Monday, 20 May 2013

Pelayaran Kapal Luar Angkasa


"Antariksa: Adalah Batas Akhir, Ini adalah perjalanan kapal luar angkasa Enterprise, untuk mengeksplorasi dunia baru yang aneh, untuk mencari kehidupan baru dan peradaban baru, untuk berani pergi ke mana tidak ada seorangpun yang telah pergi sebelumnya." 
*Kapten James T. Kirk*




"Vulcans do not lie."
*Spock*

Bagaimana seseorang menghadapi suatu pilihan yang sulit?

Perasaan ketika menghadapi kematian atau pada saat Sakaratul Maut?
[Psikologi Kematian]

Sebuah Kisah Fiksi Ilmiah yang menyampaikan sebuah tema, petualangan antariksa, persahabatan, kekeluargaan dan kemanusiaan.

Semoga Bermanfaat

Menyongsong Zaman Kebangkitan Quantum

Coba kita tarik pandangan ke dunia luar sebentar.


LOMPATAN BESAR YANG SANGAT CEPAT (Lompatan Quantum/Quantum Leap) selalu ada pada pemimpin-pemimpin yang agresif dan penuh ide-ide kreatif. 

We were Once, A Great and Super Nation 

Kita sebagai bangsa yang baru lahir kembali, kita harus dengan cepat sekali, cepat, berlari dan terbang mengejar keterbelakangan kita ini!

Mengejar disegala lapangan. 

"Maka rakyat kami (oleh kaum imperialis) dibikin rakyat yang ‘hidup kecil’ dan ‘nrima’, rendah pengetahuannya, lembek kemauannya, sedikit nafsu-nafsunya, padam kegagahannya, rakyat ‘kambing’ yang bodoh dan mati energinya." 

R.A Kartini pernah menulis: Bangsa yang bodoh dan melarat dapat lebih mudah dikuasai daripada bangsa yang terdidik dan berpengetahuan tinggi.

Apakah Indonesia bangsa kuli? 

Een natie van koelies, en een koeli onder de naties? 

Di suatu masa, Indonesia adalah bangsa yang dihormati seluruh dunia, disegani bahkan oleh bangsa-bangsa Superpowers. 

Kita adalah bangsa yang berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa terbesar di dunia. 

Ir. Sukarno sejak remaja (di hbs/SMU) sudah senang membaca buku-buku filsafat Voltaire dan Rousseau, tokoh-tokoh Marx, Karl Kautsky, dan Lenin, juga para bapak bangsa Amerika, Washington, Jefferson, dan Lincoln. 

Ada juga Ernest Renan dan H.G Wells. 

Sukarno juga belajar berpidato selain dari Tjokroaminoto juga dari membaca buku seperti dari Adler dan Jean Léon Jaurès (1859-1914), pemimpin sosialis Prancis. (Siapakah tokoh-tokoh yang begitu dikagumi Sukarno ini? lihat Wikipedia.org) 

Selama masa Hbs (SMA) ia (Sukarno) bagaikan busa yang mengisap semua informasi intelektual yang bisa ia peroleh. 'Buku menjadi teman saya,' ceritanya." Kutipan dari Soekarno, Biografi 1901-1950, Lambert Giebels). 

Dr. Mohammad Hatta memiliki perpustakaan besar, sangat besar. 

Jumlah bukunya? 

30.000 buah. 

Ia sudah sangat gemar membaca sejak kecil. Semua Bapak bangsa Indonesia sejak sekolah menengah (Hbs) menguasai 4 bahasa sekaligus, Belanda, Prancis, Inggris, Jerman. 

Ini berarti mereka juga mempunyai kemampuan menyerap pengetahuan, dari 4 bahasa dunia sekaligus. Keunggulan mereka, daya belajar mereka, pengetahuan mereka yang unggul. 

(Cukup jelas kan kenapa mereka dulu bisa mengalahkan kaum Imperialis: Belanda, Jepang, Inggris, Portugis dsb?) 

Jika para tokoh bangsa Indonesia itu menyerap semua pengetahuan dunia seperti itu, bagaimana mungkin mereka tidak menjadi sejajar dengan para tokoh besar dunia? 

Jika nanti Ratusan Juta Manusia Indonesia menyerap pengetahuan dari semua manusia-manusia terbesar dunia, bukankah ratusan juta manusia itu juga akan menjadi manusia-manusia yang unggul di dunia? 

(Ratusan juta manusia yang akan menyerap semuanya, dari Manusia Terbaik Sepanjang Sejarah Peradaban, Buku. Membaca Belajar). 

Dan pastikan anak kita senang belajar dan membaca, dia mungkin juga akan jadi orang besar. 

Great Input = Great Mind. 

(Sinetron Input = Sinetron Mind. Ratusan Juta Orang Nonton Sinetron Tak Berkualitas = Sinetron Nation = Dark Ages/Zaman Kegelapan) 

Read. Learn. Share. Nalar. Ajar. Terusan Budi.

"Super Knowledge = Curiosity + Creativity + Righteousness + Courage + Indomitable spirit."
~Arip~

Mari Kita Tingkatkan Kualitas Belajar Kita.

Amin, Insha Allah Bisa!