Sekitar lebih dari tujuh tahun yang silam saat masih duduk di bangku SMA, penulis berkesempatan mengikuti Olimpiade Sains Astronomi Tingkat Provinsi di Hotel Bumi Makmur Indah Lembang, dimana merupakan olimpiade astronomi perdana yang diadakan.
Banyak pengalaman yang didapatkan.
Seperti hal nya "Pelajar Wong Ndeso" lainnya, ini merupakan pengalaman pertama kami menginap di sebuah hotel he.,he.,he.,.
Hadeuhhh.,. jadi kami manfaatkan betul pengalaman tersebut, makan sebanyak-banyaknya dan berkenalan dengan sebanyak-banyaknya pelajar dari daerah lain.
Minggu ini kembali di gelar Olimpiade Sains tingkat Provinsi di Hotel Bumi Makmur Indah, Lembang dan Allhamdulilah saya dapat bertemu dengan para pelajar dan Ibu Bapak Guru semasa SMA.
Dulu sebelum mengikuti olimpiade astronomi ini kami sempat belajar semalaman di ruang TI dan Mesjid Manbaul Ullum SMAN 1 Banjar bersama sahabat karib Kang Ade Akhyar Nurdin, sempat juga mengirim e-mail ke Pak Ferry Simatupang, M.Si. dan Pak. Dr. Chatif Kunjaya di Jurusan Astronomi ITB untuk dikirim soal-soal, mempelajari buku karya Dr. Hakim L. Malasan dan mengotak-ngatik rumus-rumus aneh astronomi-fisika.
Dan akhirnya setelah beberapa tahun kemudian kami dapat berjumpa dan bertatap muka langsung dengan beliau.
Pembinaan dan Kaderisasi Berkelanjutan Olimpiade Sains
Beberapa alumni TOFI yang saat ini sudah diterima dan sedang kuliah di universitas-universitas terkemuka dunia itu menunjukkan prestasi yang sangat luar biasa. Pelatihan berbulan-bulan yang mereka jalankan saat mempersiapkan Olimpiade Fisika ternyata telah menggembleng mereka untuk menjadi mahasiswa yang mampu bersaing dengan mahasiswa dari negara mana pun.
Keberhasilan Alumni Team Olimpiade Fisika
Pada Bulan April 2004, Tercatat 3 mahasiswa alumni TOFI (Agustinus Peter Sahanggamu, Widagdo Setiawan, dan Rezy Pradipta) masuk dalam Tim Fisika MIT dan berhasil membuat MIT menjadi Juara Umum dalam Boston Area Undergraduate Physics Competition (BAUPC), sebuah perlombaan fisika yang diikuti oleh universitas-universitas paling top di Amerika Serikat.
Siswa-siswa Indonesia yang telah menjalani pelatihan intensif dalam waktu panjang sewaktu bergabung di TOFI itu kini benar-benar menunjukkan mental juara yang dibangun melalui pelatihan tersebut. Ada beberapa orang alumni TOFI yang sekarang bahkan menjadi asisten perah Nobel Fisika!
Untuk mendapatkan hasil gemilang dalam ajang internasional, Indonesia memang membutuhkan persiapan yang sebaik mungkin.
Hanya negara yang serius mempersiapkan diri sajalah yang berhasil untuk menjadi juara. Negara Cina dapat dijadikan contoh. Mereka mempunyai program khusus untuk membina anak-anak berbakat. Demikian pula halnya dengan Iran dan India, yang juga merupakan negara-negara langganan medali emas.
Mengembangkan Bakat-Bakat Terpendam
Keikutsertaan dalam berbagai kompetisi juga memberikan keuntungan bagi dunia pendidikan Indonesia secara umum. Menurut beberapa analisa psikolog, 1 diantara 1000 orang populasi mempunyai IQ = 150, dan 1 diantara 11 ribu orang mempunyai IQ diatas 160 (setara dengan Einstein). Populasi Indonesia mencapai 250 juta. Itu berarti di Indonesia terdapat 250.000 anak dengan IQ diatas 150 atau ada sekitar 25 ribu Einstein-Einstein.
Bakat mereka akan tetap terpendam jika tidak ada dorongan untuk mengembangkan dan mengasahnya. Siswa-siswa berbakat ini harus diangkat dan dibina secara intensif. Begitu siswa yang berbakat ini bisa terangkat, maka yang lain pun akan ikut terangkat.
Sama seperti menarik kain, jika kita menarik bagian tengahnya, otomatis bagian-bagian lainnya akan terangkat juga. Cara yang paling efektif untuk mengembangkan bakat-bakat terpendam ini adalah melalui kompetisi-kompetisi.
Melalui kompetisi, siswa didorong untuk bersaing, untuk belajar keras, dan untuk menang. Kompetisi pun bukan hanya membangkitkan semangat belajar dalam diri siswa-siswa kita, tetapi juga membangkitkan keinginan para guru untuk menjalani pelatihan dalam rangka memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Sebagai guru, tentunya mereka harus memiliki pengetahuan yang lebih luas dibanding murid-muridnya, supaya mereka bisa mentransfer pengetahuan itu dengan efektif.
Para guru mulai menyadari bahwa pengetahuan mereka saat ini sangat rendah sehingga mereka sangat membutuhkan training dan pendidikan berkelanjutan.
Kesadaran semacam ini sangat menggembirakan karena merupakan cikal-bakal kesuksesan dan kemajuan bangsa.
Banyak pengalaman yang didapatkan.
Seperti hal nya "Pelajar Wong Ndeso" lainnya, ini merupakan pengalaman pertama kami menginap di sebuah hotel he.,he.,he.,.
Hadeuhhh.,. jadi kami manfaatkan betul pengalaman tersebut, makan sebanyak-banyaknya dan berkenalan dengan sebanyak-banyaknya pelajar dari daerah lain.
Minggu ini kembali di gelar Olimpiade Sains tingkat Provinsi di Hotel Bumi Makmur Indah, Lembang dan Allhamdulilah saya dapat bertemu dengan para pelajar dan Ibu Bapak Guru semasa SMA.
Dulu sebelum mengikuti olimpiade astronomi ini kami sempat belajar semalaman di ruang TI dan Mesjid Manbaul Ullum SMAN 1 Banjar bersama sahabat karib Kang Ade Akhyar Nurdin, sempat juga mengirim e-mail ke Pak Ferry Simatupang, M.Si. dan Pak. Dr. Chatif Kunjaya di Jurusan Astronomi ITB untuk dikirim soal-soal, mempelajari buku karya Dr. Hakim L. Malasan dan mengotak-ngatik rumus-rumus aneh astronomi-fisika.
Dan akhirnya setelah beberapa tahun kemudian kami dapat berjumpa dan bertatap muka langsung dengan beliau.
Penulis sedang Mengajukan Pertanyaan dalam acara SEAAN
Allhamdulilah dapat bertemu dengan para "Dedengkot" Ilmu Astronomi Indonesia dan Dunia
diantaranya adalah:
- Sub-KK Galaksi dan Kosmologi
Ketua: Dr. Premana W. Premadi
Anggota:
- Sub-KK Fisika Bintang
Ketua: Dr. Hakim L. Malasan
Anggota:
- Sub-KK Tata Surya
Ketua: Dr. Suryadi Siregar
Anggota:
Pembinaan dan Kaderisasi Berkelanjutan Olimpiade Sains
Beberapa alumni TOFI yang saat ini sudah diterima dan sedang kuliah di universitas-universitas terkemuka dunia itu menunjukkan prestasi yang sangat luar biasa. Pelatihan berbulan-bulan yang mereka jalankan saat mempersiapkan Olimpiade Fisika ternyata telah menggembleng mereka untuk menjadi mahasiswa yang mampu bersaing dengan mahasiswa dari negara mana pun.
Keberhasilan Alumni Team Olimpiade Fisika
Pada Bulan April 2004, Tercatat 3 mahasiswa alumni TOFI (Agustinus Peter Sahanggamu, Widagdo Setiawan, dan Rezy Pradipta) masuk dalam Tim Fisika MIT dan berhasil membuat MIT menjadi Juara Umum dalam Boston Area Undergraduate Physics Competition (BAUPC), sebuah perlombaan fisika yang diikuti oleh universitas-universitas paling top di Amerika Serikat.
Kak Rizal Hariadi, Ph.D. [Peneliti di California Institute of Technology] Kak Hendra Kwee, Ph.D. [Lulusan College of William and Mary, ketua APhO] dan Kak Oki Gunawan, Ph.D. [Lulusan Cum Laude di Princeton University, Peneliti di IBM]
Siswa-siswa Indonesia yang telah menjalani pelatihan intensif dalam waktu panjang sewaktu bergabung di TOFI itu kini benar-benar menunjukkan mental juara yang dibangun melalui pelatihan tersebut. Ada beberapa orang alumni TOFI yang sekarang bahkan menjadi asisten perah Nobel Fisika!
Untuk mendapatkan hasil gemilang dalam ajang internasional, Indonesia memang membutuhkan persiapan yang sebaik mungkin.
Hanya negara yang serius mempersiapkan diri sajalah yang berhasil untuk menjadi juara. Negara Cina dapat dijadikan contoh. Mereka mempunyai program khusus untuk membina anak-anak berbakat. Demikian pula halnya dengan Iran dan India, yang juga merupakan negara-negara langganan medali emas.
Mengembangkan Bakat-Bakat Terpendam
Keikutsertaan dalam berbagai kompetisi juga memberikan keuntungan bagi dunia pendidikan Indonesia secara umum. Menurut beberapa analisa psikolog, 1 diantara 1000 orang populasi mempunyai IQ = 150, dan 1 diantara 11 ribu orang mempunyai IQ diatas 160 (setara dengan Einstein). Populasi Indonesia mencapai 250 juta. Itu berarti di Indonesia terdapat 250.000 anak dengan IQ diatas 150 atau ada sekitar 25 ribu Einstein-Einstein.
Kak Rezy Pradipta, Ph.D., [Peneliti Iptek Nuklir di MIT] Kak Jonathan Pradana Mailoa, Ph.D.
[Peraih Absolute Winner Olimpiade Fisika Internasional, Lulusan Electrical Engineering dari MIT]
dan Teman-temannya saat kuliah di MIT.
Bakat mereka akan tetap terpendam jika tidak ada dorongan untuk mengembangkan dan mengasahnya. Siswa-siswa berbakat ini harus diangkat dan dibina secara intensif. Begitu siswa yang berbakat ini bisa terangkat, maka yang lain pun akan ikut terangkat.
Sama seperti menarik kain, jika kita menarik bagian tengahnya, otomatis bagian-bagian lainnya akan terangkat juga. Cara yang paling efektif untuk mengembangkan bakat-bakat terpendam ini adalah melalui kompetisi-kompetisi.
Melalui kompetisi, siswa didorong untuk bersaing, untuk belajar keras, dan untuk menang. Kompetisi pun bukan hanya membangkitkan semangat belajar dalam diri siswa-siswa kita, tetapi juga membangkitkan keinginan para guru untuk menjalani pelatihan dalam rangka memperluas wawasan dan pengetahuan mereka. Sebagai guru, tentunya mereka harus memiliki pengetahuan yang lebih luas dibanding murid-muridnya, supaya mereka bisa mentransfer pengetahuan itu dengan efektif.
Para guru mulai menyadari bahwa pengetahuan mereka saat ini sangat rendah sehingga mereka sangat membutuhkan training dan pendidikan berkelanjutan.
Kesadaran semacam ini sangat menggembirakan karena merupakan cikal-bakal kesuksesan dan kemajuan bangsa.
Permasalahannya adalah bagaimana mengembangkan pendidikan, penelitian dan kompetisi sains ini di daerah?
Kunjungi Juga:
http://www.tofi.or.id/ [Team Olimpiade Fisika Indonesia]
http://www.tpoa-indonesia.org/ [Tim Pembina Olimpiade Astronomi.]
http://soal-olim-astro.blogspot.com/ [Pembahasan Soal-Soal Olimpiade Astronomi ]
http://ioaa.info/ioaa2007/ [International Olympiad on Astronomy and Astrophysics ]
http://olimpiadeastrofisika.blogspot.com/ [Team Pengembangan Olimpiade Astronomi dan Fisika di Daerah]
Ucapan Terima Kasih:
Ibu dan Bapak Guru di SD, SMP dan SMA
Anak-Anaku di Al-Wustho dan SMA Budi Luhur Cimahi.
Guru dan Dosen di Universitas Pendidikan Indonesia
Keluarga Besar UKK Cakrawala HMF Pendidikan Fisika, UPI, Bandung.
Kang Ridwan Firdaus, S.Pd. dan Kang Anton Timur Jaelani, S.Si.
Pak Itam Kistamaji, S.Si. Mantap Bener Sate tadi Malam Bapa Hmmmm Terima Kasih.
Maju Terus Indonesia.
Insha Allah
Amin.
No comments:
Post a Comment