Wednesday 10 July 2013

Bagaimana Astrofisika Menyatukan Hisab dan Rukyat?

Tadi siang sempat menonton acara TVRI tepatnya TV Edukasi di rumah nenek, dan ternyata Narasumbernya adalah seorang Dosen Astrofisika, Dr. Judhistira Aria Utama, M.Si. beliau sering mengajari kami tata cara penggunaan teleskop di UKK Cakrawala Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. 


Pak Aria Bersama sahabat Berada di Lantai 8 Gedung JICA FPMIPA UPI
Salah satu tempat pengamatan Hilal di Indonesia


Beliau memaparkan mengenai Ilmu Astrofisika dan hubungannya dengan pengamatan hilal.

Apa itu Hisab dan Apa Itu Rukyat?

Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). 

Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah Matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis. 

Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

Perlu diketahui bahwa dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan (visibilitas) bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.

Bisakah Astrofisika menjembatani metode Hisab dan Rukyat?



Sumber:

1. Wikipedia
2. http://tve.kemdikbud.go.id/

Impian Profesor Neil Alden Armstrong

Mendiang Neil Alden Armstrong berjalan di permukaan Bulan dalam waktu dua jam dan 32 menit. Langkah Armstrong di Bulan pada 20 Juli 1969 itu jadi momentum bersejarah. Ketika itulah lahir pernyataan Armstrong yang terkenal, "One small step for a man, one giant leap for mankind"

Professor Armstrong creates a paper airplane at a student aeronautics and astronautics event.

Rekan Armstrong, Edwin 'Buzz' Aldrin, mengikutinya di belakang. Aldrin hanya berjalan kurang dari 15 menit. Kedua astronaut tersebut kemudian memancangkan bendera Amerika Serikat (AS), mengumpulkan sampel bebatuan, dan mengambil foto sebelum kembali ke pesawat mereka.

Armstrong, yang hingga kini dipercaya sebagai manusia pertama yang berjalan di Bulan, mengembuskan napas terakhir pada Ahad 25 Agustus 2012 dalam usia 82 tahun. Astronaut asal Wapakoneta, Ohio, AS, itu meninggal akibat komplikasi prosedur jantung.

Sepanjang hidupnya, Armstrong dua kali melakukan perjalanan ke luar angkasa. Pertama saat dia menjadi komandan pada misi pesawat Gemini 8 pada 1966. Perjalanan tersebut nyaris berujung pada bencana dan membuat Armstrong sempat depresi. Akan tetapi, pada misi keduanya bersama Apollo 11, Armstrong bersama Aldrin dan Michael Collins berhasil membuat sejarah dengan mendarat di Bulan. Perjalanan tersebut menghabiskan waktu empat hari dengan jarak tempuh nyaris 250 ribu mil atau sekitar 402 ribu kilometer.

Sekembalinya dari Bulan, ketiga astronaut itu dielu-elukan sebagai pahlawan. Tidak seperti Yuri Gagarin, kosmonaut asal Uni Soviet yang merupakan manusia pertama melakukan perjalanan ke luar angkasa, ia tidak mau masuk ke dalam ingar-bingar dunia selebritas.

Minatnya untuk melakukan perjalanan ke luar angkasa memang menjadi keinginan Armstrong sejak kecil. Sedari usia kanak-kanak, pria kelahiran 5 Agustus 1930 itu sudah menjadi penerbang. Ia bahkan telah mendapatkan izin pilotnya dalam usia 16 tahun.

 "Science is about what is; engineering is about what can be.”
*Neil Armstrong*

Pada masa remajanya Armstrong mempelajari teknik penerbangan dan berhasil mendapatkan gelar dari Purdue University dan University of Southern California. Ia sempat mengabdi untuk Angkatan Laut dan menjalani 78 misi peperangan selama Perang Korea. "Ia adalah yang terbaik dan saya akan sangat merindukannya," kata Collins.

Seusai misi historis di Bulan, Armstrong bekerja untuk NASA. Namun tak lama, ia keluar dari tempat tersebut dan mengajar teknik di University of Cincinatti hingga nyaris satu dekade.

Banyak misteri yang menyertai Armstrong, termasuk soal teori konspirasi yang menyatakan pendaratan manusia di Bulan adalah sebuah kebohongan. AS diduga melakukan rekayasa untuk memenangkan Perang Dingin dengan Uni Soviet dan membangun citra seusai kekalahan dalam perang Vietnam. Debat soal ini telah berlangsung selama beberapa dekade.

Armstrong tidak banyak berkomentar soal konspirasi ini. Dia hanya menyebut alasannya pergi ke Bulan adalah sifat manusia yang suka menghadapi tantangan.

NASA mencatat detak nadi Armstrong sebanyak 150 denyut per menit saat dia mengendalikan pendaratan Apollo 11 di Bulan. Ditanya tentang pengalamannya mendarat di Bulan, Armstrong mengatakan dalam wawancara dengan televisi CBS: "Sungguh Bulan merupakan tempat yang menarik dikunjungi. Saya merekomendasikannya."

Pernyataan keluarga sesaat setelah kematian Neil Armstrong menyebutkan,

"Bagi khalayak yang mungkin bertanya apa yang dapat mereka lakukan untuk memberikan penghormatan terakhir bagi Neil, kami memiliki permintaan sederhana. 
Hormati pengabdiannya, pencapaian dan kebersahajaannya, dan kalau Anda kebetulan berjalan pada malam yang terang melihat Bulan tersenyum pada Anda, 
pikirkan tentang Neil Armstrong dan mengediplah padanya."

Dunia mengenal, hingga akhir hayatnya Neil Armstrong adalah manusia rendah hati dan tidak suka gembar-gembor. Hal demikian lah yang membuat hingga akhir hayat-nya, Armstrong yang dikenal ramah tersebut, tidak mampu “dikorek” rahasia nya mengenai dua hal yang menjadi rumor misterius dalam hidupnya: 

1. Apa yang terjadi ketika di Bulan, Neil sempat terdiam selama 2 menit, tidak menjawab kontak dari NASA, padahal ketika itu, NASA melaporkan tidak ada gangguan sinyal sedikit pun. 
Apakah benar rumor yang menyatakan bahwa ia melihat ada sekitar dua pesawat antariksa lain, apakah milik Uni Soviet ataukah UFO ? 

2. Apakah ketika terdiam itu, ia benar mendengar adzan yang dikumandangakan dari Tanah Suci Mekkah, dan kemudian ia masuk Islam? 

Untuk yang kedua ini pun, Neil bahkan tidak pernah mengiyakan namun juga tidak pernah membantahnya. 

Namun banyak penjelasan yang mengatakan bahwa rumor tersebut adalah hoax yang justru hanya akan membodohi umat Islam saja. 

Dan saya adalah seorang muslim. 

Namun hal itu tidak akan pernah mempengaruhi kekaguman dan rasa hormat kami pada sosok Neil Alden Armstrong.

Terima kasih Profesor Armstrong telah menjadi seorang "Bintang" bagi kami para Pecinta Ilmu Antariksa.



Inilah Sheikh Muszaphar Shukor yang menjadi astronot Malaysia pertama yang pergi ke luar angkasa. Dia juga merupakan muslim pertama yang melakukan salat di luar angkasa. Pengalaman Sheikh ini dituangkan dalam film dokumenter yang berisi aktivitasnya saat berada dalam Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) selama 10 hari.

Semoga dengan Momentum Ramadhan Tahun ini Umat Muslim di Seluruh Dunia dapat bersatu serta meningkatkan kemampuan Iptek-nya.

Amin.