Friday, 7 June 2013

Kuliah Umum Ibu Een Sukaesih: Pendidikan Berbasis Kasih Sayang

Belajar Kepada Ibu Een Sukaesih

Selama penulis mengikuti berbagai Kuliah Umum baik Lokal, Nasional dan Internasional, rasanya inilah perkuliahan umum terbaik yang pernah penulis ikuti dan saksikan.

Siang ini selepas melaksanakan shalat jum'at di mesjid Al-Furqon, kami seluruh civitas akademika Universitas Pendidikan Indonesia menyaksikan kuliah umum di Balai Pertemuan Umum UPI oleh seorang Ibu Guru yang menurut hemat kami beliau adalah seorang guru terhebat sepanjang massa.

Kegiatan Selama Hampir 30 Tahun Ibu Een Sukaesih mengajar anak-anak


Beliau adalah Ibu Een Sukaesih

Tak henti-hentinya kami menitikan air mata kesedihan, kebanggaan dan rasa haru yang begitu mendalam atas perjuangan-nya mencerdaskan kehidupan bangsa.

Apa yang istimewa dan hebatnya dari beliau?

Ibu Een Sukaesih kembali ke almamaternya, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. beliau didaulat memberikan kuliah umum di kampus yang dulu bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung tersebut.

Sambil berbaring, perempuan yang lumpuh karena rheumatoid arthritis sejak 28 tahun itu memulai dengan mengisahkan masa mudanya. Setamat SMP, ia melanjutkan sekolah ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Sumedang dan kemudian melanjutkan ke IKIP Bandung mengambil jurusan psikologi pendidikan dan bimbingan.

"Tetapi, itu yang harus kita sikapi. Yang terpenting, kita mempunyai semangat untuk meraih yang terbaik agar bisa melewati saat-saat sulit yang kita alami," kata Ibu Een di Bandung.


Rheumatoid arthritis telah menyerangnya sejak Ibu Een masih di bangku kuliah. "Sakit adalah suatu penderitaan yang teramat sangat yang saya rasakan...diagnosa dokter menyatakan tidak ada obat yang dapat menyembuhkan. Sebenarnya, ketika itu pun hidup saya sudah terasa hancur. Mimpi saya sirna," ujar Een di hadapan sekitar 300 hadirin.

Namun, Ibu Een memiliki keyakinan hanya Tuhan yang menentukan segalanya. Karena itu, ia terus melanjutkan kuliah meski dengan menanggung sakit yang sangat.

"Dengan kehendak yang Maha Kuasa, Alhamdulillah, saya tamat dan selesai sampai wisuda," ujar Een. Kemudian, ia mendapat penugasan di SMK Sindang Laut cirebon.

Takdir menggariskan lain. "Ternyata saya harus pulang, karena kondisi penyakit saya semakin parah. Sejak itulah, saya tidak bisa berjalan lagi sampai sekarang," papar Een.

Sudah 28 tahun IBu Een berada dalam kondisi lumpuh total. Selama itu pula, Ibu Een membaktikan hidupnya untuk mendidik anak-anak dalam sebuah kamar berukuran 2 x 3 meter di kampungnya Dusun Batukarut, RT 01 RW 06, Desa Cibeureum Wetan, Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat.



Presiden dan Ibu Negara Bertemu dengan Ibu Een Sukaesih

Rahasia Kebangkitan Ibu Een Sukaesih


Namun, perempuan kelahiran 10 Agustus 1963 itu tidak patah arang. Dia terus mencoba bangkit dan yakin Tuhan tidak akan membiarkannya terpuruk dalam penderitaan. Dari atas tempat tidurnya, Ibu Een berusaha mengamalkan ilmu yang dia punya kepada anak-anak di sekitar tempat tinggalnya.

"Tetapi Yang Maha Kuasa, Maha Segalanya, tidak membiarkan saya terpuruk dalam penderitaan. Terbukti dengan dihadirkannya anak-anak, saudara-saudara saya yang ingin belajar membaca, menulis, dan mengerjakan tugas dari sekolah," katanya.

Dari situlah Ibu Een bisa bangkit dari keterpurukannya. "Alhamdulillah, saya bersyukur, dari situlah saya bangkit kembali. Dengan niat yang ikhlas, hanya mengharap ridho Allah, saya mencoba berbagi ilmu," sambung lulusan D3 IKIP Bandung ini.

Awalnya, Ibu Een sadar atas kemampuannya yang terbatas. Namun, itu tidak menghalanginya untuk berbagi ilmu kepada anak-anak. Lama-kelamaan, semaki banyak anak didik yang datang ke rumahnya untuk menuntut ilmu.

"Dengan tekad yang kuat, tekad saya ingin mencerdaskan anak bangsa, anak-anak pun dari mulut ke mulut mereka menyampaikan kepada teman-temannya dan sekarang murid saya kurang lebih 35 orang," ujarnya.

"Alhamdulillah saya sangat bersyukur, penderitaan yang bertubi-tubi menuntut saya untuk dapat menyikapinya dengan baik," kata perempuan yang telah lumpuh sejak 28 tahun silam ini.

Ibu Een pun memiliki pesan bagaimana bisa menyikapi masalah yang sangat berat seperti yang dia hadapi ini. "Pertama, dengan menguatkan keimanan, karena saya yakin bahwa penentu segalanya hanyalah Allah. Kita diwajibkan hanya untuk berikhtiar dan berdoa," katanya.

"Kemudian, dengan berprasangka baik terhadap Yang Maha Kuasa. Karena dengan begitu kita akan beranggapan bahwa segala yang kita terima apapun bentuknya pastilah yang terbaik bagi kita," tutur Ibu Een.

Murid-murid Ibu Een, dari SD hingga Perguruan Tinggi, di Kantor Presiden. 


Dalam kesempatan kuliah umum tersebut Ibu Een Sukaesih berpesan kepada para Calon Pendidik masa depan untuk mengembangkan pengajaran dan pendidikan yang mengedepankan kasih sayang.

Terima Kasih Ibu, Kami malu tak bisa se-hebat dan se-gagah ibu dalam mengarungi lautan kehidupan.

Maju Terus Pendidikan Indonesia

Insha Allah

Amin.



Mengenal Lembaga Riset Terbesar di Dunia VII


Mari Kita Bangkitkan Penelitian di Indonesia

Indonesia ini masih sleeping giant/raksasa tidur dalam soal Penelitian.





Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Prof. Lukman Hakim M.Sc, Ph.D, Apt, dalam pengukuhan tiga guru besar riset LIPI, mengatakan, Indonesia masih belum banyak berkembang dalam kebijakan penelitian.

"Indonesia ini masih sleeping giant, raksasa tidur," kata Prof. Lukman.

Prof. Lukman mengatakan, pada 1970-an, Indonesia masih setaraf dengan Korea Selatan dalam hal pengembangan riset dan teknologi. Namun, saat ini Indonesia sudah tertinggal jauh.

"Dana penelitian kita saat ini hanya 0,03 persen dari PDB, padahal sebenarnya minimal 1 persen dari PDB. China sekarang sudah 1,5 persen PDB dan menargetkan 2 persen dari PDB, sudah melampaui Jepang. Begitu juga dengan Korea. Padahal, tahun 1970-an masih setara dengan kita," kata Prof. Lukman.

Prof. Lukman mengungkapkan, rendahnya dana penelitian membuat hasil riset bangsa Indonesia belum mampu berbicara banyak di tingkat internasional, padahal Indonesia memiliki sumber daya manusia yang tak kalah hebat. Menurut Lukman, sudah saatnya pemerintah kini membenahi kebijakan penelitiannya bukan hanya kebijakan menyangkut dana penelitian, tetapi juga kesejahteraan peneliti.

Ia mengatakan, saat ini peneliti mendapatkan reward yang tidak sepadan dengan kerja keras yang harus dilakukan.



86
Cato Institute
bandera
1066
59
409
31
87
Japan Aeroespace Exploration Agency
bandera
111
126
80
248
88
Brookings Institution
bandera
146
79
213
225
89
Bulgarian Academy of Sciences
bandera
281
190
112
42
90
Academic and Research Network of Slovenia
bandera
75
116
74
445
90
Ioffe Institute RAS
bandera
911
160
99
18
92
Russian Academy of Sciences
bandera
156
153
178
79
93
National Renewable Energy Laboratory
bandera
364
87
241
94
94
Flanders Marine Institute
bandera
179
264
150
27
95
Urban Institute
bandera
64
187
384
63
96
Environmental Systems Research Institute
bandera
115
105
156
284
97
FR71 Institut Informatique et Mathématiques Appliquées de Grenoble
bandera
108
178
107
151
98
Space Telescope Science Institute
bandera
252
110
71
279
99
Instituto Brasileiro do Meio Ambiente e dos Recursos Naturais Renováveis
bandera
63
107
70
708
100
National Cancer Institute
bandera
212
49
169
744



Indonesia Bisa!

Amin.

Ucapan Terima Kasih:

Bpk. Dr. Miftahul Hadi, M.Sc.
[Peneliti Fisika di LIPI dan Founder Institute for Theoretical Physics and Mathematics]
Bpk. Dr. Teddy Lesmana, S.E., M.M.
[Peneliti Ekonomi di LIPI]

Tamat.

Daftar Institusi Riset Terbaik di Dunia Sesungguhnya sangat banyak namun kami membatasi hingga 100 Besar saja, kami ber-cita-cita semoga di masa depan ada lebih dari 10 Institusi Riset Indonesia yang masuk jajaran 100 besar dunia. 

Semoga Bermanfaat

Peran Usahawan Lokal Dalam Mencapai Kemerdekaan Energi di Indonesia

"The best policy could answer the needs of the people such as easy energy access for the poor, clean water, education, health care, etc."  
*Tri Mumpuni*

Pak Dahlan Iskan memberikan apresiasi kepada upaya yang dilakukan oleh Ibu Tri Mumpuni bersama Institut Bisnis Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) dalam membangun PLTMH di daerah terpencil.


Konsep Sinergi antara ABG's [Academician-Business Man-Government and Society] dalam mengurai benang kusut permasalahan ketersediaan energi pada tingkat rumah tangga, lokal dan nasional perlu segera diterapkan. 

Riset-riset unggulan hasil perenungan dan kerja keras para ilmuwan/peneliti perlu segera diterjemahkan oleh kalangan usahawan lokal dengan bantuan regulasi pemerintah yang tepat untuk mensuplai kebutuhan akan energi yang besar ini. 

Seperti telah dicontohkan oleh pejuang energi mikro hidro Indonesia Ibu Tri Mumpuni Wiyanto, Ia dikenal sebagai tokoh yang mengembangkan  dan memberdayakan kemandirian masyarakat di kawasan terpencil melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) telah diakui baik di dalam negeri maupun di luar negeri.



 Ibu Tri Mumpuni Bersama Menteri Pertahanan Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro MSc., MA., Ph.D.
yang sebelumnya menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral [ESDM].

Beliau mengikuti pendidikan di Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Energy and Sustainable Development International Session, Universidad da Costa Rica, 1992; Trade and Sustainable Development Course, Chiang Mai University, Thailand, 1993; Leadership for Environment and Development Course, 1993-1995, LEAD based in New York. Sekarang beliau tinggal bersama keluarga di Subang, Jawa Barat.

Dirinya tidak jarang berhari-hari tinggal di satu desa yang jauh dari akses infrastruktur dan informasi, hanya untuk memastikan kesiapan masyarakat membangun listrik mikro hidro. Ide awal pembangunan PLTMH berawal dari seringnya Ibu Tri Mumpuni bersama suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji berkeliling ke desa-desa dan melihat sumber air yang melimpah namum belum ada kabel distribusi listrik dilokasi tersebut, barulah ia melakukan tindakan. 

Sebelum diadakan pembangunan, ia dan suami bicarakan kepada kepala desa setempat untuk kemungkinan untuk membangun pembangkit listrik dengan memanfaatkan aliran sungai untuk menghasilkan listrik dari sebuah turbin. 

Langkah selanjutnya Ibu Tri Mumpuni adalah mengumpulkan data untuk melihat kemungkinannya secara teknis serta menghitung rencana anggaran biaya kemudian mencari sumber dana untuk pembangunan pembangkit.

Kompleks PLTMH ini juga dapat difungsikan sebagai sumber air untuk pertanian, perikanan, perkebunan dan lain sebagainya, guna menumbuhkembangkan kesejahteraan masyarakat pedesaan di seluruh Nusantara.

Yang diperlukan sekarang adalah melahirkan sebanyak-banyaknya usahawan lokal tanah air yang mengelola keberlimpahan energi di alam Indonesia kita.


Amin

Semoga Bermanfaat.

Sumber: 
Arip Nurahman Notes 
https://twitter.com/trimumpuni

Yayasan Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan
http://ibeka.netsains.net/

Broad Area Maritime Surveillance (BAMS)

The Northrop Grumman MQ-4C Triton is an unmanned aerial vehicle (UAV) under development for the United States Navy as a surveillance aircraft. Developed under the Broad Area Maritime Surveillance (BAMS) program, the system is intended to provide continuous maritime surveillance for the US Navy, and to complement the Boeing P-8 Poseidon, the Boeing 737-based Multimission Maritime Aircraft (MMA).



General characteristics
  • Crew: Unmanned, 4 per ground station
  • Length: 47.6 ft in (14.5 m)
  • Wingspan: 130.9 ft in (39.9 m)
  • Height: 15.3 ft in (4.7 m)
  • Gross weight: 32,250 lb (14,628.4 kg)
  • Powerplant: 1 × Rolls-Royce AE 3007 turbofan, 6,495-8,917 lbf (28.9-39.7 kN)
Performance
  • Maximum speed: 357 mph (575 km/h)
  • Endurance: 30 hours
  • Service ceiling: 60,000 ft (18,288 m)


Contract competition

The competitors for the contract included:
On 22 April 2008, Northrop Grumman received the Broad Area Maritime Surveillance contract worth $1.16 billion. Lockheed Martin filed a formal protest with the U.S. Government Accountability Office (GAO) two weeks later. On August 11, 2008 the GAO ruled to uphold the Navy’s selection of Northrop Grumman. In September 2010, the BAMS aircraft was designated the MQ-4C.



Penulis Berada di Pantai Pangandaran Bersama Sahabat-Sahabat

Mewujudkan Keunggulan Pertahanan Bangsa di Darat, Laut, Udara dan di Antariksa

Insha Allah

Semangat Indonesia

Sources: 

Northrop Grumman

US Navy

http://en.wikipedia.org/wiki/Northrop_Grumman_MQ-4C_Triton