M: "Quoting Tennyson's poem Ulysses: Though much is taken, much abides, and though we are not now that strength which in old days, moved earth and heaven; that which we are, we are; One equal temper of heroic hearts, made weak by time and fate, but strong in will to strive, to seek, to find, and not to yield."
Rektor Universitas Pertahanan Indonesia (UPI), Letnan Jenderal Subekti, mengatakan, saat ini potensi ancaman perang dari luar negeri sudah banyak bergeser.
Dia meyakini ancaman perang sudah sangat kecil kemungkinannya."Ancaman perang beralih secara non-fisik atau disebut perang cyber, ini tren baru," kata Subekti di kampus Unhan, Jalan Kenari, Jakarta Pusat.
Negara-negara kuat, dia melanjutkan, sudah tidak perlu repot-repot mengerahkan kekuatan militer penuh untuk menghancurkan negara musuh. Cukup menggunakan smart power untuk menyerang sendi-sendi vital negara musuh, seperti ideologi hingga sosial budaya. "Cara menyerang bisa melalui media sosial, Internet, atau teknologi informasi lain," kata dia.
Subekti mengklaim, saat ini Indonesia sudah siap menghadapi ancaman perang cyber. Salah satu bukti, Kementerian Pertahanan sudah punya badan anti-perang cyber untuk melindungi data-data strategis.
Pemerintah juga sudah punya skema perlindungan ideologi dan sosial budaya dari ancaman laten perang cyber negara lain. "Kami juga segera punya badan nasional perang cyber untuk semakin memperkuat diri."
Mantan Pangdam VI/Mulawarman ini menambahkan, Indonesia sudah beberapa kali mendapat ancaman perang cyber.
Sebagai contoh, ada upaya pembelokan ideologi negara, provokasi konflik sosial budaya masyarakat Indonesia, hingga masuknya berita, foto, dan konten porno yang mengancam moral bangsa. Namun, saat disinggung asal-muasal negara pengirim serangan non-fisik ini, Subekti bungkam.
Metode Serangan Cyber:
Bacaan Lebih Lanjut: Metode Serangan Cyber:
- Andress, Jason. Winterfeld, Steve. (2011). Cyber Warfare: Techniques, Tactics and Tools for Security Practitioners. Syngress. ISBN 1-59749-637-5
- Brenner, S. (2009). Cyber Threats: The Emerging Fault Lines of the Nation State. Oxford University Press. ISBN 0-19-538501-2
- Carr, Jeffrey. (2010). Inside Cyber Warfare: Mapping the Cyber Underworld. O'Reilly. ISBN 978-0-596-80215-8
- Cordesman, Anthony H., Cordesman, Justin G. Cyber-threats, Information Warfare, and Critical Infrastructure Protection, Greenwood Publ. (2002)
- Gaycken, Sandro. (2012). Cyberwar – Das Wettrüsten hat längst begonnen. Goldmann/Randomhouse. ISBN 978-3442157105
- Geers, Kenneth. (2011). Strategic Cyber Security. NATO Cyber Centre. Strategic Cyber Security, ISBN 13 (PDF): 978-9949-9040-7-5 169 pages
- Janczewski, Lech; Colarik, Andrew M. Cyber Warfare and Cyber Terrorism IGI Global (2008)
- Rid, Thomas (2011) "Cyber War Will Not Take Place," Journal of Strategic Studies, doi:10.1080/01402390.2011.608939
- Ventre, D. (2007). La guerre de l'information. Hermes-Lavoisier. 300 pages
- Ventre, D. (2009). Information Warfare. Wiley – ISTE. ISBN 978-1-84821-094-3
- Ventre, D. (Edit.) (2010). Cyberguerre et guerre de l'information. Stratégies, règles, enjeux. Hermes-Lavoisier. ISBN 978-2-7462-3004-0
- Ventre, D. (2011). Cyberespace et acteurs du cyberconflit. Hermes-Lavoisier. 288 pages
- Ventre, D. (Edit.) (2011). Cyberwar and Information Warfare. Wiley. 460 pages
- Ventre, D. (2011). Cyberattaque et Cyberdéfense. Hermes-Lavoisier. 336 pages
- Ventre, D. (Edit.) (2012). Cyber Conflict. Competing National Perspectives. Wiley-ISTE. 330 pages
- Woltag, Johann-Christoph: 'Cyber Warfare' in Rüdiger Wolfrum (Ed.) Max Planck Encyclopedia of Public International Law (Oxford University Press 2012).
INDONESIA CYBER ARMY: ICA
"4 P’s of Prevent, Pursue, Protect and Prepare.”
*Prof. Juwono Sudarsono, M.A., Ph.D. Former Ministry of Defense and Founder Universitas Pertahanan Indonesia*
No comments:
Post a Comment