Megafactories: Boeing 747
Alm. William Edward Boeing lahir di kota Detroit, Amerika Serikat tanggal 1 Oktober 1881. Dia adalah pendiri perusahaan pesawat Boeing. Ketika masih kecil Boeing sangat menyukai permainan layang-layang. Boeing pernah kuliah di Yale University, akan tetapi tidak diselesaikan karena kekurangan biaya.
Akhirnya Boeing dan ayahnya pindah ke Grays Harbour untuk menjadi penebang kayu di hutan. Selama lima tahun Boeing tidak pernah mengikuti informasi, bahkan ketika Wright bersaudara menemukan pesawat terbang Boeing juga tidak tahu. Setelah itu Boeing pindah ke Seattle sambil menjadi pengusaha kayu.
Di sinilah impiannya untuk membuat pesawat terbang mulai terbuka. Akan tetapi impiannya selalu kandas karena ditentang oleh ayahnya. Sampai usia 30 tahun Boeing tidak memiliki sedikitpun pengetahuan tentang pesawat terbang, tetapi dia telah menjadi pengusaha kayu yang sukses.
Alm. William Edward Boeing dan Putranya Senang Berkemah di Alam
Akhirnya Boeing mengikuti kursus aeronautika di Seattle University Club. Di sinilah dia berkenalan George Conrad Westervelt seorang insinyur angkatan laut Amerika yang ahli pesawat terbang.
Akhirnya mereka berdua mencoba membuat pesawat terbang di perusahaan kayu Boeing. Pada pembuatan pesawat terbang ini mereka mengalami beberapa kali kegagalan karena pesawatnya tidak bisa terbang.
Hal ini yang membuat Boeing menangis sedih. Kesedihan bertambah ketika Westervelt dipanggil oleh angkatan laut untuk mengurusi penerbangan di daerah timur.
Akhirnya Boeing memperbaiki pesawat bersama karyawannya, sesuai rancangan Westervelt. Pada tanggal 16 Juni 1916 untuk pertama kalinya pesawat Boeing bisa terbang. Setelah itu Boeing mendirikan Pacific Aero Product Company. Boeing merekrut beberapa orang insinyur yang ahli dalam pesawat terbang.
Setelah berhasil membuat 2 pesawat akhirnya Boeing mencoba menjual pesawatnya. Di sini Boeing menemui kegagalan karena orang belum percaya dengan kemampuan pesawat terbang.
Akhirnya Boeing berhasil menjual kepada Angkatan Laut Amerika. Di sinilanh angkatan Laut memesan 50 buah pesawat terbang. Berita ini merupakan berita baik sekaligus berita buruk. Berita baik karena pesawatnya laku, tetapi ini juga merupakan berita buruk karena Boeing tidak punya modal.
Akhirnya Boeing berhasil menjual kepada Angkatan Laut Amerika. Di sinilanh angkatan Laut memesan 50 buah pesawat terbang. Berita ini merupakan berita baik sekaligus berita buruk. Berita baik karena pesawatnya laku, tetapi ini juga merupakan berita buruk karena Boeing tidak punya modal.
Selanjutnya Boeing memperoleh pinjaman dengan menjaminkan seluruh harta bendanya. Ketika pesanan mulai jadi dan dikirimkan ke angkatan laut Boeing juga memberikan rancangan pesawat terbarunya (Model HS 21), ketika itu karyawan Boeing sudah 317 orang.
Lagi-lagi berita buruk datang karena perang dunia I berakhir sehingga pihak militer membatalkan pesanan pesawatnya. Ini merupakan pukulan yang sangat keras bagi Boeing, sehingga perusahaan pesawatnya berubah menjadi perusahaan kayu lagi.
Lagi-lagi berita buruk datang karena perang dunia I berakhir sehingga pihak militer membatalkan pesanan pesawatnya. Ini merupakan pukulan yang sangat keras bagi Boeing, sehingga perusahaan pesawatnya berubah menjadi perusahaan kayu lagi.
Para Ibu-Ibu Pekerja Sedang Membuat Generasi Awal Pesawat Boeing
Setelah keuangan mulai membaik Boeing mulai berusaha untuk tidak tergantung pada militer. Pada tanggal 3 Maret 1919 akhirnya Boeing mendirikan perusahaan Pos Udara, dan pada & Januari 1920 untuk pertama kalinya pesawat B-1 dijual ke Kanada.
Pada
30 Juni 1927 berdirilah Boeing Air Transport yang merupakan perusahaan
angkutan penumpang udara. Pada saat ini perusahaan pesawatnya telah
menjadi perusahaan pesawat terbesar di seluruh negeri. Perusahaan Boeing
terus berkembang, walaupun cobaan demi cobaan terus terjadi. Salah
satunya sehabis perang Dunia II.
Akan
tetapi dengan kesungguahan William Edward Boeing dan anak buahnya. Pada
28 September 1956 pengusaha kayu yang telah berubah menjadi pengusaha
pesawat terbang ini meninggal. Akan tetapi hasil kerja kerasnya sampai
sekarang masih bisa kita nikmati.
Boeing Divisions
- Engineering, Operations & Technology
- Boeing Shared Services Group
- Boeing Realty
- Boeing Travel Management Company
- Boeing Supplier Management
Impian Prof. Habibie Untuk Sumber Daya Manusia Indonesia
"Sekarang mengenai posisi sumber daya manusia Indonesia, pemerintah membutuhkan 1% dari penduduk Indonesia untuk pengembangan teknologi tinggi, memang benar. Amerika Serikat memiliki sekitar 2,8% dari penduduknya bekerja dalam teknologi tinggi, Jepang memiliki hampir 5%, sedangkan Jerman memiliki antara 3% - 4% dari penduduknya bekerja dan menguasai teknologi tinggi, tapi saya mengatakan Indonesia cukup memiliki 1% dari 250 juta atau 2,5 juta saja"
Mimpi 1000 Pesawat Rusdi Kirana: Total Pesanan Pesawat Lion Air
Jumlah transaksi ini merupakan yang terbesar sepanjang sejarah Boeing karena mencapai US$ 22 miliar [Rp. 220 Trilyun] sesuai dengan daftar harga. Lion Air kemudian melakukan finalisasi pesanan dengan Boeing disaksikan oleh Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berkunjung ke Indonesia.
Jika pesanan Lion Air ditotal yang berasal dari pabrikan besar saja (Airbus, ATR, dan Boeing), maka jumlah pesanan Lion Air mencapai 707 pesawat, terdiri dari 408 Boeing 737 Family, lima Boeing 787, 60 ATR 72, dan 234 Airbus A320 Family.
Jika dihitung seluruhnya termasuk pesawat Hawker dan Cessna, maka jumlah pesanan Lion Air hampir mencapai 750 pesawat.
Melihat perkembangan yang ada, sepertinya Rusdi Kirana dan Lion Air belum puas berbelanja. Dalam beberapa waktu mendatang, mungkin saja akan ada pesanan pesawat widebody dari Lion, apakah itu tambahan untuk Boeing 787 atau pesanan baru kepada Airbus.
Tapi yang pasti, mimpi Rusdi Kirana untuk memiliki 1.000 pesawat semakin mendekati kenyataan.
Indonesia Pasti Bisa
Semangat Terus!
Sumber:
1. http://www.boeing.com/boeing/2. National Geographic
3. Lion Air
4. PT. Dirgantara Indonesia
5. Kolom Biografi Blogspot
No comments:
Post a Comment