Sunday, 30 June 2013

Menggagas Sekolah Menengah Khusus Sciences

"Education is the most powerful weapon which you can use to change the world." 
*Nelson Mandela* 

Allhamdulilah setelah melakukan Olah Raga di pagi hari, menonton anak-anak Sekolah Sepak Bola Arsenal berlatih dan juga para siswa sekolah menengah bertanding Bulu Tangkis di kejuaraan Universitas Pendidikan Indonesia, akhirnya penulis dapat "Bebenah" kamar kosan yang kondisinya sangat "Chaos" he..he..he..

Kembali membersihkan buku-buku yang penuh debu, menyortir kertas-kertas catatan pelajaran, dan tentu saja menemukan kembali serpihan kenangan-kenangan masa lampau zaman "Baheula" mengenai pengalaman hidup yang kadang membuat tertawa sendiri, bingung, aneh dan "rada" membuat "nyeredet kana hate"
Wkwkkwkwkw.,.ada-ada sajah.,.ini mah., yang penting tempat "bobo" jadi nyaman kembali.

Sempat Juga menonton Film bareng teman-teman yaitu kang Ahmad Fauzan & Kang Indra Saeful Alam, di antaranya Johnny English, 21 dan The Amazing Spider-Man. Meskipun pernah menonton film tersebut tapi masih seru untuk disaksikan.

ABILITY: When You Make Three Generations of People Laugh Their Socks off Without 
Uttering a Single Word

Dalam Johnny English sang Mr. Bean [Rowan Sebastian Atkinson, M.Sc.] berperan menjadi seorang agen rahasia yang sangat konyol hingga membuat kami selalu tergelak tawa sepanjang adegan, luar biasanya ternyata beliau adalah, peraih gelar Master of Science dalam bidang Electrical Engineering dari Universitas Oxford yang legendaris.

21, sebuah kisah nyata yang menceritakan seorang mahasiswa Genius MIT yang ingin melanjutkan ke Harvard Medical School, namun terkendala biaya, karena harus menyediakan uang sekitar US $ 300.000. dia berusaha mendapatkan beasiswa dengan berbagai cara.

Padahal segala cara sudah dilakukan mulai dari kerja sampingan, menabung hingga mengajukan beasiswa. Sayangnya, beasiswa itu terancam ditolak, lantaran mahasiswa jenius lainnya yang juga menginginkan beasiswa tersebut. Itulah yang dialami oleh Ben Campbell di Film berjudul “21″ yang ingin melanjutkan studinya di Kedokteran Harvard.

Menurut Sang Rektor, Ben harus memiliki factor “X” yang membuatnya pantas mendapatkan beasiswa itu.

Di sinilah kegalauan Ben yang dibintangi Jim Sturgess dimulai. Film arahan sutradara  Robert Luketic yang dirilis 2008 ini gak sekedar mengisahkan kehidupan mahasiswa biasa. Tapi juga permainan gemilang Black Jack di Kasino Las Vegas yang menjadi kunci utamanya.

Di saat Ben sedang putus asa, Profesor Matematikannya yang bernama Mickey Rosa sangat kagum dengan perhitungan Ben. Ia merasa Ben bisa mencari keuntungan dari kepintarannya itu. Maka, Mickey mengajak Ben untuk bergabung dengan sebuah perkumpulan kecil rahasia “Para Penghitung” yang selalu berkumpul selepas jam kuliah.

"I had a 1590 on my SAT, I got a 44 on my MCAT, and I have a 4.0 GPA from MIT. I thought I had my life mapped out, but then I remembered what my non linear equations professor once told me, always account for variable change"
*Ben Campbell*


The film is inspired by the true story of the MIT Blackjack Team as told in Bringing Down the House, the best-selling book by Ben Mezrich.

Di kelompok tersebut, terdapat beberapa orang pelajar Jill Taylor (Kate Bosworth), Choi (Aaron Yoo), Kianna (Liza Lapira), dan Fisher (Jacob Pitts) yang dilatih Mickey untuk bermain Black Jack. Tentunya bukan bermain Black Jack seperti umumnya, tepatnya mereka menghitung kartu dengan peluang dan statistik. Tentunya, kalau dalam sebuah kasino, cara ini gak boleh dilakukan. Bahkan kecurangannya lebih besar dari pada menandai kartu.

Awalnya, Ben menolak karena dia gak suka bermain Black Jack. Tapi, ternyata dalam grup itu terdapat seorang cewek cantik bernama Jill, yang diam-diam telah lama disukainya. Pikiran Ben menjadi berubah ketika Jill mendekati dan merayunya untuk bergabung. Terdesak dengan impiannya menjadi dokter dan mengencani gadis pujaannya, Ben akhirnya ikut.

Penasaran bagaimana akhir ceritanya?

Sebaiknya sahabat pembaca harus menontonya.

The Amazing Spider-Man, inilah kisah Super Hero yang diceritakan masih sedang sekolah di sebuah SMA khusus Scinces di Amerika [Midtown Science High School], Piter Parker merupakan anak dari seorang ilmuwan hebat yang tiba-iba menghilang dengan penemuannya mengenai sebuah Algoritma yang dapat menyatukan kemampuan antar Species.

Dengan peralatan canggih dalam bidang IPTEK di gambarkan perusahaan Osborn Corporation, sebuah perusahaan riset dalam bidang pertahanan, BioMedis dan Kimia meneliti DNA-DNA makluk hidup.

Penulis terinspirasi untuk mengembangkan sekolah-sekolah di tanah air yang khusus mendalami bidang SainTek canggih namun juga tidak melupakan aspek IMTAQ nya.

Di bawah ini adalah daftar Sekolah Menengah Atas Terbaik di Indonesia

Beberapa Sekolah Menengah Terbaik di Indonesia
 
1. SMA Taruna Nusantara, Magelang

SMA Taruna Nusantara merupakan salah satu sekolah menengah atas unggulan di Indonesia yang diakui memiliki kedisiplinan yang sangat tinggi, sehingga tidak sedikit masyarakat yang mencap kampus ini sebagai sekolah semi-militer.

SMA yang berlokasi di Kota Magelang ini menerapkan sistem asrama, dimana SMA ini merupakan salah satu pelopor sekolah berasrama yang saat ini sedang menjamur. Alumni SMA ini sebagian besar melanjutkan ke AKADEMI MILITER baik Darat, Laut dan Udara bahkan mendominasi di Akademi Kepolisian.

2. SMA Negeri 8 Jakarta

Tak diragukan lagi SMA 8 Jakarta merupakan Sekolah Menengah Atas No 1 di ibukota, alumninya mendominasi kampus-kampus terkemuka negeri ini seperti Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Sekolah ini memiliki prestasi segudang baik nasional maupun internasional, tidak jarang peserta olimpiade internasional adalah siswa-siswi yang berasal dari SMA ini.

3. SMA Negeri 3 Bandung

SMA 3 Bandung merupakan Sekolah Menengah Atas yang sangat terpandang di Kota Bandung, sekolah ini dicap sebagai sekolah terbaik di kota kembang. Ada anekdot yang menyatakan bahwa SMA 3 Bandung merupakan sekolahnya ITB, artinya sebagian besar alumni SMA 3 Bandung mendominasi bangku perkuliahan di ITB. Prestasi yang diraih siswa-siswi SMA 3 Bandung tidak hanya mencakup nasional saja melainkan juga internasional.

Penulis pernah mendampingi sahabat karib Kang H. Bambang Achdiyat, S.Pd. melakukan penelitian di SMA hebat ini beberapa tahun yang silam.

4. MAN Insan Cendikia, Tangerang

MAN Insan Cendekia adalah lembaga pendidikan setingkat SMA yang sangat diperhitungkan di negeri ini meskipun cukup terbilang baru. Sekolah yang akrab disapa IC ini sangat mengedepankan IPTEK yang dilandasi dengan IMTAK kepada setiap siswa-siswinya.

Sekolah ini merupakan ide brillian dari Presiden Republik Indonesia ke-3, Bapak Prof. B.J. Habibie.

5. SMA Negeri 3 Semarang

SMA Negeri 3 Semarang merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas terbaik di Indonesia, bahkan KEMENDIKBUD menobatkan sekolah ini sebagai SMA terbaik di Indonesia. Sekolah yang beralamat di Jalan Pemuda No. 149 Kota Semarang ini memiliki prestasi yang sangat luar biasa, baik akademik maupun non akademik. Sekolah ini juga merupakan salah satu sekolah pelopor untuk sekolah bertaraf internasional.

6. SMA 1 Teladan, Yogyakarta

Sebenarnya nama akademiknya adalah SMA Negeri 1 Yogyakarta, akan tetapi masyarakat Jogja akrab menyebutnya dengan SMA 1 Teladan. SMA ini merupakan Sekolah Menengah Atas unggulan di Provinsi Yogyakarta dengan prestasi yang segudang sejak dulu kala. SMA ini sangat legendaris, karena sudah ada sejak jaman penjajahan kolonial Belanda dan sampai sekarang masih berdiri kokoh.



IRM Forsalim, Kang Agus Haeruman, S.Si., Kang Jendri Irawan, S.Pd. dan Kang Fadly, Kang Haris serta Kang Supriatna telah mengunjungi SMA ini dengan mengajak adik-adik IRM-Manbaul Ulum SMAN 1 Banjar.

7. SMA Negeri 5 Surabaya

Smalabaya merupakan sapaan akrab untuk SMA Negeri 5 Surabaya, salah satu sekolah unggulan yang berada di Kota Surabaya, Jawa Timur. Alumninya mendominasi perkuliahan dikampus-kampus terkemuka negeri ini khusunya diwilayah Jawa Timur seperti Institut Teknologi 10 November, Universitas Airlangga, dan Universitas Brawijaya. Tidaklah mengherankan jika sekolah ini mendapatkan prosentasi tertinggi dalam penerimaan SMPTN/SBMPTN.

8. SMA Negeri 4 Denpasar

Salah satu Sekolah Menengah Atas unggulan dan favorit dipulau dewata adalah SMA Negeri 4 Denpasar. Sekolah ini sangat unik dengan arsitektur yang bernuasa Bali, diakui sebagai sekolah yang sangat menjunjung tinggi budaya lokal. SMA yang beralamat di Jalan Rinjani, Kota Denpasar ini memiliki fasilitas yang memadai untuk membantu proses belajar para siswa-siswinya disekolah.

9. SMA Negeri Plus Riau

Meskipun terbilang sekolah baru, SMA Negeri Plus Riau jangan dilihat sebelah mata. SMA ini merupakan Sekolah Menengah Atas unggulan di Provinsi Riau, sekaligus menjadi sekolah acuan untuk SMA-SMA yang berada di Riau. SMA ini sangat didukung oleh fasilitas pendidikan, mulai dari sarana prasarana yang sangat mendukung hingga tenaga pengajar yang minimal strata 2.

10. SMAK 1 BPK Penabur, Jakarta

SMAK 1 BPK Penabur merupakan sekolah swasta jempolan di ibukota dengan prestasi yang luar biasa. Sekolah ini sering sekali mengirimkan siswa-siswi pilihannya untuk berkompetisi dilevel nasional dan juga internasional, dan bahkan menjadi juaranya. Masyarakat ibukota mencap sekolah ini sebagai Sekolah Menengah Atas Swasta paling bergensi di Jakarta.

Penulis berharap dan mempunyai impian di masa depan sekolah-sekolah di Indonesia menjadi tempat belajar terbaik di dunia.

Minimal pada tahun 2030-2045 Indonesia mempunyai 10.000 sekolah yang sudah berkualitas dunia.

Semoga sekolah-sekolah di Indonesia semakin maju dan berkembang.

Amin Ya Allah Ya Robbal Alamin.
Diolah dari berbagai sumber, semoga bermanfaat.

Different Kinds of Reality

Relationship Between Matter and Energy.


So far we have been discussing matter and energy as though they were two entirely different kinds of reality.

Yet the two are usually inseparably related. Every object contains some kind of energy, and the idea of energy is usually meaningless unless it can be described in terms of the substance with which it is associated. For example, heat energy doess not exist in a true vacuum and electric energy usually resides in particles or objects.

In 1905, Prof. Einstein expressed the relationship between matter and energy with the following formula:

E = mc2

In which E stands for units of energy (work units), m stands for mass, and c is the speed of light. 

Einstein developed this formula entirely from theoretical considerations, and there was no way of verifying it in the laboratory at that time.

Recent experiments, however, have shown that the formula is probably correct.

The Great Teachers

Guru besar berbeda dari "great teacher", sebab seorang "great teacher" tidak harus seorang guru besar dan tidak semua (bahkan jarang) guru besar yang juga seorang "great teacher". 

Einstein dan Tjokroaminoto adalah contoh seorang "Great Teacher" yang bukan Guru Besar, sedangkan Planck dan Bohr adalah guru besar yang sekaligus "Great Teacher". 

Sering menjadi rancu.

Mungkin istilah Indonesia yang tepat untuk "Professor" adalah "Mahaguru", sebab istilah indonesia untuk "Student" adalah "Mahasiswa". 

Bagaimana dengan seorang dosen? 

Dosen tetaplah seorang guru, guru kecil yang kadang-kadang dibesar-besarkan. 

Apa syaratnya menjadi "Great Teacher?"

Prof. Bohr & Prof. Max Planck

Ada gelombang besar perubahan yang menghempas peradaban sebagai wujud gagasan besarnya melalui sepak terjang para murid-muridnya.

Dosen, kata tetangga sebelah adalah orang yang bukunya sak dos dan duitnya sak sen. he.,he.,ngerti kan maksudnya?

Berarti harus ada "Great Student", karena "Great Teacher" harus ada sepak terjang murid-muridnya. 

Sources:

Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Sc.
Arip Nurahman Notes
Modern Physics.
http://www.mpg.de/en [Max Planck Institute]