Sunday, 1 April 2012

Mengenal Sistem Transportasi Antariksa


"A man may die, nations may rise and fall, but an idea lives on." 
~John F. Kennedy~ 

Perkembangan Teknologi Antariksa di Indonesia, Indonesia belum pernah terlibat secara langsung dalam eksplorasi ruang angkasa, tetapi Indonesia sebenarnya termasuk negara yang cukup disegani karena pengalamannya dalam mengeksploitasi teknologi keantariksaan.

Saat penggunaan satelit bagi sebagian besar negara masih sangat jarang, Indonesia telah meluncurkan satelitnya yang pertama, Palapa A1 pada 9 Juli 1976. Ini mencatatkan Indonesia sebagai negara ketiga di dunia setelah AS dan Canada yang menggunakan satelit komunikasi domestiknya sendiri.

Indonesia juga sudah memanfaatkan jasanya untuk meluncurkan satelit Palapa generasi kedua, Palapa B1, pada 19 Juni 1983.





  • ORBITER MANUFACTURING AND ASSEMBLY

  • OPERATIONAL IMPROVEMENTS AND MODIFICATIONS



  • Indonesia sebenarnya memiliki potensi yang jarang dimiliki negara lain untuk mengembangkan teknologi antariksanya sendiri. Potensi itu berupa garis katulistiwa yang membentang di atasnya. Sekitar 13% dari garis katulistiwa berada di atas wilayah Indonesia. Dengan demikian, Indonesia tercatat sebagai negara pemilik garis katulistiwa yang terpanjang di dunia.

    Hal ini menjadikan wilayah Indonesia sebagai tempat yang sangat ideal untuk menjadi lokasi peluncuran roket pengangkut satelit. Peluncuran roket dari dekat garis katulistiwa akan lebih menghemat bahan bakar roket, dan karenanya lebih murah dari segi biaya.

    To Be Continued

    Sumber:

    NASA
    LAPAN
    Wikipedia


     

    Yuk Kita Mengenal Energi Gelap

    Nature of dark energy

    The exact nature of this dark energy is a matter of speculation. It is known to be very homogeneous, not very dense and is not known to interact through any of the fundamental forces other than gravity. Since it is not very dense—roughly 10−29 grams per cubic centimeter—it is hard to imagine experiments to detect it in the laboratory. 

    Dark energy can only have such a profound impact on the universe, making up 74% of all energy, because it uniformly fills otherwise empty space. The two leading models are quintessence and the cosmological constant. Both models include the common characteristic that dark energy must have negative pressure.

    Kunjungi Juga:


    Wikipedia