Thursday, 4 July 2013

Mengenang Jati Diri Imperium Nusantara

"Nyukcrug Galur Nu Kapungkur, Mapay Raratan Nu Baheula

Nu Kungsi Di Teundeun Na Handeuleum Sieum

Nu Nyorang Di Tunda Na Hanjuang Siang Kiwari Mangsa Alaeun

PUN SA’PUN DINA JAJANTUNG BISMILLAH DIUCAP LAMPAH

Paralaun Mun Kumalangkung Palias Lukak Campelak

Amit Muka Tutungkusan BUDAYA SUNDA NU PINUH KU SASMITA

DINA WADAH RATNA MUTIARA PERMATA BUDAYA NUSANTARA"

 Tangga di Lokasi Cagar Budaya Karangkamulyan

Jika kita kembali kepada jati diri dan sejarah Nusantara, bahkan sebelum masa Kolonialisme, leluhur elit Nusantara sudah mampu membangun Borobudur yang lebih teliti dan detail daripada Piramida Mesir.
Maha Karya itu adalah sebuah pertanda sejarah bahwa nenek moyang kita adalah para Genius Linuhung Pilitanding tiada banding di antara peradaban manusia manapun.
Penemuan Situs Gunung Padang di Cianjur, menegaskan bahwa peradaban elit Nusantara telah berkembang jauh sebelum masehi.
Apalagi jika kita meyakini Teori Peradaban Atlantis pernah Eksis di Nusantara.
Ini berarti induk peraban seluruh dunia pernah hadir di wilayah Indonesia.
Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Jawa Barat. Tepatnya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur.
Lokasi dapat dicapai 20 kilometer dari persimpangan kota kecamatan Warung Kondang, dijalan antara Kota Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Luas kompleks "bangunan" kurang lebih 900 m², terletak pada ketinggian 885 m dpl, dan areal situs ini sekitar 3 ha, menjadikannya sebagai kompleks punden berundak terbesar di Asia Tenggara.

Untuk apa dibangun? 

Siapa yang membangun? 

Mengapa dibangun di lokasi itu? 

Dari mana saja material bangunannya dan bangunan apa saja? 

Itulah yang menjadi bagian misteri dari Gunung Padang. Lokasi yang dibuat sebanyak lima pelataran itu 2000 tahun SM artinya dibangun 2800 tahun sebelum Borobudur didirikan.

Hebat bukan? 

Bahkan menurut beberapa sumber Situs Gunung Padang ini 3 kali lebih luas dibanding Borobudur. Gunung Padang lahir dari kearifan dan keunggulan masyarakat Nusantara. Pembangunan Gunung Padang sangat memerhatikan berbagai aspek demi tercapainya harmoni bumi dan langit, artinya pembangunan Situs Gunung Padang memerhatikan aspek geologis. Media lain pernah menyebutkan bahwa pembangunan situs ini terutama teras bagian bawah sangat memerhatikan masalah kelabilan area ini dengan cara menyusun tiang-tiang batu secara mendatar dan saling tumpuk menumpuk untuk penguatan. 

Nusantara Atlantis yang Hilang

Atlantis, mungkin anda sudah tak asing mendengar nama itu. Percaya atau tidak, Benua Atlantis yang telah lama hilang selama berabad-abad itu terletak di Asia Tenggara, tepatnya di Indonesia.

Dahulu kala di zaman peradaban pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Negara Singapura juga Malaysia bagian barat dan Selat Sunda menyatu daratannya. Dulu wilayah tersebut sering disebut-sebut Sunda Island.

Adalah Profesor Arysio Santos yang menyimpulkan bahwa setelah melakukan penelitian selama 30 tahun terakhir, dirinya meyakini benua Atlantis adalah Indonesia.

“Profesor Santos memperoleh keyakinan setelah melakukan penelitian kalau Indonesia adalah Atlantis yang hilang,” jelas Prof. Jimly Asshiddiqie.

Prof. Arysio Santos menerbitkan sebuah buku sensasional: 
Secara eksplisit dalam buku ini dia mengatakan bahwa lokasi Atlantis yang telah hilang sejak sekitar 11.600 tahun yang lalu itu di Indonesia. 
Selama ini, Plato menggambarkan benua 2500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa yang memiliki peradaban Atlantis yang sangat tinggi dengan sifat yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir dan gempa bumi sebagai hukuman dari para dewa. 
Kisah Atlantis dibahas dari waktu ke waktu, dan melanjutkan upaya pencarian dilakukan untuk menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis Pencarian dilakukan di Atlantik, Laut Mediterania, Caribea, ke Kutub Utara. 
Pencarian ini tidak berhasil, sehingga beberapa orang beranggapan bahwa Plato menggambarkan itu hanya dongeng. 
Arysio Santos, seorang Profesor ahli Fisika Nuklir menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena mencari di tempat yang salah. Lokasi yang benar dan sangat meyakinkan adalah Indonesia, katanya. Dia mengatakan bahwa ia telah mempelajari kemungkinan lokasi Atlantis selama 30 tahun terakhir. 
Prof. Santos menggunakan berbagai disiplin ilmu dalam mencari lokasi Atlantis diantanya adalah Geofisika, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, dan Perbandingan Mitologi.

Wallohualambissawab

Sumber:

Diolah dari berbagai sumber

Photo by: Arip Nurahman


No comments: