Saturday 18 August 2012

Allhamdulilah Aku Jadi "Astronot"


Semoga Generasi Indonesia Masa Depan Ada yang Menjadi Astronot

Penulis dan Peneliti Muda Berada di Ruangan
Pada Acara Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional

An astronaut or cosmonaut is a person trained by a human spaceflight program to command, pilot, or serve as a crew member of a spacecraft. While generally reserved for professional space travelers, the terms are sometimes applied to anyone who travels into space, including scientists, politicians, journalists, and tourists.



Astronaut training

Astronaut training describes the complex process of preparing Astronauts for their space missions before, during and after flight, which includes medical tests, physical training, Extravehicular Activity (EVA) training, procedure training, rehabilitation process, as well as training on experiments they will accomplish during their stay in space.
The training is geared to the special conditions and environments astronauts will be confronted with during launch, in space, and during landing. All phases of the flight must be taken into account during training to ensure safety to, and functionality of the astronauts, as well as to ensure a successful completion of the mission.


Sumber:


Prof. Abdus Salam: Sang Pendiri ICTP




"Pikiran Ilmiah adalah warisan umum umat manusia" 

-Abdus Salam- 


Abdus Salam, lahir di Jhang, sebuah kota kecil di Pakistan tahun 1926. Ayahnya seorang karyawan Departemen Pendidikan di sebuah distrik yang kumuh. 

Saat kembali dari Lahore pada usia 14 tahun, setelah meraih nilai tertinggi pada ujian matrikulasi di Universitas Punjab dan meraih gelas Master pada Tahun 1946. 

Di tahun yang sama, ia dianugrahi beasiswa ke Akademi St. John, Universitas Cambridge, tempat ia meraih gelar 
B.A. Kehormatan di bidang Matematika dan Fisika tahun 1949. 

Tahun 1950 ia menerima Hadiah Smith dari Universitas Cambridge bagi kontribusinya yang luar biasa di bidang fisika untuk tingkat pra-doktoral. 

Ia pun meraih gelar Doktor dari Universitas Cambridge di bidang fisika Teoritis. 

Kemudian disertasinya diterbitkan pada tahun 1951 mengenai penelitian dasar Elektrodinamika Kuantum yang memberinya sebuah reputasi Internasional. 

Salam kembali ke Pakistan tahun 1951 untuk mengajar matematika di Akademi Pemerintahan, Lahore dan pada tahun 1952 menjadi kepala Departemen Matematika Universitas Punjab. 

Ia kembali ke Pakistan dengan niat mendirikan Sekolah Penelitian di Bidang Teori Fisika, namun segera disadarinya hal itu mustahil. 

Untuk meniti karir di bidang penelitian teori fisika, ia tidak memiliki alternatif lain kecuali pergi ke luar negeri. 

Bertahun-tahun kemudian ia berhasil menemukan cara untuk memecahkan dilema yang dihadapi ahli fisika teori muda yang berbakat dari negara-negara berkembang. 

Ia Mendirikan ICTP (International Center for Theoretical Physics), Pusat Fisika Teori Internasional di Trieste. Italia. 

Di pusat pendidikan riset ini para ahli fisika muda diberika program pendidikan dan pelatihan selama 9 bulan akademik, sehingga ketika mereka kembali ke negaranya masing-masing telah mendapat pemikiran dan tenaga baru. 

Pada tahun 1954 Salam meninggalkan Pakistan untuk mengajar di Universitas Cambridge. Dan Pada Tahun 1957 ia menjadi gurubesar di bidang teori fisika di Akademi Imperial, London. 

Selama lebih dari 40 tahun ia menjadi peneliti di bidang teori fisika dasar partikel. 

Ia mengabdi kepada beberapa komite PBB yang menangani kemajuan IPTEK di negara-negara berkembang. 

Untuk mengatur jadwalnya yang sangat padat, Prof. Salam memangkas waktunya bagi hal-hal yg kurang penting seperti Liburan, Pesta atau pergi ketempat-tempat Hiburan. 

Para staf di kantornya mengaku sulit untuk memprotes bahwa mereka telah bekerja lewat waktu. 

Uang yang didapatnya dari hadiah Medali Atom untuk Perdamaian dan Penghargaan Nobel bidang Fisika ia gunakan untuk membiyayai para ahli fisika muda untuk belajar di ICTP dan tidak mengmbil se-sen pun bagi dirinya dan keluarganya. 

Abdus Salam dikenal sebagai Muslim yang Taat, yang mana agama tidak dapat dipisahkan dari pekerjaan dan kehidupan keluarganya. 

Suatu kali ia pernah menulis buku: 

"Kitab suci Al-quran menuntun kita untuk merefleksikan keagungan alam Ciptaan Allah" 

Bagaimanapun generasi muda saat ini mendapat keistimewaan untuk menjadi bagian dari Ciptaan-Nya dan keagungan yang perlu disyukuri dengan segala kerendahan hati.



Sumber: 

100 Tahun Pemenang Hadiah Nobel Fisika. 

Wallohualam. 

Friday 17 August 2012

Prof. Daniel Chee Tsui: Anak Kampung Peraih Nobel


"Bahwa satu-satunya kehidupan yang bermakna adalah belajar, Cara yang lebih baik dari sana adalah belajar daripada melalui mengajar"
-Daniel C. Tsui, Peraih Nobel Fisika; 1998-

Hadiah Nobel Fisika Tahun 1998 diserahkan bersama kepada;


1. Prof. Daniel C. Tsui
(University of Chicago & Bell Laboratories)


2. Prof. Horst L. Stormer
(Columbia University & Bell Laboratories)


3. Prof. Robert B. Laughlin
(Stanford University & Bell Laboratories)


Atas penemuan dan penelitian secara mendalam terhadap Fluida Kuantum dengan keluaran bermuatan secara fraksional.

  
Saya cendrung membagi kehidupan saya menjadi 3 bagian; Masa kanak-kanak di sebuah desa di Provinsi Henan di Cina pusat, tahun-tahun sekolah di Hong Kong, dan tahun-tahun sejak saya berkuliah di Amerika Serikat.

Satu-satunya hal yang menghubungkannya adalah Kebaikan, Kedermawanan dan Persahabatan dari orang-orang di sekitar yang saya alami seumur hidup saya.

Kenangan masa kecil saya diisi dengan tahun-tahun musim kemarau, banjir dan perang yang terus menerus menjadi kesadaran para penduduk desa saya yang jumlahnya berlebihan.

Namun biarpun keadaannya demikian dengan pengorbanan diri orang tua menjadikan momentum-momentum tersebut membahagiakan bagi saya.

Seperti kebanyakan penduduk desa lainnya, orang tua saya tak pernah mempunyai kesempatan belajar, bahkan membaca dan menulis.

Mereka buta huruf dan TAK INGIN ANAK-ANAK MEREKA MENGIKUTI JEJAK MEREKA.

APA PUN YANG HARUS DIUSAHAKAN.

Pada tahun 1951 orang tua saya untuk pertama kalinya dan mungkin satu-satunya cara dan kesempatan untuk meninggalkan desa yang kami cintai.

Mereka mengijinkan saya mengejar pendidikan di tempat yang jauh.

Yang mereka dan Saya sendiri tidak tahu ssecara persis.

Di Hong Kong, saya memulai pendidikan formal di kelas 6 dengan gemetaran, rasa takut bercampur bangga dan gembira.

Saya ingat, kesulitan karena tidak menguasai dialek Kanton pada awalnya tapi secara cepat dibantu dengan KEBAIKAN teman-teman sekolah yang dengan cara mereka sendiri-sendiri membantu dengan menawarkan PERSAHABATAN dan mengajak saya pada lingkungan mereka serta aktivitas di luar kelas.

Ketika memasuki Sekolah Menengah saya terinspirasi Guru-guru saya waktu itu.

Banyak dari para guru saya sangat berkualitas.

Mereka adalah lulusan-lulusan yang sangat cemerlang dari Universitas-universitas terbaik di China.

Dibawah situasi perang yang sangat genting pun Guru-guru saya waktu itu mampu menunjukan kalibernya yang mampu memperlihatkan Kecendikiawanan dan Ilmunya yang sangat baik.

Mereka mampu mengajar kami di musim dingin sambil menceritakan kenangan Romantis dan cerita-cerita ringan di zaman kejayaan Peking University.

Mereka mungkin secara pedagogis bukan guru-guru terbaik, tetapi Intelektualitas dan visi mereka menginspirasi Kami.

Mereka, menurut saya adalah orang-orang yang secara tidak langsung menantang kami para muridnya untuk dapat bertahan hidup dalam situasi tersulit sekalipun dan berani mengejar cita-cita kami.

Setelah berjuang cukup keras dan tabah saya menerima kabar baik dari Augustana College di Rock Island, Illinois. USA.

Selama 3 Tahun saya menyelesaikan studi di sana dan mendapat Beasiswa Ph.D. Ke Universitas Chicago, Kampus impian saya dulu sewaktu masa sekolah.

Idola saya waktu itu adalah Duo Genius Fisikawan Peraih Nobel pada tahun 1957, Prof. Chen N. Yang dan Prof. Tsung Dao Lee, keduanya menempuh pendidikan di University of Chicago.

Di Universitas ini saya bertemu dan jatuh Cinta dengan Linda Varland, mahasiswi Undergraduate, dan kami menikah setelah ia diwisuda.

Disana pun saya menemukan sosok guru dan pembimbing riset saya yaitu Prof. Royal Stark yang memberikan saya pekerjaan dan penelitian, serta memberikan penghasilan yang cukup bagi keluarga kami.

Setelah itu saya menjadi peneliti di Bell Laboratories di Murray Hill, New Jersey, untuk penelitian fisika zat padat dan semi konduktor.

Saya dan teman-teman terus memperdalam penelitian dalam bidang fisika elektron dua dimensi dan akhirnya menemukan efek fraksional kuantum Hall yang sangat penting dalam industri elektonika masa depan sserta mengantarkan kami meraih penghargaan Nobel.

Saya senang mengajar oleh karena itu disela-sela penelitian menyempatkan untuk memberi perkuliahan di PRINCETON UNIVERSITY.

Kolega dan teman-teman heran mengapa saya kelihatannya begitu menyukai mengajar.

Ketika saya sendirian saya sering mendengar hati sanubari saya berkata:

"Bahwa satu-satunya kehidupan yang bermakna adalah belajar, Cara yang lebih baik dari sana adalah belajar melalui mengajar".

Sumber:

100 Tahun Pemenang Nobel Fisika.

Thursday 16 August 2012

Keajaiban Pesawat "Siluman"



"Kita semua sedang menanti kapan datangnya kekuatan kasih sayang yang menggantikan kecintaan kita terhadap kekuasaan dan dunia, dengan begitu mungkin kita akan memahami apa itu indahnya perdamaian"
~me~


Istilah ini pasti sudah tidak asing lagi. Stealth Aircraft/Pesawat Siluman atau pesawat yang  bisa ‘menghilang’.

Bagaimana caranya pesawat yang sebesar itu bisa menghilang? 

Teknologi ini menjadi bukti keajaiban Fisika sederhana tetapi menakjubkan!

Satu hal yang pasti: pesawat berteknologi stealth sama sekali tidak pernah  menghilang!

Hanya saja pesawatnya tidak (sangat susah) terdeteksi oleh radar,  sensor panas (inframerah), dan berbagai sensor canggih lainnya, yang juga  dihasilkan dari konsep-konsep Fisika.

 Aplikasi teknologinya bukan hanya pada  pesawat saja, tapi juga pada kapal-kapal laut dan berbagai kendaraan yang  menggunakan peralatan elektronik.

Apa prinsip fisika yang menjadi kunci utama  teknologi yang menyelubungi pesawat-pesawat canggih masa kini? 

Sederhana saja! Jika kita sedang bercermin (menggunakan cermin yang  datar), kita melihat bayangan kita pada cermin tersebut.

Tapi jika cerminnya kita  miringkan ke atas (pada sudut tertentu), otomatis bayangan kita tidak lagi terlihat. 

Yang terlihat di cermin adalah bayangan langit-langit kamar. Ini berarti  gelombang cahaya dipantulkan ke arah yang menjauh dari kita (tidak lagi  dipantulkan ke mata kita).

Kenapa ini bisa terjadi?

Pesawat siluman (bahasa Inggris: stealth aircraft) atau disebut pesawat amat senyap adalah pesawat yang dirancang untuk menyerap dan membelokkan radar menggunakan teknologi siluman, membuatnya lebih sulit untuk dideteksi.

Saat cermin belum dimiringkan, gelombang cahaya yang ada di sekitar kita dipantulkan (oleh cermin) ke mata kita sehingga kita bisa melihat bayangan kita sendiri di cermin tersebut.

Gelombang cahaya pasti memantul ketika bertumbukan dengan suatu permukaan.

Prinsip ini digunakan dalam teknologi Radar, tetapi gelombang yang digunakannya bukan gelombang cahaya, melainkan gelombang elektromagnetik.

Gelombang pantulannya akan dideteksi oleh alat penerima (receiver) sehingga jika ada pesawat mendekat, bisa langsung diketahui jarak, kecepatan, dan spesifikasi pesawat itu



(Gambar 1).

Pesawat berteknologi stealth bisa mengelabui receiver sinyal radar itu! Gelombang pantulan yang seharusnya diterima oleh receiver justru dibelokkan ke arah lain (Gambar 2) atau menjauh dari lokasi stasiun penerima sinyal.



Ini memberi kesan gelombangnya tidak dipantulkan sama sekali (lewat begitu saja).

Jika gelombang tidak dipantulkan itu berarti tidak ada benda apa pun di lokasi yang sedang dipantau (gelombangnya tidak menumbuk suatu permukaan).

Ini seperti cermin yang dimiringkan tadi!

Kesannya kita tidak ada di depan cermin itu karena bayangan yang ditunjukkan cermin adalah bayangan langit-langit, bukan bayangan kita.

Padahal kita tetap berdiri di tempat yang sama, hanya saja tidak terlihat.


“The best defense is a good offence”
~Anonim~

Pesawat siluman memiliki kemampuan untuk menghindari pendeteksian, baik deteksi secara visual, audio, sensor panas, maupun gelombang radio (radar).

Secara visual, pesawat lebih sulit untuk terlihat bila mempunyai warna yang sama dengan warna latar belakangnya (kamuflase).

Secara audio, tentunya berusaha untuk membuat pesawat semakin tenang. Secara sensor panas, pesawat biasanya dideteksi dari panas yang timbul dari badannya atau dari temperatur udara di sekelilingnya.

Bagian paling panas dari pesawat adalah saluran buangan udara mesin atau exhaust dan leading edge(bagian pesawat yang pertama membelah udara).

Panas dari exhaust bisa dikurangi dengan cara mencampur semburan mesin dengan udara dingin dari luar badan pesawat sebelum dihembuskan keluar pesawat dan memperpanjang pipa exhaust (seperti A-4 Skyhawk Indonesia yang mempunyai exhaust lebih panjang dibanding versi standarnya).

Bagian exhaust ini biasanya dikejar oleh rudal anti-pesawat dengan sensor inframerah. Akan tetapi rudal pencari panas modern kini juga memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan mengejar panas yang dihasilkan akibat pergesekan permukaan badan pesawat dengan udara.

Deteksi secara gelombang radio adalah dengan cara mencegah gelombang radio dari radar tidak terpantul dari badan pesawat dan kembali ke radar.

Gelombang radio tersebut bisa diserap jika badan pesawat dilapisi RAM (Radar Absorbent Material), dipantulkan ke arah lain, atau sedemikian sehingga gelombang tersebut menjadi hilang atau saling meniadakan

(hal inilah yang mendasari bentuk pesawat siluman yang mempunyai bentuk yang lain dari pesawat biasa atau agak aneh).

Pesawat siluman biasanya tidak 100% tidak terdeteksi radar. Tetapi karena memiliki RCS (Radar Cross Section) yang kecil maka di layar radar hanya tampak sebesar gerombolan burung, bukan pesawat.



Penulis dan Peneliti Muda berada di Pameran PT. Dirgantara Indonesia


Penemuan IPTEKS Pesawat Siluman

'Siluman' dikembangkan oleh seorang ilmuwan Fisika Rusia, pada tahun 1966 oleh Dr. Pyotr Ufimtsev melalui sebuah kertas kerja yang berjudul method of edge waves in the physical theory diffraction (Metode Gelombang Tepian dalam Teori Fisika Difraksi) yang merupakan kertas kerja yang cukup panjang namun tidak bertele-tele yang diterbitkan oleh salah satu media di Moskow pada tahun 1966.

Namun kertas kerja ini tidak memperoleh sambutan yang hangat oleh para ahli di sana, karena banyak isinya yang tidak bisa dicerna oleh akal sehat. Padahal Ufimtsev adalah ahli yang berpengalaman dalam Institut Rekayasa Radio Moskow.

Ide murni Ufimtsev berupa formulasi pelumpuhan radar dan jaringan kerjanya diambil dari kesimpulan mentah fisikawan ahli Inggris James Clerk Maxwell pada abad ke-19 di mana setelah diramu berkali-kali ditambah dengan penalaran terpadu, Ufimtsev mengkalkulasikan cara-cara baru, yakni membentuk ruang bentuk geometris khusus yang mencerminkan radiasi elektromagnetis.

Dengan menciptakan kalkulasi silang sebuah radar yang mudah dilumpuhkan.

Ia menetapkan rumus konfigurasi bersisi dua dimensi, berupa tata cara mengutak-atik komponen dalam sebuah radar.

Hasilnya, radar bisa terganggu bila dikacaukan dengan sinar dua dimensi tadi. Sinar itu sebenarnya masih belum cukup tetapi jika dikalkulasikan secara cermat dari situ bisa diciptakan pesawat tiga dimensi yang sulit dilacak radar.

Secara teoritis, banyak sekali kekuatan untuk melumpuhkan stealth, namun diperlukan sangat banyak jaringan komputer yang bekerja sangat cepat. Persisnya seperti mengamati bola dengan menggunakan teropong di mana bisa dilokalisasi namun jangan harap bisa menjejaknya sehingga ibarat bola yang dimainkan, para pemain sudah menggiring bola entah ke mana dan tidak mungkin menembak bola yang terbang entah ke mana arahnya dengan senapan angin.

Pada tahun 1979, Rusia mengembangkan satu pesawat intai dan dari uji coba ternyata berhasil mengecoh radar anti pesawat terbang Amerika Serikat di padang pasir Nevada.

General design

The general design of a stealth aircraft is always aimed at reducing radar and thermal detection. It is the designer's top priority to satisfy the following conditions; some of which are listed below, by using their skills, which ultimately decides the success of the aircraft:-
  • Reducing thermal emission from thrust
  • Reducing radar detection by altering some general configuration (like introducing the split rudder)
  • Reducing radar detection when the aircraft opens its weapons bay
  • Reducing infra-red and radar detection during adverse weather conditions


List of stealth aircraft


In service
Formerly in service
Under development
Conceptual
Cancelled
Technology demonstrators




"If we don't end war, war will end us."

~H. G. Wells~

Sumber:

1. Prof. Yohanes Surya, Ph.D.
3. Rao, G.A., & Mahulikar, S.P.: (2002) "Integrated review of stealth technology and its role in airpower", Aeronautical Journal, v. 106(1066): 629-641.
4. Mahulikar, S.P., Sonawane, H.R., & Rao, G.A.: (2007) "Infrared signature studies of aerospace vehicles", Progress in Aerospace Sciences, v. 43(7-8): 218-245.
5. a b c Myhra, David (July 2009). "Northrop Tests Hitler's 'Stealth' Fighter". Aviation History 19(6): 11.
6. a b c John Pike (2008-01-21). "Global Security.org F-22". Globalsecurity.org. Retrieved 2010-12-16.
8. "FAS.org". FAS.org. Retrieved 2010-12-16.
9. Robinson, Tim. "Not so hidden dragon – China’s J-20 assessed." Aerospace Insight, 14 January 2011.






Wednesday 15 August 2012

Perang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Tingkat Tinggi

Bisakah kita membangun Angkatan Luar Angkasa Indonesia?

Indonesian Space Force Command



Penulis dan Peneliti Muda bersama Generasi Muda Indonesia Masa Depan 
serta  Periset dari Litbang TNI AU 
Abstract


"Pelihara TNI, pelihara angkatan perang kita, jangan sampai tni dikuasai oleh partai politik manapun juga.
Ingatlah, bahwa prajurit kita bukan prajurit sewaan, bukan parjurit yang mudah dibelokkan haluannya, kita masuk dalam tentara, karena keinsyafan jiwa dan sedia berkorban bagi bangsa dan negara."
~Panglima Besar Jendral Soedirman~

Introduction:


Asymmetric warfare is war between belligerents whose relative military power differs significantly, or whose strategy or tactics differ significantly. "Asymmetric warfare" can describe a conflict in which the resources of two belligerents differ in essence and in the struggle, interact and attempt to exploit each other's characteristic weaknesses. Such struggles often involve strategies and tactics of unconventional warfare, the "weaker" combatants attempting to use strategy to offset deficiencies in quantity or quality. Such strategies may not necessarily be militarized. This is in contrast to symmetric warfare, where two powers have similar military power and resources and rely on tactics that are similar overall, differing only in details and execution. 





INFORMATION IN OPERATIONS, AND OPERATION INFORMATION 
DALAM ERA ASSIMETRIC WAR 



Diadaptasi dari tulisan: Marsma TNI Madar Sahib STS., Psc., SSP.
Dosen SESKO AU Lembang.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) sebagai subsistem ketatanegaraan Republik Indonesia difokuskan pada gatra Pertahanan Nasional dari sistem yang selalu bergerak dinamis. Konsekuensi logisnya, TNI memiliki posisi sebagai pilar negara dan dituntut mampu digunakan setiap saat ketika negara mengalami kegagalan diplomasi. Namun untuk mendukung kondisi paling buruk tersebut diperlukan informasi yang terus menerus. Di sisi lain prediksi ancaman ke depan yang cukup dominan dinilai akan datang dari kondisi kultur atau budaya yang rapuh dan faktor ekonomi yang lemah. Sehingga jelas bahwa pilar-pilar negara baik Ekonomi, Politik, Budaya dan Militer memiliki keeratan kohesi. Artinya, kelemahan satu pilar akan berpengaruh kepada pilar-pilar lainnya. 

Oleh karenanya, kelemahan pada satu pilar harus segera di atasi dan disikapi secara cermat karena sangat mungkin berdampak pada pilar-pilar lain. Perkembangan teknologi saat ini sangat berdampak dengan semakin canggihnya sistem persenjataan yang diciptakan, akibatnya tingkat ancaman dan gangguan baik dari segi volume, kecepatan maupun wahananya semakin bertambah tinggi, sehingga untuk mengantisipasi dan menjawab, dinilai perlu di atasi melalui pendekatan media Information Technology (IT) dan dengan mengimplementasikan suatu sistem Komando, Kendali serta Pembinaan bagi pelaksana langsung di lapangan secara teratur dan terarah. 

Mencermati kondisi Global yang didominasi oleh perang Informasi dan telah menjadi arena perang masa kini sebagai dampak teknologi yang mampu memayakan batas negara, maka diperlukan terobosan dan kesiap kesiagaan TNI menghadapi kancah perang modern. Intelijen harus menyentuh dan menjadi motor dalam menciptakan keunggulan informasi dengan menerapkan sistem Integrated Intelligence Information, Command Center, C-4I SR, C-5I SR di mana merupakan pengembangan Komando, Kendali, Komunikasi dan Informasi (K-3I) TNI yang diharapkan dapat berpartisipasi dalam Era Assimetric saat ini. 
  
Dalam Era Global dinamika perkembangan lingkungan strategis mengalami perubahan yang begitu cepat dan sulit diduga sebelumnya.     Peran Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kalau dihadapkan dengan perkembangan situasi dunia yang semakin kompleks, ternyata belum sepenuhnya dapat berfungsi, terutama menyelesaikan konflik antarnegara (interstate) atau pun dalam negara (intrastate)

  Berbagai perubahan yang telah dan sedang terjadi pada semua aspek dalam hubungan antarnegara, hubungan negara, dan masyarakat, serta hubungan antar-masyarakat, fenomena dari interaksi-interaksi tersebut harus benar-benar dapat diprediksi.   Oleh sebab itu, perkembangan lingkungan strategis baik lingkup internasional, regional, maupun nasional dapat diantisipasi dan dipersepsikan secara akurat guna pencapaian keberhasilan pelaksanaan.           
 
                Strategi penggunaan kekuatan melalui teknologi informasi terus dikembangkan oleh negara-negara maju, antara lain oleh Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, India dan Cina, dalam upaya mewujudkan tujuan nasionalnya.   Strategi ini selalu mengalami perubahan yang sangat signifikan, dibuktikan dalam Perang Korea, Perang Vietnam, Perang Teluk, hingga perang melawan jaringan terorisme internasional, hal ini mengisyaratkan, bahwa dalam mandala operasi, penggunaan kekuatan udara yang dikombinasikan dengan kekuatan matra lainnya akan merupakan perpaduan kekuatan yang menentukan kemenangan:



 ”air force leads the way, navy is smoothing the way, and the army conquers the battle”.
 
                Akhir-akhir ini, kita semua merasakan dampak dari dinamika dan perilaku masyarakat internasional, khususnya negara-negara barat, dengan konsep strategi globalnya.  Hal ini disebabkan semakin canggihnya penerapan teknologi informasi dan semakin dinamisnya mobilitas manusia, sehingga batas antar negara menjadi imajiner dan terasa semakin dekat.
 
                Perkembangan lingkungan strategis saat ini semakin tidak menentu dan sulit untuk diprediksi seiring makin dinamisnya perubahan politik.   Negara-negara barat sering kali menerapkan kebijakan globalnya secara sepihak dengan berbagai strategi sesuai kepentingan nasionalnya.   Isu-isu global yang senantiasa dipergunakan sebagai alat politik mereka yaitu: Demokratisasi, hak azasi manusia, lingkungan hidup dan perdagangan bebas.   Isu-isu tersebut karena perbedaan kepentingan, berpotensi menimbulkan benturan dan bahkan  konflik antar negara.

                Permasalahan Global lain yang dapat memicu konflik, yaitu terorisme internasional, penyelundupan baik manusia, senjata, maupun amunisi, perdagangan obat terlarang, perompakan pembajakan dan pencucian uang.  
 
                Permasalahan global ini yang merupakan Current issue seperti Changing Responsibility of Security dan Core Values of Responsibility.     Nilai-nilai Humaniter yang dijunjung tinggi, melahirkan konsep bahwa  nilai tingkat keamanan individu sangat dijunjung tinggi, oleh karena itu negara akan sangat tergantung pada seluruh interaksi individu pada tataran global.  Sehingga masalah Human security merupakan agenda pokok bagi semua insan manusia di muka bumi dan membutuhkan kerja sama yang erat antar semua individu.   Dengan kata lain tercapainya keamanan tidak hanya bergantung pada negara, melainkan oleh kerja sama transnasional antar non state actor.
 
 
Definisi Perang Informasi 
 
Perang Informasi adalah suatu bentuk konflik militer di mana sistem informasi diserang atau dipertahankan, langsung /tak langsung sebagai upaya mengungguli, menurunkan/menghancurkan, atau melindungi data, keterangan, keyakinan atau suatu potensi kekuatan perang, antara lain ;
 
  1. Perang Informasi adalah setiap bentuk serangan terhadap suatu fungsi informasi. Terlepas dari sarana yang digunakan. Pengeboman terhadap fasilitas telepon juga merupakan perang informasi. Sama halnya dengan menghancurkan software fasilitas switch.
 
  1. Perang Informasi adalah setiap bentuk kegiatan bertujuan melindungi fungsi-fungsi  informasi, terlepas dari sarana yg digunakan. Memperkuat dan mempertahankan fasilitas switch dari serangan udara adalah Perang Informasi. Termasuk menggunakan anti-virus utk melindungi fasilitas software.
 
  1. Perang Informasi adalah sarana, bukan tujuan, seperti halnya Perang Udara adalah alat, bukan tujuan. Perang Informasi bisa digunakan sebagai sarana utk melaksanakan Serangan Strategis dan Penyekatan, persis seperti Perang Udara digunakan dalam Serangan strategis dan Penyekatan Udara.
Apa sebenarnya yang dimaksud dengan Perang Informasi?
 
Perang Informasi adalah satu bentuk serangan yang terutama dilakukan melalui fungsi intelijen dan tidak menggunakan kekuatan militer secara terbuka. Serangan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara yang semuanya dapat dikategorikan sebagai subversi. Salah satunya  yang menjadi tujuan adalah satu regime change atau pergantian pimpinan pemerintahan yang menguntungkan Pengguna Information Warfare. Yang akan diusahakannya adalah membentuk kekuatan dalam negeri yang dapat menurunkan pemerintahan yang ada dan menggantikannya dengan pemerintahan yang sesuai kehendak Pengguna Information Warfare.
 
Pengguna Information Warfare dapat memanfaatkan kebebasan pers yang luas untuk mempengaruhi cara berpikir masyarakat. Ia akan sekuat dan sejauh mungkin menguasai media massa, baik media cetak maupun media elektronik. Kenyataan bahwa penyelenggaraan media massa memerlukan dana besar, khususnya Teknologi informatika, maka uang merupakan sarana yang penting dalam penguasaan itu. 

Ia akan mencari penyelenggara media atau orang yang berminat membentuk media yang dapat dipengaruhi, baik karena memang sesuai pikirannya dengan tujuan Pengguna Information Warfare, karena sangat memerlukan uang untuk menjalankan misinya atau karena ambisinya menjadi pemenang perang. 

Ambisi ini jauh melebihi kesetiaannya kepada bangsanya sendiri. Keberhasilan Pengguna Information Warfare memungkinkannya untuk membawa dan menyajikan kehendaknya secara teratur kepada masyarakat luas di semua lini.   


Pengalaman dan pengetahuan menunjukkan bahwa untuk itu media TV paling efektif.
 
Serangan juga dapat dilakukan dalam bidang ekonomi untuk mengacaukan keadaan masyarakat serta menghancurkan kepercayaan kepada pemerintah. Juga bidang budaya dapat dimanfaatkan. Untuk ini peran media massa amat penting untuk mempengaruhi opini dan pandangan masyarakat.
 
Mungkin ada Pengguna Information Warfare yang menganggap tindakan teror lebih efektif untuk membuat masyarakat makin tidak percaya kepada pemerintah dan sebaliknya menjadi tertarik kepada pihak yang membuat teror. 

Kalau organisasi teror itu berhasil membuat organisasi politik yang memperjuangkan tujuannya atau mempengaruhi organisasi yang ada untuk melakukan itu, maka diusahakan pemerintah dapat dijatuhkan dan kekuasaan diambil para pendukung teror dan Pengguna Information Warfare.
 
                Saat ini kita dapat melihat dengan jelas bahwasanya Teknologi Informasi telah berubah bentuk menjadi senjata yang sangat ampuh untuk menghancurkan suatu Negara. 

Simak saja apa yang terjadi di Mesir, Tunisia, Libiya, Syriya, dan banyak Negara Negara Arab yang masih menerapkan fungsi kultur demokrasi berkarakter monarkhi, dan paham turunan akan menjadi sasaran empuk dari Era teknologi ini, tanpa menggunakan kekuatan senjata yang dapat berakhir dengan penggulingan kekuasaan ataupun bagi yang bertahan juga menjadi pemicu perang saudara.
 
Pendapat  beberapa pakar tentang Operasi Informasi .
 
Martin Libicki.     
Seorang Pakar Intelijen teknologi menyatakan Information warfare, is not a separate technique of waging war,  implementasi pandangan tersebut terlihat dalam perkembangan dan kemajuan teknologi khususnya aplikasi teknologi komunikasi dan informasi yang menggunakan peralatan elektronika canggih, kecil dalam ukuran/volume tapi justru memiliki kemampuan besar dan dahsyat serta kehandalan yang tinggi dalam kegiatannya. 

Antara lain menyebutkan;
 
 
.               Command & Control Warfare, which is to separate the enemy’s head  from the body of his forces.
 
.               Intelligence-Based Warfare,  which consists of measures and counter measures that seek knowledge to dominate opponents combat power,  in the battle space & combat power potential outside the battle space.
.               Electronic Warfare, such as radio-electronic or cryptographic means.
 
.               Psychological Warfare, used to influence the minds of friends, neutrals & foes.
 
.               Hacker Warfare, in which computer systems are attacked.
 
.               Economic Information Warfare, blocking or channeling information to pursue  economic dominance.
 
.               Cyber Warfare, a futuristic collection of ideas that range from clever to absurd.
 
 

Gen. Ronald R. Fogleman, USAF Chief of Staff.   

 Perang Informasi penggunaan informasi dan sistem informasi secara ofensif dan defensif untuk menangkal, mengekploitasi, merusak, atau menghancurkan informasi musuh, kegiatan pengolahan informasi, sistem informasi, jaringan komputer, sementara melindungi milik sendiri. Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan aspek militer, politis atau bisnis dari pihak musuh.

 
DR. Ivan Goldberg.   
Mengapa Perang Informasi menjadi demikian penting, sebab operasi informasi merupakan sarana yang penting dalam pelaksanaan tugas Angkatan Udara.   Dikarenakan juga sistem informasi yang terintegrasi dalam setiap operasi Angkatan Udara menyebabkan fungsi-fungsi  informasi militer menjadi target yang sangat penting, seperti:  Information Warfare Can Take Many Forms:
 
       Television and radio transmission can be jammed.
 
       Television and radio transmission can be hijacked for a disinformation campaign
 
 
       Logistics networks can be disabled.
 
       Stock exchanges transactions can be sabotaged either with electronic intervention, leaking sensitive information or placing disinformation.
 
       (Cyber War) During the 1991 Gulf War, Dutch crackers stole information about U.S. troop movements from U.S. Defense Department computers and tried to sell it to the Iraqis, who thought it was a hoax and turned it down. [source: wikipedia.org]
 
       In January 1999, U.S. Air Intelligence computers were hit by a coordinated attack, part of which appeared to come from Russian cracking. [source: wikipedia.org] ]
 
 
Greg Wilcox, analis militer AS, menjelaskan tentang perang, sebagai berikut:
 
-          Perang Generasi Pertama bertepatan dengan era munculnya senapan dan tentara mulai memanfaatkannya untuk mendapatkan sasaran tembak dalam jumlah besar.
 
-          Perang Generasi Kedua sesuai dengan lahirnya teknologi di Abad ke-19, seperti senapan mesin yang efeknya berlanjut hingga masa Perang Dunia.
 
-          Perang Generasi Ketiga ditandai dengan motivasi idealisme sebagai penggerak, hingga kemudian sering disebut sebagai peperangan manuver, yang dilakukan oleh Jerman untuk melancarkan perang kilat (blitzkrieg) semasa Perang Dunia II.
 
-          Perang Generasi Keempat (Fourth generation warfare (4GW)) oleh sejumlah analis sering disederhanakan sebagai tindakan terorisme, yang melahirkan ancaman global, menerapkan organisasi sel dan kelompok aksi yang membangkitkan diri sendiri, acap dilandasi oleh keyakinan etnik, agama, moral, dengan sasaran masyarakat atau ekonomi.   Basis Perang Generasi Keempat  bisa berupa nir-nasional atau transnasional,  seperti  ideologi atau agama; melakukan serangan langsung terhadap kultur musuh, dan mampu melancarkan Perang psikologis amat canggih, dalam hal ini dapat melalui manipulasi media.
 
Peneliti Perang Generasi Keempat berkeyakinan bahwa tipe perang ini tidak akan menggantikan Perang Generasi Ketiga dan Kedua, tetapi akan berkoeksistensi. Berbeda dengan apa yang dipikirkan oleh ahli falsafah dan strategi perang Clausewitz, yang melihat perang sebagai benturan kebijakan dua negara,
 
Meskipun demikian, senjata dan taktik dalam 4GW tidak terbatas pada terorisme. Di Amerika Selatan sempat ditemukan kapal selam yang sedang dibangun oleh kelompok penyelundup obat bius.  

Jadi praktik 4GW bisa diibaratkan sebagai Fase III aksi gerilya Mao. Ketika musuh sudah sempoyongan, aksi bisa diteruskan dengan pemanfaatan sarana dan taktik konvensional untuk menghancurkan militer musuh yang tersisa.






"Ketika Kekuatan Cinta mengatasi Cinta akan Kekuasaan, dunia akan mengetahui Apa itu Perdamaian."
~Almarhum Jimi Hendrix, Gitaris~


Permasalahan dalam Negeri Indonesia
 
Saat ini isu-isu yang mengemuka, antara lain: jalur perdagangan internasional dan jalur perhubungan melalui Selat Malaka, Perairan Riau, dan Laut Cina Selatan yang lebih dikenal sebagai sea lanes of communication (SLOC).   Terganggunya keamanan di jalur laut ini akan mengundang reaksi keras dari negara-negara yang berkepentingan, untuk mencampurinya.
 
Masalah lain dan belum sepenuhnya dapat diselesaikan, antara lain: batas wilayah, antar pelintas batas ilegal, illegal logging, illegal fishing, Human Trafficking, penyelundupan barang-barang dari dan atau ke luar negeri, pembajakan di laut, imigran gelap, dan tenaga kerja ilegal, serta status pulau-pulau kecil yang berada di perbatasan antar negara.
 
Pembangunan sistem pertahanan dan modernisasi kekuatan militer yang terus meningkat, khususnya pembangunan kekuatan udara oleh negara-negara tetangga akan menimbulkan ketidak seimbangan kekuatan di kawasan Asia Tenggara.   Hal ini merupakan potensi ancaman baru sehingga harus mendapat perhatian atau pertimbangan, khususnya dalam penyusunan strategi pertahanan.
 
Pemulihan ekonomi nasional, pembangunan ekonomi daerah yang belum sesuai dengan harapan, reformasi politik yang belum sepenuhnya tuntas serta rekonsiliasi sosial yang belum memuaskan, akan terus menjadi ganjalan yang berdampak pada terganggunya proses pembangunan nasional secara keseluruhan.   Permasalahan dalam negeri yang harus menjadi pusat perhatian antara lain adalah kemiskinan, disintegrasi bangsa, separatisme, konflik komunal dan konflik sosial, perdagangan senjata ilegal, terorisme, dan masalah perbatasan wilayah dengan negara tetangga.
 
 Kekuatan udara merupakan bagian integral dari kekuatan dirgantara sehingga selalu diupayakan agar mampu menguasai, mempertahankan, dan mendayagunakan ruang udara di wilayah udara nasional kita.   Dalam upaya mempertahankan wilayah kedaulatan dan yurisdiksi nasional, kekuatan udara hendaknya mampu mendayagunakan seluruh potensi yang berada di dalam ruang udara secara optimal baik pada masa damai maupun perang.   Pendayagunaan kekuatan udara ini diarahkan untuk dapat diproyeksikan ke seluruh wilayah Indonesia dalam rangka melindungi kepentingan nasional.
 
        Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat, telah memberikan peluang kepada siapa saja yang ingin memanfaatkan teknologi tersebut untuk mengembangkan wawasan pengetahuan, strategi, dan taktik berpikir dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konsekuensi logis dari kondisi ini kemudian mempengaruhi sikap dan perilaku setiap orang yang berpendidikan, bahkan telah memotivasi  masyarakat internasional di setiap belahan dunia untuk menuntut adanya; kebebasan disemua lini, independensi serta tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good governance and clean government); penegakan hukum yang adil (law enforcement of fair), maupun hak untuk hidup layak (kesejahteraan).
               
        Teknologi informasi dewasa ini secara signifikan telah dimanfaatkan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapatkan dan menyebarluaskan data dan informasi melalui mass media, internet, dengan pemanfaatan satelit komunikasi  guna memenuhi rasa ingin tahu atau untuk mendukung falsafah hidup seorang komunikator. Pengaruh yang ditimbulkan sangat jelas dapat berakibat positif atau buruk terhadap sasaran yang dicapai, apakah itu pribadi, kelompok, dan atau suatu organisasi pemerintahan.          

Belakangan kerap terjadi suatu informasi yang menyesatkan seperti Jaring sosial Wiki Leaks yang memberikan informasi  tentang berbagai hal telah mempengaruhi kredibilitas banyak negara. Atau juga tayangan hiburan dan berita media elektronik yang bernuansa kekerasan, materialistis, dan menghasut dapat menggoda pemirsa untuk berbuat anomali. 

Masih banyak contoh strategi dan taktik berpikir yang hendak dikembangan dari kemajuan teknologi informasi terhadap Sembilan komponen strategis:
1.  Ideologi, 
2.  Politik,
3.  Ekonomi, 
4.  Sosial, 
5.  Budaya, 
6.  Geografi, 
7.  Demografi, 
8.  Sumber daya alam, 
9.  Pertahanan, dan Kemanan

sebagai upaya mempengaruhi wawasan dan ketahanan suatu bangsa.  
 
Dari situasi dan kondisi tersebut di atas kemudian berkembang dengan apa yang dinamakan Assimetric War sebagai cara untuk mendapatkan sumber daya atau aset strategis lainnya.

Kesimpulan
 
Perang  Asimetrik umumnya dilakukan secara terselubung oleh nonstate actor  yang berhubungan atau bersimpati terhadap bangsa tertentu (state actor) negara melalui sistem proxy yang memanfaatkan jaringan informasi untuk mencegah implementasi protokol, misalnya melalui modem. Hal ini biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan  kepada state actor.   

Dukungan ini penting untuk menjaga citra aktor negara tidak tercemar, supaya kemudian dapat melakukan negosiasi dengan menyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas tindakan pihak-pihak yang  hanya simpatisan, atau untuk menghindari tuduhan melakukan kejahatan perang.  
 
Dalam memahami aplikasi perang informasi terdapat  sudut pandang yang berbeda antara Perang Asimetrik dan Terorisme . Dalam konteks modern, Perang Asimetrik semakin dianggap sebagai bagian dari peperangan generasi keempat . Bila dipraktekkan di luar hukum perang meskipun oleh praktisi atau pendukung, sering didefinisikan sebagai terorisme. Pandangan lain adalah bahwa Perang Asimetrik tidak bertepatan dengan terorisme.


Misalnya dalam konflik asimetris, sisi dominan biasanya sebagai bagian dari propaganda kampanye, bisa menuduh pihak yang lemah menjadi Teroris, penjarah atau radikalis dan subversiv.   Pendapat lain menyebutkan bahwa Perang Asimetrik disebut "terorisme"  oleh mereka yang ingin mengeksploitasi konotasi negatif dari kata tersebut dan membawa tujuan politik tertentu.
 
Untuk memastikan bahwa semua komponen yang terlibat  berpikir, bertindak, dan beroperasi untuk mencapai dominasi informasi secara optimal, maka stake holder menemukan beberapa wawasan tentang bagaimana cara terbaik untuk melakukan hal ini.  Disesuaikan dengan  konsep yang perlu dilakukan untuk memenuhi visi Operasi Informasi.   
 
Pemimpin atau pembuat keputusan harus mulai melihat medan pertempuran dalam hal keputusan damai dan perang.   pelaksana harus merencanakan operasi untuk mendukung kebutuhan dan persyaratan dari keputusan seperti halnya rencana untuk menghancurkan dan melindungi kekuatan tempur. Secara umum, masalah yang dialami oleh para Perencana  adalah memahami bahwa Operasi Informasi dapat diselesaikan dengan baik. 
 
Perencanaan Operasi Informasi adalah usaha multifungsi dari banyak pemain peran.   Setiap fungsi   akan memiliki persyaratan informasi, dan ini akan dipenuhi oleh staf intelijen dan operator, dan ditransmisikan melalui sistem informasi  oleh komunikator.   Untuk sebagian besar aspek dari proses perencanaan Operasi Informasi (informasi dan sistem informasi) sudah merupakan bagian integral dari proses perencanaan, dan metodologi yang harus diikuti untuk memastikan integrasi penuh dengan rencana secara keseluruhan.
 
                Operasi Informasi tidak berdiri sendiri.   Untuk memaksimalkan aplikasi Operasi Informasi sesuai yang ada di doktrin, maka harus ada perubahan budaya eselon dan tingkatan yang mengakui pentingnya era informasi.   Operasi Informasi harus dibuat jelas untuk semua eselon, melalui instruksi, task  dan yang lebih penting adalah dengan memastikan semua informasi berperan di dalam semua lini. 




"Yang memungkinkan penguasa yang bijak serta jenderal yang baik untuk menyerang dan menguasai serta mencapai semua hal di luar kemampuan orang biasa, adalah mengetahui lebih banyak."

~Sun Tzu (abad 6 SM), The Art of War.~

Catatan:

*Marsma TNI Madar Sahib STS., Psc., SSP.:

Lulusan The Royal College of Defence Studies, UK 2004, dan The George Marshal Center di Germany untuk bidang Defence Management dan Contra terorist , mempunyai kemampuan dibidang C4ISR, UAS/V, Contra Terorist Management, Intelligence, IT Tracking System, and Information Warfare.

Sources:

1. http://en.wikipedia.org/wiki/Asymmetric_warfare
2. http://www.seskoau.mil.id (SESKO AU , Lembang)
3. http://lemjiantek.mil.id/article-82-perang-masa-depan.html 
4. http://www.darpa.mil (Defense Advanced Research Projects Agency)