Saturday, 15 December 2007

Kondisi Cuaca Antariksa dan Orbit Satelit








Kondisi Cuaca Antariksa dan Orbit Satelit Info Aktivitas Matahari

Edited by:
Arip Nurahman
(Teacher and Professional Lecturer)
Guru dan Dosen Profesional

Department of Physics, Faculty of Sciences and Mathematics
Indonesia University of Education and Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, M.A., U.S.A.

Bilangan sunspot

Aktivitas matahari bervariasi dengan periode sekitar 11 tahun. Aktivitas matahari antara lain ditunjukkan oleh kemunculan bintik matahari (sunspot) di permukaannya. Umumnya bintik matahari muncul dalam satu kelompok (grup). Makin banyak bintik yang muncul di permukaan matahari, maka tingkat aktivitas matahari dikatakan makin tinggi, dan sebaliknya. Bilangan sunspot adalah parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat aktivitas matahari. Bilangan sunspot (R) dihitung sebagai berikut:

R = k(10g + f)

dengan k adalah faktor koreksi (tergantung pada pengamat dan peralatan)
  • g adalah banyaknya grup bintik yang muncul di permukaan matahari
  • f adalah banyaknya bintik individu
  • Data Bilangan Sunspot

  • Pengamatan Matahari
    Untuk mengetahui aktivitas matahari, perlu dilakukan pengamatan. Di LAPAN Bandung pengamatan dilakukan dengan menggunakan teleskop Celestron NextStar 8i, yang mempunyai diameter selebar 8 inchi dan menggunakan filter ND5 yang bisa mereduksi intensitas sinar matahari sebesar 105 kali. Pemotretan dilakukan dengan menggunakan kamera digital Nikon Coolpix 5400.
  • Data Pengamatan Matahari

  • Aktivitas matahari minggu ini
    Info parameter ionosfer Indonesia

    - Koreksi ionosfer model klobuchar
    Propagasi gelombang radio yang dipancarkan dari satelit ketika melewati ionosfer bumi akan mengalami perubahan akibat sifat medium dispersif ionosfer.
    selengkapnya
  • Data model klobuchar

  • - TEC (Total Electron Content)
    Propagasi gelombang radio melalui ionosfer akan mengalami delay time sebagai akibat dari keterkaitannya dengan electron bebas di ionosfer. Delay time ini dikarakteristikan oleh total electron content (TEC) ionosfer yang merupakan fungsi dari variable-variabel seperti lokasi geografis, waktu local, musim, radiasi eksrim UV (Ultra Violet) dan aktivitas medan magnet.
    selengkapnya
  • Data Pengamatan

  • - f0F2 dan hmF2
    Frekuensi kritis lapisan ionosfer (foF2) dan ketinggiannya (hmF2) adalah dua parameter lapisan ionosfer yang berkaitan dengan frekuensi kerja maksimum (Maximum Usable Frequency, MUF). Misalkan dua stasiun radio berjarak d kilometer dan dari peta diketahui foF2 dan hmF2 di titik tengahnya, maka MUF dapat dihitung menggunakan rumus pendekatan berikut :

    umus di atas digunakan dengan mengabaikan faktor kelengkungan permukaan bumi. engan melihat variasi f0F2 dan hmF2 secara spasial (terhadap lintang dan bujur) maupun temporal (terhadap waktu), maka dapat diketahui variasi MUF secara spasial dan temporal pula. Warna merah menunjukkan nilai kedua parameter tersebut lebih tinggi dan warna biru menujukkan nilai yang lebih rendah. selain itu, variasi (temporal) f0F2 jangka menengah dan panjang dapat digunakan sebagai indikasi respon lapisan ionosfer terhadap perubahan aktivitas matahari.

    (jiyolpnbdg@yahoo.com).

  • Peta f0F2 Indonesia
  • Peta hmF2 Indonesia

  • Info Aktivitas Geomagnet

    Variasi harian medan geomagnet merupakan fluktuasi medan magnet bumi setiap hari digunakan untuk memantau aktivitas medan magnet bumi dalam satuan nano tesla (nT) dan waktu universal (UT). Data Yang ditampilkan diambil dari stasion Pengamat Dirgantara Biak (BIK) terdiri atas tiga komponen H, D dan Z dimana,

  • Komponen H merupakan komponen medan magnet horizontal arah Utara - Selatan.
  • Komponen D merupakan komponen medan magnet horizontal arah Timur - Barat.
  • Komponen Z merupakan komponen medan magnet Vertikal


  • Arip Nurahman
    Guru dan Dosen Profesional

    1 comment:

    Anonymous said...

    Kalau ingin link informasi ke sumbernya sebaiknya langsung ke yang dituju, jadi tidak menyulitkan. Hanya saran saja