkat…go…go… KALAU MEREKA BISA KITA JUGA BISA"

 Gerakan Antariksa Indonesia

100 Juta Generasi Muda Indonesia Dukung Program Antariksa


INDONESIA RACE TO THE SPACE

Bagaimana Strateginya?

Awali dengan Pendidikan

1. Space Education

"Kita akan membangun pendidikan IPTEK keantariksaan dari jenjang pendidikan usia dini hingga perguruan tinggi, anak-anak muda Indonesia akan diperkenalkan dengan Space Science & Technology sejak awal, mereka akan berbondong-bondong untuk mempelajarinya, mengembangkannya dan memajukannya berlandaskan rasa pengabdian Terhadap Pencipta Alam Raya ini.

a. Space Science & Technology for Early Education
b. Space Science & Technology for K-12 Education
c. Space Science & Technology for Higher Education 
Indonesian University Space Research Association

Program Antariksa Indonesia

Tahun 2045 Indonesia Menjadi Salah Satu Negara Antariksa Terhebat di Dunia  
Rusia Negeri yang terletak di Eurasia utara ini bahkan sudah menyusun rencana besar untuk Indonesia. Alexander A Ivanov selaku wakil pemerintah Rusia mengungkapkan harapan negerinya bagi Indonesia. “Kami ingin Indonesia menjadi negara antariksa,” ucapnya seraya tersenyum. “Bahkan menjadi negara Antariksa pertama di Asia Tenggara.” 

Untuk mewujudkan harapan ini, pemerintah Rusia lantas menggandeng Indonesia dalam sebuah proyek yang dinamakan dengan sistem peluncuran udara atau Air Launch. Bagi masyarakat Indonesia, program ini mungkin terdengar asing. Barangkali karena belum 100 persen terselesaikan, maka pemerintah Indonesia jarang memunculkan informasi seputar perkembangan Air Launch. “Kami menyebutnya proyek unik. Air Launch adalah program peluncuran satelit komersial dari kawasan Indonesia yang didukung dengan teknologi Rusia,” jawab Ivanov. 

Biak Spaceport

 

(Biak Space Port)

Proyek Air Launch bermula pada 2003. Saat itu, pesawat luar angkasa jenis An-124-100 yang disebut dengan Ruslan mulai dikembangkan di Biak, Papua. Gubernur Biak memberi izin bagi Rusia untuk membeli 2,7 hektare tanah di pulau itu untuk konstruksi infrastruktur yang dibutuhkan. “Air Launch merupakan proyek yang jauh lebih murah dan efisien dibandingkan proyek peluncuran satelit lainnya,” ungkap Presiden Air Launch Anatoly Karpov, sebagaimana dilansir dari spacedaily.com. 

Dalam program AirLaunch, roket dibawa menembus Atmosfer dengan menggunakan pesawat Ruslan. Ketika pesawat mencapai ketinggian 10-12 km di atas bumi, Ruslan akan melepaskan roketnya hingga masuk ke orbit. Selanjutnya, saat Ruslan mencapai ketinggian 11.000 m atau sekira 500 km dari permukaan tanah, pesawat ini akan melakukan gerakan manuver sehingga mencapai posisi tertentu, lalu satelit didorong keluar menggunakan sistem bertekanan udara yang disebut dengan pneumatic system. 

Proyek ini bernilai sekira USD122 juta dan telah disepakati sejak 2006 silam. Perundingan program ini sudah berlangsung sejak 2003 lalu, namun sampai saat ini, program tersebut belum dapat dimulai. Menurut beberapa ahli, peluncuran roket pengangkut Polyot dari Ruslan akan menelan biaya sekira USD23 juta atau 50 persen lebih murah dibandingkan meluncurkan roket Soyuz-2 dari muka Bumi. Rusia sungguh menyemai ekspektasi besar agar program ini dapat segera terealisasi. “Jika semuanya benar-benar terwujud, mungkin saja Indonesia bakal menjadi negara antariksa terbesar di Asia,” ujarnya berharap.

Semoga Yang Maha Kuasa Mendekap Mimpi-Mimpi Rakyat Indonesia.
Semangat