Ekspedisi Ilmiah Tulang Punggung Kemajuan Ummat
Bukan ajaran Qur’an yang terputus, tapi Naluri Ekspedisi dan Eksplorasi ummat yang kian tergerus.
"Eksplorasi Indonesia kita yang luas, Jengkali Afrika yang eksotis, dan Jelajahi Eropa yang megah."
*Para Pemimpi*
Bukan ajaran Qur’an yang terputus, tapi Naluri Ekspedisi dan Eksplorasi ummat yang kian tergerus.
Gaya hidup instan dan konsumtif semakin menggerogoti idealisme ini.
Walaupun disetiap zaman selalu ada obsesi-obsesi luhur personal yang mengalahkan zaman, tapi umumnya naluri ekspedisi ini ditumbuhkan atau dimatikan oleh masyarakat.
Misalnya, mimpi terbesar para mahasiswa adalah segera selesai kuliah untuk segera melamar kerja.
Maka bidang-bidang yang paling cepat menghasilkan finansial selalu paling padat.
Maka bidang-bidang yang paling cepat menghasilkan finansial selalu paling padat.
Karena kursi-kursi masyarakat belum diizinkan diduduki para ilmuwan murni.
Pencetakan generasi teknisi akan lebih diminati, yang akan merakit mobil, motor, ponsel, komputer impor untuk dijual di dalam negeri.
Pencetakan generasi teknisi akan lebih diminati, yang akan merakit mobil, motor, ponsel, komputer impor untuk dijual di dalam negeri.
Dibanding proyeksi satu tim pakar kimia, fisika, matematika, elektro, informatika yang dikirim belajar dalam satu proyek integral menciptakan produk-produk asli dalam negeri.
Saat naluri ekspedisi ilmiah hilang, umat Islam kehilangan tulang-tulang pengetahuan yang akan menegakkan kehidupannya, dan selalu mencari sandaran walau dari tongkat-tongkat keropos milik umat lain.
Tapi Perubahan itu Diciptakan, Bukan Dinantikan.
Tapi Perubahan itu Diciptakan, Bukan Dinantikan.
Karena fenomena masyarakat yang sekarang disaksikan adalah hasil pemikiran zaman muda mereka yang dibiasakan.
Sehingga wajah masyarakat 2-3 dekade lagi adalah refleksi gaya hidup pemuda hari ini.
Maka dari itu mari kita segenap pemuda tanah air bersatu padu memberikan kemajuan terbaik di bidangnya masing-masing bagi masyarakat sekitar kita, agar perubahan ke arah yang lebih baik dapat terjadi.
Keamanan dan Pertahanan Pangan Kita
Sabtu, 6 Juli 2013, Horeeeeee akhirnya kembali di ajak kakek dan nenek melihat pesawahan, tanaman pangan di Ampah, Pasir Bata, pelataran Sungai Ci Jolang.
Kembali belajar mencangkul tanah untuk menanam pepaya, membersihkan sawah dari rerumputan, kalau dalam bahasa Sunda-na mah "Ngarambetan" he.,he.,he., hadeuh.. "Garateul Euy".
Sempat juga membuat saluran air dari Bambu dan "Paralon" untuk pengairan air dari selokan, ternyata sangat susah sekali, bahkan penulis banyak diomeli sang kakek, karena kurang pandai membuatnya.
Ternyata memang memelihara Padi atau tanaman pangan lainnya itu tidaklah mudah sama sekali, membutuhkan keterampilan, kesabaran, kerja keras bahkan Iptek yang tangguh.
Maka dari itu ketika kita makan Nasi atau makanan yang lainnya habis-kanlah jangan sampai tersisa karena dalam setiap bulir padi terkandung keringat orang-orang yang rela mengorbankan segenap tenaga untuk memeliharanya.
Menjelang Dzuhur kami kembali pulang, duuuuh "Mani nyareri awak, cangkeul jaba garateul" capeeee sangat, wkwkkwkwkwk.
Namun menyenangkan dapat belajar bersama ke-dua kakek dan nenek dari pihak Ibu, merasakan perjuangan mereka, mendengar cerita-cerita dan harapannya.
Semoga kami semua dapat menjadi Kebanggaan kalian kelak, Amin.
Semangat!
Malam Minggunya. cie,.cie.,cie.,malmingan euy.,.ha.,ha.,ha., kami habiskan Bermain Badminton bersama di lapangan belakang Mahjid Al-Ikhlas.
Kembali bertemu dengan sahabat semasa kecil A Aditiana, A Ivan, Pak Dani, Mang Uyat, Paman, Adik, Keponakan dll. Bermain Bulu Tangkis sangat seru sekali meskipun penulis kalah he.,he.,he., mereka sudah pada jagoan maen Badmintonnya. Sehingga saya pun "Diherang". Hadeuhh.,.xi.,.xi., @_@.
Mesti sering olah raga nih biar fisik-nya kuat.,.ciat.,ciat.,ciat.,yes.
Semoga desa kami dan sekitarnya hingga masa depan kelak tak kekurangan pangan, air bersih dan udara segar, dihuni oleh penduduknya yang pada sehat-sehat dan kuat-kuat.
Amin.
Semoga.
Ucapan Terima Kasih Kepada:
Kang Muhammad Elvandi, Lc.
Lahir di Cibuntu Bandung 1986, Menamatkan S-1-nya di Universitas al-Azhar Mesir, pada fakultas Ushuluddîn, jurusan Da’wah wa Tsaqâfah al-Islâmiyyah.
Menikahi seorang muslimah Perancis keturunan Turki, Teh Neslihan Keles. Sekarang beliau sedang melanjutkan pendidikan Master di Institut Européen des Sciences Humaines (I.E.S.H.) di Paris Perancis.
Hatur nuhun kangge tulisan sareng motivasina anu sok nyaangan ka simkuring, mugia lancar dina nyiar elmuna kang.
Teman-Teman dan Sahabat-sahabatku semua, keluargaku di Desa Bangunharja.
Terima Kasih.
Sehingga wajah masyarakat 2-3 dekade lagi adalah refleksi gaya hidup pemuda hari ini.
Maka dari itu mari kita segenap pemuda tanah air bersatu padu memberikan kemajuan terbaik di bidangnya masing-masing bagi masyarakat sekitar kita, agar perubahan ke arah yang lebih baik dapat terjadi.
Keamanan dan Pertahanan Pangan Kita
Pesawahan dan Selokan Air di Pasir Bata, Bangunharja dekat Sungai Cijolang
Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah
Kembali belajar mencangkul tanah untuk menanam pepaya, membersihkan sawah dari rerumputan, kalau dalam bahasa Sunda-na mah "Ngarambetan" he.,he.,he., hadeuh.. "Garateul Euy".
Sempat juga membuat saluran air dari Bambu dan "Paralon" untuk pengairan air dari selokan, ternyata sangat susah sekali, bahkan penulis banyak diomeli sang kakek, karena kurang pandai membuatnya.
Ternyata memang memelihara Padi atau tanaman pangan lainnya itu tidaklah mudah sama sekali, membutuhkan keterampilan, kesabaran, kerja keras bahkan Iptek yang tangguh.
Maka dari itu ketika kita makan Nasi atau makanan yang lainnya habis-kanlah jangan sampai tersisa karena dalam setiap bulir padi terkandung keringat orang-orang yang rela mengorbankan segenap tenaga untuk memeliharanya.
Menjelang Dzuhur kami kembali pulang, duuuuh "Mani nyareri awak, cangkeul jaba garateul" capeeee sangat, wkwkkwkwkwk.
Namun menyenangkan dapat belajar bersama ke-dua kakek dan nenek dari pihak Ibu, merasakan perjuangan mereka, mendengar cerita-cerita dan harapannya.
Semoga kami semua dapat menjadi Kebanggaan kalian kelak, Amin.
Semangat!
Malam Minggunya. cie,.cie.,cie.,malmingan euy.,.ha.,ha.,ha., kami habiskan Bermain Badminton bersama di lapangan belakang Mahjid Al-Ikhlas.
Kembali bertemu dengan sahabat semasa kecil A Aditiana, A Ivan, Pak Dani, Mang Uyat, Paman, Adik, Keponakan dll. Bermain Bulu Tangkis sangat seru sekali meskipun penulis kalah he.,he.,he., mereka sudah pada jagoan maen Badmintonnya. Sehingga saya pun "Diherang". Hadeuhh.,.xi.,.xi., @_@.
Mesti sering olah raga nih biar fisik-nya kuat.,.ciat.,ciat.,ciat.,yes.
Semoga desa kami dan sekitarnya hingga masa depan kelak tak kekurangan pangan, air bersih dan udara segar, dihuni oleh penduduknya yang pada sehat-sehat dan kuat-kuat.
Amin.
Semoga.
Ucapan Terima Kasih Kepada:
Kang Muhammad Elvandi, Lc.
Lahir di Cibuntu Bandung 1986, Menamatkan S-1-nya di Universitas al-Azhar Mesir, pada fakultas Ushuluddîn, jurusan Da’wah wa Tsaqâfah al-Islâmiyyah.
Menikahi seorang muslimah Perancis keturunan Turki, Teh Neslihan Keles. Sekarang beliau sedang melanjutkan pendidikan Master di Institut Européen des Sciences Humaines (I.E.S.H.) di Paris Perancis.
Hatur nuhun kangge tulisan sareng motivasina anu sok nyaangan ka simkuring, mugia lancar dina nyiar elmuna kang.
Teman-Teman dan Sahabat-sahabatku semua, keluargaku di Desa Bangunharja.
Terima Kasih.