Central for Research and Development for Winning
Nobel Prize in Physics at Indonesia
"Belajar Kepada Tiga Orang Hebat Ini"
"Kolaborasi antara Guru dan Murid yang Mengagumkan"
"in recognition of the extraordinary services he has rendered by his discovery of spontaneous radioactivity"
"in recognition of the extraordinary services they have rendered by their joint researches on the radiation phenomena discovered by Professor Henri Becquerel"
| | |
Antoine Henri Becquerel | Pierre Curie | Marie Curie, née Sklodowska |
1/2 of the prize | 1/4 of the prize | 1/4 of the prize |
France | France | France |
École Polytechnique
Paris, France | École municipale de physique et de chimie industrielles (Municipal School of Industrial Physics and Chemistry)
Paris, France | |
b. 1852
d. 1908 | b. 1859
d. 1906 | b. 1867
(in Warsaw, Poland, then Russian Empire)
d. 1934 |
|
Titles, data and places given above refer to the time of the award.
Photos: Copyright © The Nobel Foundation
"Pengakuan terhadap pelayanan yang luar biasa yang telah dilakukannya dalam menemukan spontanitas
radioaktivitas".
Kehidupan awal
Karier
Pada tahun
1896, ketika mengamati
fosforesensi garam uranium, tanpa sengaja Becquerel menemukan radioaktivitas. Meneliti karya
Wilhelm Conrad Röntgen, Becquerel mengurung zat yang berpijar, kalium uranil sulfat, dalam
pelat foto dan bahan hitam untuk mempersiapkan penelitian yang memerlukan cahaya terang. Namun, sebelum melakukan penelitian, Becquerel menemukan pelat foto itu itu sudah terpajan, menunjukkan gambaran zat. Penemuan itu membuatnya meneliti emisi spontan radiasi nuklir.
Pada tahun
1903, ia menerima
Nobel Fisika dengan
Pierre dan
Marie Curie dalam pengakuan jasa luar biasa yang telah dilakukannya dengan penemuan radioaktivitas spontan.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya pada usia 18 tahun, ia bekerja sebagai seorang instruktur
laboratorium. Pada tahun
1881, Pierre dan saudara lelakinya, Jacques berhasil mendemonstrasikan bahwa kristal-kristal dapat meleleh saat dialiri medan listrik. Hampir seluruh sirkuit listrik digital saat ini menggunakan langkah ini dalam bentuk
osilator kristal.
Pierre dan salah seorang muridnya juga adalah orang pertama yang menemukan
tenaga nuklir, melalui identifikasi terhadap pengeluaran
panas yang berkelanjutan dari
partikel-partikel radium.
Bersama dengan istrinya, Marie, Pierre dianugerai
Penghargaan Nobel dalam Fisika pada tahun
1903 sebagai "pengakuan terhadap jasa-jasa luar biasa yang telah mereka lakukan dalam penelitian mereka mengenai fenomena radiasi yang ditemukan oleh Professor
Henri Becquerel." Pierre meninggal dunia akibat kecelakaan kendaraan di
Paris pada
19 April 1906. Putri Pierre dan Marie Curie,
Irène Joliot-Curie, serta menantu mereka,
Jean Joliot-Curie juga adalah fisikawan-fisikawan yang terlibat dalam penelitian radioaktivitas.
| "Pengakuan terhadap pelayanan yang luar biasa yang telah dilakukan mereka dalam riset mereka dalam fenomena radiasi yang ditemukan oleh Professor Henri Becquerel". | | |
Curie adalah salah satu dari sedikit orang yang memenangi dua Hadiah Nobel dalam dua bidang, adalah salah satu peneliti terpenting dalam bidang
radiasi dan efeknya sebagai perintis radiologi. Catatan miliknya bersifat
radioaktif, sampai baru-baru ini seorang cucu perempuannya mendekontaminasinya.
Marie Curie dibesarkan di Polandia dalam keluarga guru. Karena krisis di
Polandia, ia jatuh miskin dan harus hidup hemat. Yang lebih menyedihkan lagi, ia harus sembunyi-sembunyi untuk belajar ilmunya. Pada tahun 1891 Marie melanjutkan studinya tentang Fisika dan Matematika di Universitas Sorbonne. Baru setelah dia pergi ke
Paris untuk sekolah di
Universitas Sorbonne maka dia dapat lebih leluasa untuk melakukan riset sampai akhirnya dari bekalnya itu dia mampu mengisolasi radium dari laboratorium tuanya yang sederhana; dari sinilah awal kepopulerannya.
Dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan sangatlah tinggi. Sampai saat ini, belum ada lagi seorang perempuan dengan talenta dan dedikasi yang demikian besar terhadap ilmu pengetahuan. Marie Curie terus bekerja dan menyelediki nuklir dan radioaktif hanya di dalam laboratorium sederhana tanpa mau memikirkan diri sendiri. Bahkan ia tidak mau mendaftarkan penemuannya ke paten karena terlalu berpegang teguh pada prinsip, "ilmu pengetahuan adalah untuk umat manusia".
A scientist in his laboratory is not a mere technician: he is also a child confronting natural phenomena that impress him as though they were fairy tales.
Marie Curie
After all, science is essentially international, and it is only through lack of the historical sense that national qualities have been attributed to it.
Marie Curie
All my life through, the new sights of Nature made me rejoice like a child.
Marie Curie
Be less curious about people and more curious about ideas.
Marie Curie
I am one of those who think like Nobel, that humanity will draw more good than evil from new discoveries.
Marie Curie
I have frequently been questioned, especially by women, of how I could reconcile family life with a scientific career. Well, it has not been easy.
Marie Curie
I have no dress except the one I wear every day. If you are going to be kind enough to give me one, please let it be practical and dark so that I can put it on afterwards to go to the laboratory.
Marie Curie
I was taught that the way of progress was neither swift nor easy.
Marie Curie
In science, we must be interested in things, not in persons.
Marie Curie
Life is not easy for any of us. But what of that? We must have perseverance and above all confidence in ourselves. We must believe that we are gifted for something and that this thing must be attained.
Marie Curie
Nothing in life is to be feared, it is only to be understood. Now is the time to understand more, so that we may fear less.
Marie Curie
One never notices what has been done; one can only see what remains to be done.
Marie Curie
There are sadistic scientists who hurry to hunt down errors instead of establishing the truth.
Marie Curie
Oleh: Prof. Yohanes Surya, M.Sc., Ph.D.
Marie Curie merupakan nama yang tidak asing lagi di telinga kita. Ia adalah wanita pertama yang pernah memenangkan Nobel. Ia pun tidak tanggung-tanggung, karena ia memenangkan dua Nobel, Nobel Fisika dan Nobel Kimia.
Penelitiannya mengenai bahan radioaktif menghadiahkan Marie dan suaminya, Pierre Curie, setengah dari total hadiah Nobel Fisika pada tahun 1903. Setengahnya lagi dimenangkan oleh Henri Becquerel, penemu radioaktivitas.
Ternyata bahan radioaktif jugalah yang kemudian menuntun Marie hingga akhirnya menjadi pemenang tunggal Nobel Kimia pada tahun 1911. Marie memang wanita luar biasa! Cerita hidupnya pun sangat luar biasa, bagaikan kisah drama yang penuh dengan kesedihan, kesusahan, dan penderitaan.
Marie lahir pada tanggal 7 November 1867 di Warsawa, Polandia. Oleh kedua orangtuanya yang merupakan guru SMA, ia diberi nama Maria Sklodowska. Karena orangtuanya adalah guru, mereka sangat mengerti betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. Maria pun disekolahkan di sekolah lokal, tetapi ayahnya sendirilah yang pertama kali mengajarkannya fisika dan kimia.
Maria sangat pandai dan cepat menyerap semua pelajaran. Sayangnya, pada saat itu kaum wanita di Polandia tidak punya kesempatan sama sekali untuk meneruskan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. Maria yang begitu haus akan pengetahuan bermimpi untuk pergi ke Perancis dan belajar di Sorbonne, Paris.
Tetapi keluarganya tidak punya cukup uang untuk membiayainya. Enam tahun lamanya ia menunggu keberuntungan yang bisa memberinya kesempatan untuk pergi ke Paris. Kesabarannya tidak sia-sia. Kakaknya, Bronya, menikah dengan seorang doktor dan tinggal di Paris. Maria pun diundang untuk pindah ke Paris dan tinggal bersama kakaknya di sana supaya ia bisa bersekolah di Sorbonne.
Dimulailah perjuangan Maria sebagai seorang ilmuwan penuh bakat. Maria mengganti ejaan namanya menjadi Marie, mengikuti bahasa Perancis. Perjuangannya di Perancis dimulai saat usianya sudah mencapai 24 tahun.
Kecintaannya pada ilmu pengetahuan membuatnya mampu mengalahkan semua kesulitan, termasuk kesulitan berbahasa Perancis, sehingga dalam waktu dua tahun Marie pun berhasil lulus dari jurusan Fisika pada tahun 1893 sebagai lulusan terbaik.
Setahun kemudian ia lulus dari jurusan Matematika pada peringkat kedua dari lulusan terbaik. Sorbonne juga merupakan tempat perkenalannya dengan seorang fisikawan terkenal Pierre Curie. Minat yang sama pada ilmu pengetahuan menyatukan keduanya sehingga akhirnya mereka menikah pada bulan Juli 1895.
Uang yang mereka dapatkan dari hadiah pernikahan mereka gunakan untuk membeli dua sepeda. Marie dan suaminya, Pierre, sangat menyukai petualangan bersepeda yang bagi mereka merupakan cara menyegarkan diri. Kehidupan Marie dan Pierre terus dipenuhi dengan penelitian, dan tidak lama kemudian Marie pun mulai mencari-cari topik untuk tesis doktoralnya.
Pada tahun 1896 Henri Becquerel, secara tidak sengaja, menemukan radioaktivitas. Ia sedang meneliti garam uranium yang sengaja dijemur di bawah sinar matahari untuk mengetahui pengaruh cahaya terhadap radiasi sinar-X yang ditemukan oleh Wilhelm Conrad Röntgen pada 8 November 1895.
Ternyata sewaktu Becquerel melaksanakan penelitian ini, cuaca di sana terus saja berawan selama beberapa hari, padahal ia membutuhkan sinar matahari untuk penelitiannya. Tetapi kemudian ia memperhatikan suatu hal yang tidak biasa.
Ternyata garam uraniumnya memancarkan radiasi secara spontan, walaupun tidak diberi cahaya! Radiasi yang dihasilkan ini merupakan radiasi jenis baru, yang mampu menembus lempengan logam dan menghitamkan pelat foto. Becquerel langsung mengumumkan penemuannya ini di suatu pertemuan l’Académie des Sciences.
Tetapi penemuannya ini tidak banyak mengundang perhatian ilmuwan-ilmuwan yang hadir di sana saat itu karena para ilmuwan masih terpesona dengan penemuan sinar-X oleh Röntgen. Hanya Marie Curie sajalah yang tampaknya tertarik dengan sinar misterius yang dipancarkan uranium tersebut.
"Nothing in life is to be feared, it is only to be understood. Now is the time to understand more, so that we may fear less."
~Marie Curie~
Marie pun mulai menyelidiki radiasi misterius tersebut. Ia menggunakan elektrometer, yaitu sebuah alat yang bisa mengukur arus listrik yang lemah. Alat ini dibuat oleh Pierre dan adiknya, Jacques Curie. Pierre dan Jacques sebelumnya sudah pernah menemukan efek piezoelektrik, dan efek inilah yang menjadi dasar kerja elektrometer. Dengan elektrometer, Marie hanya membutuhkan beberapa hari saja sebelum menemukan bahwa thorium memancarkan cahaya yang sama dengan uranium.
Ia pun kemudian menyelidiki lagi senyawa-senyawa kimia lainnya. Ternyata, kekuatan radiasi yang dihasilkan tidak bergantung pada jenis senyawanya, tetapi hanya bergantung pada jumlah uranium atau thorium yang terkandung di dalam senyawa tersebut. Marie langsung menyimpulkan bahwa kemampuan radiasi uranium tidak bergantung pada susunan atom di dalam molekul, tetapi pada bagian dalam (interior) dari atomnya itu sendiri.
Ia melanjutkan meneliti semua elemen dalam Susunan Berkala Unsur-unsur. Ternyata hanya uranium dan thorium sajalah yang bisa memancarkan radiasi ini. Langkah berikut yang diambil oleh Marie adalah meneliti mineral/bebatuan alam yang mengandung uranium dan thorium. Dari semua mineral alam tersebut, ia menemukan bahwa pitchblende memancarkan radiasi secara lebih aktif, bahkan empat sampai lima kali lebih kuat dari uranium. Marie pun membuat hipotesa bahwa ada sebuah elemen baru yang terkandung di dalam mineral tersebut, dan elemen ini jauh lebih aktif dari uranium.
Melihat serunya penelitian yang dilakukan oleh istrinya, Pierre pun menjadi tertarik dan kemudian memutuskan untuk bergabung dengan penelitian Marie tersebut. Pierre menghentikan semua penelitiannya tentang kristal dan sifat simetri di alam yang semula merupakan ketertarikan utamanya. Kerjasama keduanya dengan cepat membawa hasil. Pada akhir Juni 1898, mereka berhasil mendapatkan sebuah zat yang 300 kali lebih aktif dari uranium. Mereka yakin bahwa zat tersebut merupakan sejenis logam yang baru yang belum pernah ditemukan sebelumnya, dan logam ini memiliki sifat-sifat analitik yang mirip dengan bismuth. Mereka pun mengusulkan supaya logam baru ini disebut Polonium, sesuai nama negara asal Marie, Polandia. Dalam publikasinya ini mereka untuk pertama kalinya menggunakan istilah radioaktivitas.
Beberapa bulan kemudian, yaitu pada tanggal 26 Desember 1898, mereka kembali menghasilkan penemuan baru. Marie dan Pierre menemukan suatu zat lain lagi yang juga sangat aktif dan memiliki sifat kimia yang sangat mirip dengan barium murni. Mereka mengusulkan supaya zat baru ini diberi nama Radium. Keduanya pun melanjutkan penelitian mereka untuk membuktikan bahwa radium benar-benar merupakan suatu elemen baru. Keduanya bekerja tanpa henti di sebuah gudang besar yang tidak terpakai.
Walaupun gudang itu begitu panas di musim panas dan kering dan dingin saat musim dingin, tetapi gudang itu menjadi tempat yang memberikan kebahagiaan terbesar bagi pasangan Curie. Marie akhirnya berhasil mengisolasi satu desigram radium klorida yang hampir murni dan menentukan berat atom radium. Hasil penelitiannya ini dilaporkannya dalam tesis doktoralnya pada tanggal 25 Juni 1903. Tesisnya tersebut pun dinyatakan sebagai kontribusi ilmiah terbesar yang pernah disumbangkan oleh suatu tesis doktoral.
"Hidup tidak mudah bagi siapapun. Tapi kita harus mempunyai kegigihan dan percaya pada diri sendiri. Kita harus percaya bahwa kita diberi suatu bakat dan berapapun pengorbanannya, kita harus mendapatkannya ." ~Marie Curie~
Ucapan Terima Kasih;
1. DEPDIKNAS Republik Indonesia
2. Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia
3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
4. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
5. Tim Olimpiade Fisika Indonesia
Sumber:
Wikipedia
Nobel Prize Org.
Disusun Ulang Oleh;
Arip Nurahman
Pendidikan Fisika, FPMIPA. Universitas Pendidikan Indonesia
&
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, Cambridge. USA.
Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih