Wednesday, 12 December 2012

Mengungkap Rahasia dan Misteri Angka-Angka dari Sudut Pandang Sains I

Ada apa dengan Pukul: 12 lewat 12 menit lebih 12 detik, Pada Tanggal 12 Bulan Ke 12 Tahun 2012?

Apakah segala sesuatu yang ada di alam semesta itu terjadi karena kebetulan belaka?

Ataukah kejadian-kejadian di alam raya ini hanya sebuah proses acak dan chaos semata?

Atau jangan-jangan ada Sang Maha Cerdas dibalik semua Penciptaan Alam Jagat Raya ini?



"The numbers are the key to everything."
~Prof. Jonathan Koestler, a professor of astrophysics at MIT~

Secara sederhana angka memang tidak menyimpan rahasia apapun, kecuali sebagai media perhitungan. Mewakili jumlah “sesuatu”. Namun, tidak jarang pula orang suka mengotak-atik angka untuk dicari maknanya. Bahkan, ada beberapa angka sangat digandrungi sebab diyakini membawa keberuntungan. Begitu pula, ada angka yang dijauhi, tidak diminati sebab bisa membawa sial. Begitulah, kenyataannya angka tidak berhenti hanya sebagai perhitungan tetapi mempengaruhi peruntungan dan kebuntungan. 

13 merupakan angka yang sangat tidak disukai. Konon, angka tersebut angka naas, angka sial atau sejenisnya. Padahal kalau dipikir-pikir, bukankah 13 juga angka selayaknya angka 12, 11, 14 atau yang lainnya. 

Tetapi, mengapa banyak yang menghindari? 

Sedangkan angka 9 diyakini angka yang baik, meski kebaikan seperti apa juga tidak diketahuinya? 

Apakah masalah beruntung-celakanya dari angka sebetulnya hanya sugesti mental, tahayul-tahayul yang berurat akar pada masyarakat? 

Ataukah memang angka-angka, kombinasinya menyimpan kekuatan di dalamnya? 

Sehingga dia (angka) bukan lagi sebagai alat pembilang suatu hal semata? 

Numerology

Bidang numerology dan daya magis angka telah menarik perhatian umat manusia selama ribuan tahun. Matahari dan bulan, sebagai tanda-tanda dalam buku agung alam semesta menjadikan manusia merasa bahwa angka-angka memiliki berbagai keistimewaan khusus yang bukan hanya mengelilingi serta menunjukkan ruang dan waktu dalam rumusan-rumusan abstrak, melainkan juga menjadi bagian dari sebuah sistem hubungan yang misterius dengan bintang-bintang dan berbagai fenomena alam lainnya. 

Pengetahuan tentang makna dan rahasia angka-angka tercermin dalam adat-istiadat, cerita rakyat, kesusastraan, arsitektur, dan musik yang dipandang sebagai memanifestasikan harmoni kehidupan. Simbolisme angka memang sangat beragam, dan berbagai kesamaan yang menakjubkan dalam menafsirkan angka-angka bisa ditemukan dalam berbagai kebudayaan yang berbeda.

Setiap peradaban memiliki tanda-tanda angkanya sendiri. Kita bisa membayangkan quipus (tali-tali yang diikat dengan berwarna-warni untuk mencatat kejadian atau mengirim berita di zaman dahulu) di mana utang-utang digoreskan dengan garis-garis yang berbeda. Ungkapan dalam bahasa Jerman, Etwas auf dem kerbholz haben, “memiliki seuatu tentang catatan seseorang”, dalam pengertian bahwa ia telah melakukan sejumlah dosa atau pelanggaran, mencerminkan cara berhitung terkemudian.

Angka Arab, seperti yang telah kita kenal dan dipakai sekarang, mengikuti huruf-huruf semitik kuno, yang disebut abjad, dan karena setiap huruf memiliki makna ganda, kita dapat dengan mudah membentuk hubungan antara nama-nama, kata-kata yang bermakna, dan angka-angka.dalam tradisi Islam seni mengasilkan kronogram-kronogram yang elegan dan sangat maju, dan pada waktu-waktu kemudian judul sebuah buku bisa digunakan untuk mencatat tanggal selesai penerbitannya.

Kepercayaan kuno pada tatanan angka telah menggiring, seperti dalam kasus Kepler, pada penemuan-penemuan ilmiah, tetapi jauh lebih sering mendorong pada manipulasi-manipulasi magis. 

Kepercayaan pada kekuatan mistisisme angka seperti ini masih bertahan hingga sekarang.

Semisal angka 9, dapat diinterpretasikan secara bermacam-macam. Ternyata angka Sembilan tidak hanya sebagai angka keberuntungan, tetapi juga angka kenegatifan, misalnya Petrus Bungus yang menyamakan angka Sembilan dengan sakit dan kesedihan dan mengatakan bahwa mazmur kesembilan berisi ramalan antikristus.

Interpretasi lain yang telah dikenal sejak zaman kuno menekanan watak angka 9 yang nyaris sempurna. Troy dikepung selama 9 tahun, dan Odysseus menempuh perjalanan dalam rentang waktu yang sama. Sembilan malaikat dalam Dante adalah refleksi dari kesempurnaan angka 3, yang kemudian dilengkapi dengan Tuhan yang Esa yang meliputi segala sesuatu sehingga membentuk keutuhan 10. 

Interpretasi “surgawi” lain atas angka 9 bisa ditelisik dari perannya sebagai hasil 8 +1, keindahan agung dan tinggi.

Kedudukan 9 yang serupa bisa dijumpai di dalam filsafat Ikhwan ash Shafa dengan tingkat eksistensinya: satu pencipta, 2 jenis intelek, 3 jiwa. 4 jenis materi, 5 jenis alam, alam badaniah yang ditentukan dengan 6 arah, 7 langit berplanet, 2 x 4 unsur, dan terakhir 3 x 3 tingkat kerajaan bintang, tumbuhan dan mineral.

Menurut kosmologi Islam, alam semesta dibangun dengan 9 langit. Di luar bumi terdapat langit bulan. Di atasnya terdapat langit Merkurius dan Venus. Langit matahari merupakan titik tengah di antara 7 langit berplanet, dan, karenanya, sering disebut “Pusat Alam Semesta.” Tiga langit berplanet dan selebihnya adalah langit Mars, Yupiter, dan Saturnus. 

Di luar itu ada langit kedelapan, yakni langit yang berisi bintang-bintang dengan kedudukan tetap. Sampai di sini struktur alam semesta sama seperti yang dikemukakan oleh Ptolemy, tetapi astronom Tsabit ibn Qurrah dan Harran (w.901) menambahkan langit kesembilan untuk menjelaskan apa yang dianggapnya semacam “kacaunya panjang siang dan malam,” dan kebanyakan astronom Muslim mengikuti pendapat-pendapatnya.

Langit kesembilan biasanya disebut falak al-falak, “langitnya langit”, dan langit kesembilan ini diyakini tidak mempunyai bintang.

Dalam sebuah artikel “Triskaidekaphobia” (ketakutan pada angka 13), Paul Holfman menulis di Smithsonian Magazine Februari 1987 bahwa fobia yang namanya sulit dieja ini:

“Menelan biaya satu miliar dolar Amerika per tahun karena fobia itu menyebabkan orang mangkir dan pembatalan keberangkatan kereta dan pesawat terbang, serta mengurangi aktivitas perdagangan pada tanggal tiga belas setiap bulannya”.

Kenapa ketakutan ini terjadi? 

Apa yang menjadi tonggak permasalahan dengan angka 13 sehingga begitu fobianya? 

Dan apakah semua peradaban, angka 13 dianggap angka buntung?

Tradisi Kristen memandang ketakutan angka 13 ini sebagai sebuah kenangan akan Jamuan Terakhir. Waktu itu, salah seorang murid ketiga belas mengkhianati Yesus. Namun, munculya peran negatif angka 13 dalam peradaban-peradaban Timur Dekat dan budaya-budaya yang berasal darinya jauh lebih awal. Seperti 11, 13 adalah angka yang melampui sebuah sistem utuh yang dilambangkan dengan 12, angka zodiac. Masih dalam tradisi Kristen, dengan berpatokan pola 12 + 1 pada Jamuan Terakhir, sering disebut sebagai angka hierarki-hierarki infernal. Sama halnya, tukang-tukang sihir sering tampil dalam kelompok-kelompok 13.

Angka ini secara umum dikaitkan dengan sihir dan black magic, dan di sini kotak magis yang bertalian dengan Mars memainkan peran penting, karena angka sentralnya adalah 13, dan jumlahnya selalu sama dengn 5 x 13.

Dalam dongeng Eropa, misalnya, 1 anak perempuan dan 12 anak laki-lakinya (yang kerap disihir menjadi binatang sehingga ia harus menyelamatkannya). Cerita-cerita Yunani. Kapten 13 dibuang ke dalam jurang yang sangat dalam sebagai awak terakhir, meski demikian ia selamat. Di Prancis, konon, setan selalu minta korban setiap orang ketiga belas yang melewati sebuah jembatan tertentu sebelum akhirnya diselamatkan oleh anggota ketiga belas dari sekelompok orang lain.

Tetapi tidak selalu angka 13 dianggap sebagai angka buntung, malah sebaliknya sebagai angka untung. Suku Maya, dalam agama Maya Kuno angka 13 mempunyai nilai yang penting. Dalam salah satu varian dari angka 19 angka ditambah dengan nol yang disebut dengan varian “berkepala,” 13 angka dibedakan dengan tanda kepala dewa yang berlainan. Selain itu, 20 tanda untuk hari-hari selama satu bulan dikombinasikan dengan angka-angka 1-13, dan penyusunan sebuah kalender dilakukan dengan ramalan (prognostication).

Sebagaimana dalam kebudayaan Maya Kuno, 13 juga dianggap sebagai angka sakral dan menguntungkan dalam tradisi Ibrani. Cabala memandangnya sebagai angka keberuntungan karena nilai numeriknya dalam bahasa Ibrani membentuk kata Ahad “Esa,” sifat terpenting Tuhan.

Seorang peramal Kerajaan Talmud mengatakan bahwa “pada suatu hari nanti tanah Israel akan terbagi menjadi 13 bagian, dan ketiga belas akan jatuh ke tangan raja Isa.”

Kabala dibagi menjadi 13 sumber surgawi, 13 pintu berkah, dan 13 sungai minyak balsam yang kelak akan dijumpai orang-orang salih di surga.

Ada apa dengan Angka 12?



Sistem kalender purba hingga modern hampir sebagian besar menetapkan jumlah bulan dalam setahun ada 12. Banyak makna dan peristiwa penting yang bisa dikaitkan dengan angka 12 ini, bukan hanya sistem penanggalan kalender.

Nama-nama bulan yang dikenal dunia modern sekarang berasal dari kalender Gregorian. Ke-12 nama bulan tersebut dalam bahasa Indonesia adalah Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, Nopember dan Desember.

Dalam kalender Suku Maya disebutkan kalau kiamat akan terjadi pada bulan ke-12 tahun 2012.

Dalam kalender Hijriyah (Islam) juga dikenal dengan 12 nama bulan yaitu Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Syaban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah dan Dzulhijjah.

Dalam tradisi Israel dikenal dengan 12 suku Israel yaitu Ruben, Simeon, Lawi, Yehuda, Zebulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf, Benyamin. Ke-12 suku ini kemudian berdiaspora ke luar tanah Kanaan. Selain itu dalam literatur agama juga dikenal dengan 12 Murid Yesus (Nabi Isa AS) yaitu Petrus, Andreas, Yakobus Besar, Yakobus Kecil, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Matius, Thomas, Tadeus, Simon dan Yudas Iskariot. Dalam Islam istilah 12 sahabat Isa dikenal dengan nama Hawariyun. Dan ternyata Nabi Musa juga punya 12 sahabat sejati yang dikenal dengan sebutan Asbat.

Dalam tradisi Islam aliran Syiah angka 12 sangat penting, karena 12 merujuk pada 12 imam besar dalam Syiah yang dimulai dari Ali Bin Abi Thalib dan imam ke-12 adalah Imam Mahdi. Konon penyebutan 12 Imam besar Syiah ini banyak dipengaruhi oleh tradisi bangsa Israel. Wallahualam.

Bagi umat Islam angka 12 juga punya nilai historis yang penting karena Nabi Muhammad dilahirkan pada tanggal 12 Rabiul Awal. Dalam Quran kitab suci yang dibawa Nabi Muhammad surah ke-12 adalah Surah Yusuf. Yusuf atau Yosef (bhs. Ibrani) Merupakan salah satu nabi Bani Israel yang diceritakan memiliki wajah yang tampan.

Angka 12 bagi orang China yaitu 12 shio yang tiap shionya punya makna dan filosofi yang berbeda, ke-12 shio itu adalah Tikus, Sapi, Harimau, Kelinci, Naga, Ular, Kuda, Domba, Monyet, Ayam, Anjing dan Babi Hutan.

Sedangkan dalam astrologi Yunani angka-12 berarti 12 Zodiak yaitu Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, Sagitarius, Capricornus, Aquarius, dan Pisces. Zodiak sendiri dipercaya berasal dari peradaban lembah sungai Eufrat di Mesopotamia dan berkembang di kebudayaan Yunani.

Jangan lupakan di tubuh Manusia dalam sistem pencernaannya ada yang dinamai dengan usus dua belas jari, fungsi usus ini menyalurkan makanan ke usus halus. Dinding usus 12 jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.

Kalau yang ini pasti disukai oleh lelaki dewasa mungkin wanita juga suka, dalam salah satu artikel rubrik kesehatan ada yang menulis tentang 12 cara bikin orgasme lebih dahsyat yang berisi tentang trik membantu wanita mencapai orgasme yang dahsyat. Kalau artikel seperti ini biasanya banyak di buru pembaca.

Di beberapa negara yang percaya angka 13 sebagai angka sial, nomor lift di negara tersebut biasanya lompat dari angka 12 ke angka 14 atau nomor 13 diganti dengan nomor 12a.

Rupanya angka 12 telah membawa kita melanglang buana ke penjuru dunia dari zaman purba hingga zaman millenium, saatnya kembali ke negeri kita sendiri. Angka 12 juga terdapat dalam sastra Melayu yaitu Gurindam 12. Gurindam 12 merupakan karya sastra Raja Ali Haji, seorang sastrawan Melayu keturunan Luwu di Sulsel. Ada yang menyebut Gurindam 12 merupakan cikal bakal bahasa Indonesia.

Dengan demikian, mengenai kesakralan suatu angka, untung-rugi yang diyakini di dalamnya belum tentu sama antara budaya satu dengan yang lain, antara keyakinan satu dengan yang lain. 

Sepertinya makna yang terkandung di dalam angka sangat bergantung dari interpretasi masyarakat yang dikontruks oleh cara pandang, keseharian, bahkan dikaitkan dengan suatu peristiwa yang terjadi dan menimpa salah satu tokoh yang dikagumi masyarakat. 

Dan, mungkin lebih bijak bagi kita dalam menyikapi misteri, rahasia dalam angka tersebut dengan bertanya:

“Bagaimana bila?”

Itu jalan terbaik untuk keluar dari kungkungan angka yang bisa saja sampai hari ini menghambat pola pikir dan kemajuan manusia.


Bersambung Ke Bagian : II