"Persyaratan Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Canggih
Pertama, kualitas produk hasil proses nilai tambah tersebut harus senantiasa memenuhi persyaratan minimum kualitas yang dituntut masyarakat pembeli di pasar dalam negeri, regional, dan internasional.
Kedua, dari komoditi teknologi canggih dituntut jadwal penyerahan yang ketat. Produk harus tiba di pasar pada waktunya, tidak terlambat, tidak pula terlalu cepat. Untuk itu, mata rantai perdagangan tidak boleh terlalu panjang.
Ketiga, harganya harus kompetitif. Produk yang dihasilkan harus dapat bersaing di pasar domestik, regional dan internasional."
~Prof. Dr. H. Habibie~
Menuju Masyarakat Indonesia yang Berbasis Pengetahuan dan Teknologi Tinggi
1. Modal Pengetahuan
Menggunakan pengetahuan untuk mencari terobosan teknologi bagi pembangunan ekonomi yang berdaya saing.
2. Modal Manusia
Individu yang mampu berinisiatif dan berkreasi melakukan hal-hal baru dengan semangat kewirausahaan.
3. Modal Sosial
Kemampuan membangun kepercayaan, solidaritas sosial, infrastruktur pendidikan, kesehatan dan perekonomian rakyat.
4. Modal Budaya
Kemampuan mengembangkan budaya sendiri, serta menyaring dan mengglokalisasikan budaya global.
5. Modal Alam dan Lingkungan
Kemampuan menjaga kualitas lingkungan dan sumberdaya alam untuk pembangunan berkelanjutan.
Meskipun peluang ke arah pengalihan dan penguasaan teknologi telah dimungkinkan, tidak berarti bahwa semua teknologi akan dikembangkan di Indonesia. Setiap teknologi yang dialihkan dan dikembangkan harus disesuaikan dengan preferensi budaya, keadaan sosial, dan kondisi-kondisi lingkungan lainnya. Seorang sarjana yang berpendidikan tinggi dalam bidangnya, bila ditempatkan di Alaska teknologinya akan disesuaikan dengan keadaan di Alaska, lain pula halnya bila ditempatkan misalnya di gurun pasir.
Demikian pula kalau ahli tersebut ditempatkan di Indonesia, dia harus mengembangkan teknologi dan menerapkannya, sesuai dengan keadaan Indonesia.
Dalam kaitan ini, sikap hati-hati terhadap setiap masukan teknologi dari luar juga perlu dikembangkan. Sebab, ada kemungkinan bahwa sesuatu negara mau memberikan teknologinya kepada kita dengan tujuan eksperimen dari pengembangan teknologinya sebagaimana halnya terjadi di Timur Tengah, yang telah dipakai oleh beberapa negara sebagai laboratorium untuk menguji sistem persenjataan yang mereka kembangkan. Teknologi yang kita pilih haruslah sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat kita, dan diselaraskan dengan tujuan Pembangunan Nasional secara luas.
Kesimpulannya, dalam melaksanakan pembinaan serta pengembangan teknologi kita harus meningkatkan, baik teknologi yang bersifat tradisional maupun (mengalihkan) teknologi yang mutakhir. Yang satu harus kita kuasai kembali, yang lainnya harus kita kuasai sebagai hal yang baru. Dalam berbuat kedua-duanya, tujuan pokoknya adalah meningkatkan nilai tambah yang sumber permodalannya berasal dari bumi Indonesia.
Dalam berupaya demikian, kita harus sadar bahwa justru karena teknologi merupakan sebagian dari keseluruhan bidang kehidupan suatu bangsa, upaya kita dalam mengembangkan serta mengalihkan teknologi itu akan mengalami hambatan-hambatan yang bersifat kultural. Hal ini harus diperhitungkan serta diatasi secara seksama karena jika tidak, maka pengembangan teknologi akan membawa keretakan-keretakan dalam keutuhan kebudayaan tersebut yang mungkin akan dapat menimbulkan keresahan-keresahan dalam masyarakat.
Future SPACE Science and Technology
1. Orbiting space station well developed
2. Planning of manned missions to Mars
3. Start of preliminary Moon-base construction
4. Space planes in practical use
5. Planning of space factories for commercial production
6. Increasingly regular use of space-lines
Kepentingan di Balik Transfer Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Canggih
Kami di Indonesia beranggapan bahwa pada hakikatnya alih teknologi adalah pengalihan pengetahuan dan keterampilan dari manusia kepada manusia. Selanjutnya kami berpendapat bahwa karena teknologi merupakan pengetahuan yang diterapkan, ia tidak mungkin dialihkan dengan hanya sekedar ceramah atau kuliah saja, melainkan bahwa agar berlangsung pengalihannya itu perlu diadakan latihan praktek. Pula agar teknologi dapat dialihkan secara efektif, ia harus dipindahkan, ia harus diterima dan yang lebih penting, teknologi itu perlu dikembangkan berulang-ulang dalam keadaan dunia nyata.
Agar teknologi itu dapat dialihkan secara efektif, maka pendidikan formal di negara berkembang harus berlangsung sebagaimana di negara yang sudah maju berdasarkan berbagai program beasiswa atau darmasiswa.
Sekalipun ini sungguh penting namun belumlah mencukupi. Yaitu karena pokoknya pengembangan teknologi adalah pengembangan kemampuan penduduk negara yang berkembang untuk menerapkan metodologi serta prosedur yang berlaku secara universal terhadap masalah-masalah yang kongkret di lingkungan masyarakatnya sendiri dan untuk lebih menyempurnakan metodologi dan prosedur itu agar mampu memecahkan masalah secara sesuai dengan lingkungan alam, sosial dan budaya di mana dijumpai aneka masalah, yang perlu dipecahkan karena alih teknologi secara efektif dari negara-negara yang maju adalah menciptakan peluang kongkrit untuk melaksanakannya.
Pernyataan di atas memberikan sugesti tentang kemungkinan negara berkembang (baca: Indonesia) untuk melakukan program alih teknologi, bahkan yang tercanggih sekalipun.
Namun, bahwa proses pengalihan teknologi dari seseorang, sebuah kelompok, sebuah organisasi, kumpulan organisasi dan sebuah masyarakat menuju orang, kelompok, organisasi, kumpulan organisasi, dan masyarakat lain itu tidak dengan sendirinya dapat dilakukan dengan begitu saja.
Agar proses itu bisa berhasil, perlu ditunjukkan sikap yang sesuai, perlu diserasikan antara kepentingan pengalih dan penerima teknologi, dan perlu dilakukan persiapan-persiapan yang matang guna mengatasi kendala-kendala, baik di pihak pengalih maupun di pihak penerima.
Kedua belah pihak harus bersikap bersahabat.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Canggih tidak mungkin dipindahkan hanya dengan menyelenggarakan konperensi-konperensi internasional yang setelah mencaci-maki negara maju pemilik teknologi, mengeluarkan suatu resolusi bahwa teknologi negara maju harus secepatnya dialihkan ke negara berkembang dengan cuma-cuma.
Cara-cara demikian tidak saja tidak menghormati, tetapi bahkan menganggap tidak ada pengorbanan waktu, tenaga, modal, sumber daya dan hal-hal tak ternilai dengan uang lainnya yang dilakukan pemilik teknologi untuk mengembangkannya.
Cara-cara demikian juga sama sekali tidak memberikan perangsang pada pemilik teknologi untuk mengalihkannya. Sikap bersahabat merupakan landasan bagi upaya menyerasikan kepentingan kedua belah pihak.
Dilihat secara umum, perangsang paling besar bagi pemilik teknologi untuk mau mengalihkan apa yang dimiliki-nya adalah terbukanya peluang bagi perluasan pasar, peningkatan volume penjualan serta meningkatnya dana bagi penelitian dan pengembangan untuk memajukan teknologi lebih lanjut. Dan proses pengalihan ini dimungkinkan jika terdapat kerjasama penelitian dan pengembangan antara pihak pengalih dan pihak penerima teknologi.
"Science is a way of thinking much more than it is a body of knowledge."
~Alm. Prof. Carl Sagan~
Future TRANSPORT Technology
1. Interactive vehicle highway systems
2. Use of fiber gyros in car navigation
3. Various traffic information systems in use: These will help with navigation, traffic control, ETA, dynamic routing, monitoring, taxation and crime prevention/detection
4. Energy provided by hydrogen fuel cells and/or solar power
5. Nuclear propulsion systems for various transport types
6. Ships with super conductive electromagnetic thrust
7. Fully automatic ships able to navigate and dock automatically
8. Passenger planes with speed beyond Mach 4 and >300 capacity
10. Super conductive magnetic levitation railways at 500km/h
Di samping itu, lazimnya pihak pemilik teknologi mempunyai beberapa kepentingan khusus sebagai berikut:
Pertama, guna mengkompensasikan pengorbanan waktu, tenaga, keahlian dan sumber-sumber daya langka lainnya untuk meguasai suatu teknologi, pemilik teknologi berkepentingan untuk diberi balas jasa langsung dan tidak langsung atas pengalihan teknologi tersebut. Balas jasa langsung lazimnya berupa uang jasa lisensi dan royalti. Sebagai bentuk balas jasa tidak langsung, kepadanya dapat diperlihatkan bahwa teknologinya dimanfaatkan secara baik-baik sehingga pihak penerima teknologi tidak saja menjadi lebih kuat dan lebih terampil, tetapi juga menjadi lebih bertenaga beli sehingga dengan peningkatan pembelian barang dan jasa dari pihak pengalih teknologi, dapat ikut menyumbang pada pembiayaan penelitian dan pengem- bangannya.
Kedua, hak milik pemilik teknologi atas teknologi yang dikembangkannya itu perlu dilindungi. Tersedianya kerangka peraturan perundang-undangan yang cukup memberi jaminan perlindungan hak milik intelektual dan hak paten merupakan salah satu hal yang perlu dipersiapkan pihak penerima teknologi.
Ketiga, pengalih teknologi mengharapkan bahwa pengalihan teknologinya tidak akan berakibat kehilangan pekerjaan. Untuk memenuhi harapan ini perlu dilakukan pembagian kerja antara pengalih dan penerima teknologi ber-dasarkan pertimbangan faktor-faktor makro dan mikro ekonomis ke dua belah pihak. Menurut saya pribadi, empat puluh sampai enam puluh persen dari proses nilai tambah dilakukan di pihak penerima teknologi, sedangkan sisanya dilakukan di pihak pengalih teknologi. Dengan demikian keduanya akan saling mengisi dan saling menyumbang pada biaya penelitian dan pengembangan kemitraannya.
Di samping pembagian kerja dalam proses nilai tambah perlu juga dilakukan pembagian pasar. Kepada pengalih teknologi harus dijamin bahwa penerima teknologi tidak akan menyainginya di dalam pasarnya sendiri, sedangkan penerima teknologi perlu diberi hak tunggal pemasaran di dalam pasar domestiknya dan/atau wilayah yang berde-katan dengan pasar domestiknya.
Akhirnya, pemilik teknologi hanya akan mengalihkan teknologinya jika ia yakin bahwa antara pihaknya dan pihak penerima akan terjalin hubungan kerjasama jangka panjang yang saling menguntungkan.
Hanya dalam keadaan demikian ia tergerak untuk berbagi pengetahuan dan sumber daya ekonominya.
Future Advanced MATERIALS Science
1. Atomic customization of materials
2. Polymers with conductivity > copper at room temperature
3. Material, refractive index variable by 0.1 in electric or magnetic field
4. Intelligent materials with sensors, storage and effectors
5. Aerogels that are heat resistant to 3500 degrees Fahrenheit
6. Metals that memorize their original shape to return to if damaged
7. Use of polymer gels for muscles, bio-reactors, information processing
8. Membranes with active transport and receptors
Di lain pihak, pihak penerima teknologi juga mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu yang mencakup:
Pertama, ia perlu diberi jaminan bahwa teknologi yang diperolehnya dengan berbagai persyaratan pembagian kerja dan pembagian pasar itu memang merupakan teknologi mutakhir (state of the art technology).
Kedua, penerima teknologi perlu dijamin bahwa dengan membayar uang jasa tertentu, ia akan selalu memperoleh informasi terakhir mengenai perkembangan-perkembangan terbaru dalam teknologi mutakhir tersebut.
Ketiga, sumberdaya ekonomi dan manusia pihak penerima teknologi perlu diikutsertakan dalam pengembangan lebih lanjut teknologi tadi.
Dan keempat, seperti halnya di pihak pengalih teknologi, juga pihak penerima teknologi harus yakin bahwa antara pihaknya dan pihak pengalih akan dapat dijalin hubungan kerjasama jangka panjang yang saling menguntungkan.
Akhirnya, agar proses pengalihan teknologi berhasil, perlu dilakukan persiapan yang matang.
Umumnya dapat dikatakan bahwa persiapan berupa resolusi, deklarasi, memorandum saling pengertian dan keputusan saja tidak cukup. Jauh lebih bermanfaat jika persiapan yang dilakukan ditujukan pada upaya mengatasi beberapa kendala tertentu, baik di pihak penerima maupun di pihak pengalih teknologi.
Future ROBOTICS
1. Robots will be commonplace,
e.g. robotic teachers, In home, manufacturing, agriculture, building & construction, undersea, space, mining, hospitals and streets for repair, construction, maintenance, security, entertainment, companionship, care.
2. Domestic robots will be small, specialized and attractive, e.g. cuddly
3. Robotized space vehicles and facilities
4. Totally automated factories commonplace
5. Autonomous robots with environmental awareness sensors
6. Intelligent robots for unmanned plants
7. Anthropomorphic robots used for factory jobs
8. Robots for almost any job in home or hospital
9. Housework robots for cleaning, washing etc
10. Artificial brains with ten thousand or more cells
11. Robots for guiding blind people
12. Self diagnostic self repairing robots
Silahkan Kunjungi: Sumber Belajar dari MIT School of Engineering
Harmonisasi Antara Imtaq dan Ipteks Super Canggih
Al-Qur’an bukan hanya menekankan pada belajar membaca, dan menulis tetapi juga mendorong manusia untuk menghilangkan berbagai pandangan yang memitiskan alam. Bahkan memerintahkan menusia untuk menyelidiki rahasia-rahasia alam juga sebagai landasan dan petunjuk hidup manusia. Dalam hal ini peran islam melalui Al-Qur’an terhadap perkembangan sains sangatlah besar.
Islam melalui Al-Qur’an telah memotivasi seluruh umat islam untuk berfikir dan merenungkan alam semesta ini untuk mengenal kebesaran Tuhan,sebagaimana tersebut dalam Surat Al-Baqarah ayat 164 yang artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya siang dan malam, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (keringnya) dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan,dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi, sesungguhnya terdapat tanda-tanda (ke-Esaan dan Kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan”.
Secanggih dan setinggi apa pun kemajuan peradaban yang dicapai umat manusia sudah selayaknya kita tetap beriman dan bertaqwa kepada Sang Pencipta Alam berserta Isinya, amin.
Semoga!
"Belajar, Mendidik dan Memajukan Umat Manusia adalah Tugas Tiap Orang Terdidik, Ketika seseorang mendapatkan sesuatu ilmu, maka sesungguhnya ia langsung mengemban tugas menyebarkan ilmu itu pada yang lain, ketika seseorang terdidik, maka ia punya tugas mendidik yang lain, belajar dan mendidik karenanya tugas setiap orang terdidik"
~Arip Nurahman~
Semangat, Belajar, Bekerja, Berkarya, Berjaya.
Majulah Tanah Airku!
Sumber:
1. Arip Nurahman Notes
2. Institute for Advanced Study at Indonesia
3.
http://engineering.mit.edu
4. Universitas Rakyat