"Fortune Favors the Brave, Dude."
Bisakah Manusia Ciptakan Super Robot Raksasa "Pacific Rim"?
Dengan sumber daya yang ada ada saat ini, manusia belum mampu menciptakan robot raksasa.
Robot macam ini baru terwujud jika berada di planet lebih kecil dan bergravitasi rendah. Materi dari robot tersebut juga harus terbuat dari materi terdepan dan ringan.
Demikian disampaikan pakar robot, Dr. Daniel Wilson, M.Eng. menjawab pertanyaan mengenai kemampuan manusia soal pembangunan robot mega. Doktor Wilson merupakan pakar robot ternama jebolan the Robotics Institute at Carnegie Mellon University in Pittsburgh, Pennsylvania.
His thesis work, entitled Assistive Intelligent Environments for Automatic Health Monitoring, focused on providing automatic location and activity monitoring in the home via low-cost sensors such as motion detectors and contact switches. He has worked as a research intern at Microsoft Research, the Xerox PARC, Northrop Grumman, and Intel Research Seattle.
His thesis work, entitled Assistive Intelligent Environments for Automatic Health Monitoring, focused on providing automatic location and activity monitoring in the home via low-cost sensors such as motion detectors and contact switches. He has worked as a research intern at Microsoft Research, the Xerox PARC, Northrop Grumman, and Intel Research Seattle.
Robot raksasa tampil dalam film sains fiksi terbaru, Pacific Rim. Dalam film produksi Hollywood itu, manusia menciptakan robot raksasa yang dikendalikan dua orang. Inti dari gerakan robot tersebut adalah peleburan manusia dengan mesin.
"Saya tidak tahu pencipta mana yang bisa mewujudkan robot raksasa yang bisa berjalan tegak di embusan angin pada ketinggian. Apalagi memindahkannya dengan cukup ketangkasan untuk berjalan," kata Dr. Wilson.
Jika pun akhirnya material ringan dan terdepan ini bisa dikembangkan, mekanisme pergerakannya akan menimbulkan masalah. Akan sulit mempertahankan berbagai gerakan dinamis yang timbul.
Termasuk ketinggian, akselerasi, momentum, penyerapan panas, dan torque internal.
Disebutkan Dosen dan pakar robot, Prof. Mel Siegel dari Robotics Institute di Carnegie Mellon University, di makalah When Physics Rules Robotics, salah satu masalah utama dalam pembuatan robot adalah berat berlebih.
Hal berikutnya yang wajib dipertimbangkan adalah faktor energi.
Butuh energi besar untuk menggerakannya.
Dr. Wilson menduga, suatu saat nanti manusia akan bisa mewujudkan energi seperti ini menggunakan reaktor nuklir.
Kendala lainnya: Biaya.
Butuh energi besar untuk menggerakannya.
Dr. Wilson menduga, suatu saat nanti manusia akan bisa mewujudkan energi seperti ini menggunakan reaktor nuklir.
Kendala lainnya: Biaya.
Diprediksi oleh SciencePortal bahwa untuk membangun satu robot raksasa berbobot 43 ton dibutuhkan biaya 725 juta dollar AS. [Rp. 7.250.000 000 000/ Tujuh Triliun Dua Ratus Lima Puluh Miliar Rupah]
Bayangkan Bobot Mati Robot-Robot Raksasa ini yang mencapai 2500 Ton.
Kendati demikian, Dr. Wilson menegaskan bahwa satu-satunya alasan yang memungkinkan manusia membangun robot macam ini adalah demi tujuan estetika semata.
Aktris cilik Jepang Ashida Mana yang berperan sebagai Mako Mori
[Salah Satu Pilot Robot Raksasa] versi masa kecil dalam Film Pacific Rim
Silahkan Kunjungi: Sumber Belajar dari MIT School of Engineering untuk Mewujudkan Pembuatan Robot Raksasa ini.
- Aeronautics and Astronautics
- Biological Engineering
- Chemical Engineering
- Civil and Environmental Engineering
- Electrical Engineering and Computer Science
- Engineering Systems Division
- Health Sciences and Technology
- Materials Science and Engineering
- Mechanical Engineering
- Nuclear Science and Engineering
Sebuah bentuk pembuktian bahwa hal ini bisa dilakukan.
Masih mustahil menciptakannya untuk tujuan lain.
Masih mustahil menciptakannya untuk tujuan lain.
Ukuran Robot Gundam dengan Seorang Photographer
The Future of Humanoid Robots - Research and Applications
Edited by: Dr. Riadh Zaier, M.Eng.
Sultan Qaboos University, Oman
Dr. Riadh Zaier received his M.Eng. and Dr. Eng. Degrees, both in Discrete-Time Tracking Control Systems from the Department of Systems Engineering, Nagoya Institute of Technology, Japan, in 1996 and 1999, respectively. He joined Fujitsu Automation Ltd. in 1999. Then he joined Fujitsu Laboratories Ltd., as a researcher in 2004.
Di balik kesuksesan film animasi "Pacific Rim" yang masih diputar di bioskop-bioskop di Tanah Air saat ini, ternyata ada sentuhan seorang animator Indonesia. Dialah Ronny Gani, seorang animator muda yang bekerja di Industrial Light & Magic, di Singapura, anak perusahaan Lucas Film Group, yang menggarap film tersebut.
"Kalau di Pacific Rim saya mengerjakan animasinya. Jadi saya menggerak-gerakkan karakter-karakter yang ada di film itu," ujar Ronny dalam wawancara yang dilansir situs VOA. Ia mengatakan, sebagai animator, ia punya peran memainkan visual effects sehingga gerakan karakter dalan animasi menjadi lebih hidup dan masuk akal.
Ini bukanlah debut pertamanya menggarap animasi-animasi di film Hollywood. Ronny sebelumnya juga terlibat dalam penggarapan film the Avengers yang dirilis tahun 2012.
"Kebetulan sekali waktu saya pertama kali mulai bekerja di Industrial Light & Magic, proyek yang sedang dikerjakan adalah The Avengers. Jadi otomatis saya ikut terlibat dalam proyek itu. Secara garis besar grup Industrial Light & Magic itu mengerjakan bagian akhir film di bagian aliennya sudah mulai menginvasi," kata Ronny.
"Kalau di Pacific Rim saya mengerjakan animasinya. Jadi saya menggerak-gerakkan karakter-karakter yang ada di film itu," ujar Ronny dalam wawancara yang dilansir situs VOA. Ia mengatakan, sebagai animator, ia punya peran memainkan visual effects sehingga gerakan karakter dalan animasi menjadi lebih hidup dan masuk akal.
Ini bukanlah debut pertamanya menggarap animasi-animasi di film Hollywood. Ronny sebelumnya juga terlibat dalam penggarapan film the Avengers yang dirilis tahun 2012.
"Kebetulan sekali waktu saya pertama kali mulai bekerja di Industrial Light & Magic, proyek yang sedang dikerjakan adalah The Avengers. Jadi otomatis saya ikut terlibat dalam proyek itu. Secara garis besar grup Industrial Light & Magic itu mengerjakan bagian akhir film di bagian aliennya sudah mulai menginvasi," kata Ronny.
Edited by: Dr. Riadh Zaier, M.Eng.
Sultan Qaboos University, Oman
Dr. Riadh Zaier received his M.Eng. and Dr. Eng. Degrees, both in Discrete-Time Tracking Control Systems from the Department of Systems Engineering, Nagoya Institute of Technology, Japan, in 1996 and 1999, respectively. He joined Fujitsu Automation Ltd. in 1999. Then he joined Fujitsu Laboratories Ltd., as a researcher in 2004.
- Chapter 1 Performing Periodic Tasks: On-Line Learning, Adaptation and Synchronization with External Signals
- Chapter 10 Implementation of a Framework for Imitation Learning on a Humanoid Robot Using a Cognitive Architecture
Ucapan Terima Kasih:
Komunitas Mahasiswa Penggemar Otomasi dan Robotika (KOMPOR) adalah Unit Kegiatan Mahasiswa tingkat universitas di Universitas Pendidikan Indonesia yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya teknologi otomasi dan robotika.
http://kompor-upi.org/
Sahabat dan Keluarga di Seneby Corp.
Kang Karizal Muharom, Finalis Olimpiade Robotik International di Korea Selatan.
Kunjungi Juga:
Kontes Robot Indonesia 2013
http://kri2013reg5.unud.ac.id/index.php
Sekolah Pendidikan Robotika Indonesia
http://indonesiaroboticschool.blogspot.com/
Sebuah Ide Pengembangan Pendidikan IPTEKS Robotiks di Tanah Air.
Maju Terus Ipteks Indonesia, Semangat!
Sumber:
Pacific Rim
Kompas Sains
Zika Zakiya; National Geographic
No comments:
Post a Comment