Sunday 31 March 2013

Keajaiban Dunia ELEKTRON Yang Menakjubkan

The electron (symbol: e) is a subatomic particle with a negative elementary electric charge.



An electron has no known components or substructure. It is generally thought to be an elementary particle.An electron has a mass that is approximately 1/1836 that of the proton.The intrinsic angular momentum (spin) of the electron is a half-integer value in units of ħ, which means that it is a fermion. The antiparticle of the electron is called the positron; it is identical to the electron except that it carries electrical and other charges of the opposite sign. When an electron collides with a positron, both particles may be totally annihilated, producing gamma ray photons.

Electrons, which belong to the first generation of the lepton particle family, participate in gravitational, electromagnetic and weak interactions. Like all matter, they have quantum mechanical properties of both particles and waves, so they can collide with other particles and can be diffracted like light. However, this duality is best demonstrated in experiments with electrons, due to their tiny mass. Since an electron is a fermion, no two electrons can occupy the same quantum state, in accordance with the Pauli exclusion principle.

Symbol e, β
Antiparticle Positron (also called antielectron)
Theorized Richard Laming (1838–1851),
G. Johnstone Stoney (1874) and others.
Discovered J. J. Thomson (1897)
Mass 9.10938291(40)×10−31 kg
5.4857990946(22)×10−4 u
[1,822.8884845(14)]−1 u
0.510998928(11) MeV/c2
Electric charge −1 e
−1.602176565(35)×10−19 C
−4.80320451(10)×10−10 esu
Magnetic moment −1.00115965218076(27) μB
Spin 12


Electrons may be created through beta decay of radioactive isotopes and in high-energy collisions, for instance when cosmic rays enter the atmosphere. Electrons may be destroyed through annihilation with positrons, and may be absorbed during nucleosynthesis in stars. Laboratory instruments are capable of containing and observing individual electrons as well as electron plasma, whereas dedicated telescopes can detect electron plasma in outer space. Electrons have many applications, including in electronics, welding, cathode ray tubes, electron microscopes, radiation therapy, lasers, gaseous ionization detectors and particle accelerators.

Memahami Elektron

Sebuah atom, terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang, terdiri dari inti dan elektron yang berputar di sekitar inti. Proton merupakan inti bermuatan positif dan neutron tidak bermuatan, inti itu sendiri selalu bermuatan positif. Sedangkan elektron yang berputar di sekitar inti sebanyak satu juta kali putaran per detik SELALU bermuatan negatif.

Salah satu karakteristik terpenting yang membuat atom begitu menakjubkan adalah putaran dari electron yang tanpa henti. Elektron dalam atom, yang tidak pernah berhenti berputar sejak saat penciptaan mereka, TERUS BERPUTAR TANPA TERPUTUS DENGAN KECEPATAN YANG SAMA, tidak peduli berapa banyak waktu berlalu atau dari bagian apa substansi mereka.

Setiap atom memiliki jumlah elektron yang berbeda. Misalnya, hanya ada 1 elektron dalam atom hidrogen, 2 elektron dalam atom helium dan 92 elektron dalam atom uranium. Elektron-elektron tersebut berputar pada tujuh orbit yang terpisah. Dalam atom yang berat, sekitar 100 elektron didistribusikan di antara tujuh orbit tersebut. Sejumlah elektron berputar dengan kecepatan luar biasa pada orbit yang sama, atau bahkan ada elektron yang menyeberang antar orbit. 

TETAPI MEREKA TIDAK PERNAH bertabrakan. Hal Ini adalah salah satu aspek yang paling menakjubkan dari elektron. Tak ada satupun dari seratus atau lebih elektron pada tujuh orbit berbeda, yang berputar satu juta kali tiap detiknya, yang pernah bertabrakan dengan elektron yang lain, berhenti berputar atau putarannya menjadi lambat. Setiap elektron masing-masing mengontrol gerakannya yang menakjubkan itu agar tetap pada jalannya sendiri, dalam harmoni yang menakjubkan, dan telah melakukannya sejak penciptaan alam semesta.

Wallohualam Bissawab

Sumber:

1. Wikipedia
2. Harun Yahya

Saturday 30 March 2013

Relationship Between Religion and Science

"Kesabaran adalah hal yang sangat berarti dan diperlukan agar seseorang bisa melewati kesulitan demi kesulitan yang dihadapi." 
~Ust. Yusuf Mansur~ 



Terima Kasih Ya Robbana, hari ini penulis mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Qur'an ke-4 di Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta. Acara ini dipelopori oleh Ust. Yusuf Mansur yang riang dan penuh pesona itu, selain itu beliau adalah pendiri Yayasan Program Pembibitan Penghafal Al-Qur’an (PPPA), Penulis Produktif, Pembicara juga pendiri jaringan Darul Qur'an International School.

Bersama sahabat Forsalim kami  menghadiri acara tersebut, terasa malu dan sangat menyesal sekali diusia yang sudah mulai menua ini hafalan Qur'an saya belum banyak, untuk Juz 30 dan surat-surat pendek-pun tak begitu hafal.

Sedangkan ribuan anak-anak dan pemuda sudah begitu banyak terlihat yang mampu menghafal ayat-ayat suci Al-Quran.

Wisuda Akbar Indonesia Menghafal Qur’an ke-4, dihadiri sejumlah Ulama dan Qari’ Internasional. Ulama yang hadir diantaranya adalah:  Syekh Saad Al-Ghomidi Imam Besar Mesjid Madinah dan Dr. Abdullah bin Ali Basfar (Saudi Arabia), Syekh Abdul Jamal Yusuf (Gaza Palestina), Dr. Amin Kurdi (Lebanon), Syekh Thoriq (Kementrian Agama dan Wakaf Qatar) serta Dr. Kholid (Lebanon).

Sebuah pengalaman yang sangat berharga.

“Kematian itu pasti, jangan takut akan mati, tapi takutlah hidup tak manfaat dan mati su'ul khotimah.”
~KH. Abdulah Gymnastiar~

Tipologi Hubungan Sains dan Agama

The relationship between religion and science has been a subject of study since Classical antiquity, addressed by philosophers, theologians, scientists, and other commentators. Perspectives from different geographical regions, cultures and historical epochs are diverse. Recent commentators have characterized the relationship as one of 4 categories: conflict, independence, dialogue, and integration. Discussions of what is science and what is not science, the demarcation problem in the philosophy of science, have intersected with discourse on religion in some instances and both have had complex relations in their historical interactions.

Isu hubungan sanis dan agama tidaklah selalu konfilk sebagaimana banyak orang duga. Sebagian kalangan berusaha mencari hubungan antara sains dan agama namun ada juga kalangan yang beranggapan bahwa sains dan agama tidak akan pernah dapat dipertemukan. 

Pada tahun 1990-an, berkembang diskusi tentang sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) di Amerika Serikat dan Eropa Barat. Diskusi dimulai oleh Ian G. Barbour yang mengemukakan teorinya tentang “Empat Tipologi Hubungan Sains (Ilmu Pengetahuan) dan Agama (Kitab Suci)”. 

4 Tipologi Hubungan Sains (Ilmu Pengetahuan) dan Agama (Kitab Suci) menurut Ian G. Barbour yaitu : 

* Tipologi Konflik 
* Tipologi Independensi 
* Tipologi Dialog 
* Tipologi Integrasi

Tipologi Konflik

Tipologi ini menganggap bahwa sains dan agama saling bertentangan. Tipologi ini dianut oleh kelompok materialism ilmiah dan kelompok literalisme kitab suci.
Pandangan kelompok Materialisme Ilmiah
  • Keyakinan agama tidak dapat diterima karena agama bukanlah data yang dapat diuji dengan percobaan
Pandangan kelompok Liberalisme Kitab Suci
  • Teori ilmiah melambungkan filsafat materialisme dan merendahkan perintah moral Tuhan
Penyebab konflik agama dan sains ada 2 yaitu :
  • Fundamentalisme Sains (ilmu pengetahuan)
  • Fundamentalisme Agama (kitab suci)
Sikap yang merasa dirinya yang paling benar dan menyalahkan orang lain lah yang membuat konflik agama dan sains.


Tipologi Independensi


Tipologi ini menganggap bahwa konflik sains dan agama tidak perlu terjadi karena sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci) berada pada wilayah yang berbeda.

Tipologi Dialog

Tipologi ini mencari hubungan antara sains dan agama (kemiripan dan perbedaannya) secara ilmiah baik hubungan konseptual dan metodologis.
Konseptual
  • Sains menyentuh persoalan di luar wilayahnya sendiri (misalnya: mengapa alam semesta serba teratur?)
  • Sains digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan Tuhan dengan dunia, yakni adanya kesejajaran konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi
Metodologi
  • Sains digunakan sebagai analogi untuk membahas hubungan Tuhan dengan dunia, yakni adanya kesejajaran konseptual antara teori ilmiah dan keyakinan teologi
Sains : Obyektif – Subyektif
  • Data ilmiah yang menjadi dasar sains, ternyata melibatkan unsur-unsur subyektifitas
  • Subyektivitas itu terjadi pada asumsi-asumsi teoritis yang digunakan dalam proses pemilahan, pelaporan, dan penafsiran data
  • Sebagian teori sains lahir dari imajinasi kreatif yang di dalamnya mengandalkan analogi dan model
Agama : Subyektif – Obyektif
  • Agama tidak sesubyektif yang diduga
  • Data agama (pengalaman keagamaan, ritual, dan kitab suci) lebih banyak diwarnai penafsiran konseptual
  • Asbaabun nuzuul (Al-qur’an)
  • Asbaabul wuruud (Al-hadits)


Tipologi Integrasi

Target dari tipologi ini adalah memadukan antara agama dan sains sehingga dapat berjalan bersama-sama dengan menyerukan perumusan ulang terhadap gagasan-gagasan teologi tradisional dan teologi tradisional dikaji secara lebih ekstensif (luas) dan sistematis.
Ada 3 versi integrasi yaitu:
  • Natural Theology
Menjadikan alam sebagai sarana untuk mengetahui Tuhan. Eksistensi Tuhan dapat disimpulkan dari (didukung oleh) bukti desain alam, yang dari alam tersebut dapat menyadari adanya Tuhan.
  • Theology of Nature
Berangkat dari pemahaman keagamaan. Pemahaman keagamaan yang ada disinari dengan sains.

ITT + S = TR (Arthur Peacocke)

Dimana :

ITT = Iman dan teologi tradisional
S = Sains
TR = Teologi yang telah direvisi
Teologi ini akan menjadikan pemahaman keagamaan yang disinari sains ketika agama dipersatukan dengan sains.
  • Sintesis Sistematis
Pemaduan agama dan sains secara lebih sistematis. Memberikan kontribusi ke arah pandangan yang lebih koheren. Dengan melalui filsafat proses, setiap peristiwa atau teori baru merupakan produk masa lalu dari tindakan dan aksi Tuhan.

"Kepercayaan diri adalah salah satu modal terbesar untuk sukses" 
~Ust. Yusuf Mansur~ 





Ucapan Terima Kasih Kepada: 

Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Sc.
Kang Agus Heruman, S.Si. (MTU Singapore & Germany, Founder Forsalim)
Kang Iqbal Robiyana, S.Pd. (Guru di Darul Qur'an International School)
Kang H. Bambang Achdiyat, S.Pd. (Guru di Asyifa Boarding School, Motivator, Penulis dan Founder Belajar Menuju Ihsan)

Semoga kami semua dimudahkan untuk memahami ayat-ayat Qauliyah dan ayat-ayat Kauniyah-Mu

Amin.

Sumber:

1. http://www.pppa.or.id/
2. http://scienceislamblog.wordpress.com/
3. http://harunyahya.com/
4. http://en.wikipedia.org/wiki/Relationship_between_religion_and_science
5. http://irmforsalim.blogspot.com/

HABIBIENOMICS: Pembangunan Berdasarkan Nilai Tambah dengan Orientasi IPTEKS dan Industri



"Saya garis bawahi pentingnya kita menjadikan NERACA JAM KERJA sebagai Indikator Makro Ekonomi disamping NERACA PERDAGANGAN dan NERACA PEMBAYARAN." 
~Prof. Habibie~

Habibienomics adalah sebutan yang diberikan oleh Kwik Kian Gie ketika menanggapi konsep pembangunan ekonomi yang disampaikan oleh Prof. Habibie. Habibienomics mempunya kecendrungan dan kemiripan dengan ekonom-ekonom terkenal seperti Paul Krugman, James Brander, Barbara Spencer, dsb. 

Pemikiran habibienomics datang dari seorang Profesor Dirgantara yang menuntut ilmu pada ilmu teknik penerbangan, sehingga konsep dari habibienomics menitik beratkan pada pengembangan sumber daya manusia dan penguasaan sains & teknologi dapat menjadi penggerak utama pembangunan ekonomi. 

Pemikiran Mazhab Habibienomics dibuktikan dalam kebijakannya yang berpihak pada industry berteknologi canggih, beasiswa keluar negeri yang cukup banyak diberikan oleh BPPT, dan dana untuk R & D. (Research and Development) Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), sekarang PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), sangat menjanjikan pada era orde baru. 

Anggaran negara cukup banyak terkuras untuk membiaya IPTN saat itu sehingga banyak musuh-musuh politik dari Prof. Habibie (terutama dari kalangan Mafia Berkeley) mengkritik pemborosan yang dilakukan oleh Mazhab Habibienomics. 

Tapi sesungguhnya bagi saya pribadi, Habibienomics sebenarnya mempunyai dampak yang cukup besar, bukan hanya untuk para engineer, tapi juga lulusan STM dan politeknik (D3) bahkan pula peningkatan keterampilan pekerja dan masyarakat Indonesia. 

Prestasi pesawat N-250 dengan sistem fly-by-wire yang dipuji dunia adalah salah satu prestasi yang membanggakan dari Habibienomics.

Sayangnya, krisis finansial tahun 1997/98 menghentikan IPTN (selain pula kurangnya kemampuan manajerial dari IPTN). Prof. Habibie sendiri yang menjadi Presiden Indonesia setelah menggantikan presiden Soeharto tidak mampu berbuat banyak untuk kemajuan Habibienomics. 

Sebenarnya tidak banyak waktu untuk menunjukkan hasil dari Habienomics sehingga banyak pula kritik datang pada Habibienomics yang kuat secara konsep namun lemah dalam implementasi. Saya pribadi harap dengan kembalinya Prof. Habibie dalam industri penerbangan dengan Memperkuat PT. Dirgantara Indonesia dan mendirikan PT. Regio Aviasi Industri (PT.RAI) pada hari kebangkitan teknologi nasional tahun lalu mampu membangkitkan HABIBIENOMICS.

Amin

Semoga

Semangat Indonesia, Pasti Bisa!

Friday 29 March 2013

Memasyarakatkan Iptek: Belajar dari Negeri Sakura dan Negeri Ginseng



Seorang kutu buku bercerita bahwa saat Jepang menyerah kalah pada Sekutu bulan Agustus 1945, Kaisar Jepang Hirohito mengundang pakar-pakar dari berbagai disiplin ilmu yang masih hidup di negeri Matahari Terbit itu. Pada kesempatan pertemuan tersebut Kaisar Hirohito bertanya: 

“Berapa banyakkah guru yang masih hidup di negeri kita ini?” 

Pertanyaan Kaisar tadi mengundang reaksi dari seorang jenderal yang hadir pada waktu itu, dan balik bertanya:

“Yang Mulia, saya sebagai anggota tentara keberatan atas pertanyaan Yang Mulia. Mengapa justru Guru yang Kaisar tanyakan, dan bukan tentara?

Sebab, banyak sekali tentara kita yang meninggal di Laut Cina Selatan, di Borneo, Celebes, Papua, Burma, dan lain-lain. Mereka mati untuk membela Tanah Air dan Kaisar.”

Sebagai orang bijaksana, Kaisar Hirohito menjawab:

“Tuan-tuan, apabila profesi-profesi yang lain tidak saya tanyakan, harap Tuan-tuan tidak tersinggung. Saya tahu banyak tentara kita yang gugur, dan untuk itu kita semua merasa sedih. Mengapa justru yang saya tanyakan itu berapa guru yang masih hidup di Jepang, ini tak lain karena melalui guru inilah Jepang akan cepat bangkit kembali. Seperti yang kita ketahui, hampir semua pabrik kita hancur dibom Sekutu. 

Banyak pakar kita yang mati, dan sekarang negeri ini hancur dan lumpuh. Kita harus mulai membangun negeri ini dari nol, dan hanya melalui gurulah kita dapat membangun kembali negeri ini. Mari kita benahi pendidikan melalui guru-guru kita yang ada. 

Melalui kerja keras kita, terutama guru-guru, saya yakin Jepang akan bangkit kembali, bahkan akan lebih hebat dari kemampuan kita sebelum perang terjadi.” 

Rivalitas Abadi Jepang dan Korea Selatan

Lihat Tulisan sahabat saya: Kang Mohamad Rian Ari Sandi berikut:

http://sosbud.kompasiana.com/2013/01/30/jangan-malas-seperti-orang-jepang-529227.html





Dan jika mereka sudah mampu menghidupi bangsanya sendiri tanpa meminjam, kedepannya kita harus bisa menghidupi bangsa sendiri sekaligus memberikan bantuan kepada bangsa-bangsa lain yang kesulitan.


Ketertinggalan pendidikan kita bila dibandingkan dengan negara lain bukan karena pendidikan kita tidak mengalami kemajuan, tetapi lebih karena negara lain mengalami kemajuan yang jauh lebih pesat daripada kita.

Pesatnya perkembangan pendidikan di negara lain terjadi karena suburnya iklim berkreasi dalam bidang pendidikan.

Baik guru-murid maupun dosen-mahasiswa mempunyai daya kreativitas yang tinggi sehingga mampu melahirkan berbagai konsep pendidikan yang maju.

Kemajuan pendidikan kita lamban karena tidak ada ruang kreativitas untuk mengembangkan pendidikan sesuai tantangan zaman.

Baik guru-murid maupun dosen-mahasiswa tidak mendapat kesempatan berkreasi karena sistem pendidikan kita menganut pola jawatan-birokratis.

Seluruh kebijakan ditetapkan pemerintah dalam bentuk peraturan perundangan yang harus dipatuhi oleh baik guru-murid maupun dosen-mahasiswa layaknya sebuah instansi pemerintah.

Kita harus lebih semangat dan kreatif lagi.

Pasti Kita Bisa, Indonesia Bisa!.

Tulisan ini diperbaiki pada tanggal 13-04-2015.

Ucapan Permohonan Maaf dan Terima Kasih Kepada Kang Mohamad Rian Ari Sandi, atas koreksi tulisan di blog ini karena telah mengkopi tulisan beliau di kompasiana.

Ttd: Arip Nurahman

Salam Hormat Saya.

Apabila ada tulisan-tulisan sahabat pembaca blog ini yang kebetulan saya kopi dan tak sesuai dengan etika penulisan silahkan untuk diajukan untuk perbaikan.

Atas nama saya pribadi saya memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Salam.


High Tech and High Touch

"The five essential entrepreneurial skills for success are: concentration, discrimination, organization, innovation and communication."
 ~Michael Faraday~ 

Sisi lain yang perlu dimaknai dengan hati yang terbuka dari penerapan Pendidikan, Sains, Teknologi, dan Seni berkualitas tinggi dari berbagai bangsa adalah bagaimana kita dapat menerapkannya terhadap masyarakat luas?

Atau bila tak dapat segera diaplikasikan minimal proses penyerapannya terhadap kebutuhan rakyat dapat dipercepat dan tak menimbulkan jeda waktu terlalu panjang.

Ipteks haruslah menyentuh sisi dimensi kemanusiaan sebagai akibat dari penerapannya, khususnya Ipteks tingkat lanjut (high-tech) pada masyarakat luas. Mengingat Iptek itu sendiri dalam dirinya (embodied) melekat kemungkinan "baik" dan "buruk".

 Penulis Berada di Pusat Penelitian Fisika, LIPI.

Mari bersama kita tingkatkan budaya belajar dan meneliti dengan penuh semangat, semoga dapat menjadi jalan bagi kita untuk berbakti kepada-Nya.

Amin.

Semoga.

Thursday 28 March 2013

Dan Ku Bisa dengan RADAR-ku Menemukanmu


“Kadang-kadang langit bisa kelihatan seperti lembar kosong. Padahal sebenarnya tidak. Bintang kamu tetap di sana. Bumi hanya sedang berputar.” 
~Dewi Lestari, Perahu Kertas~

RADAR singkatan dari Radio Detection and Ranging, yang berarti deteksi dan penjarakan radio adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan). 

Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat ditentukan lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan jenisnya. 

Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar. 

Pada tanggal 23 Desember 2012 penulis berkesempatan menuliskan sebuah artikel: Pengembangan IPTEK dan Rencana Kebutuhan Sistem RADAR Pertahanan Udara. Berikut ini adalah lanjutan dari tulisan tersebut.

Pengertian dan Aplikasi Radar

Radar (Radio detection and ranging) yang berarti deteksi dan penjarakkan radio) adalah sistem yang digunakan untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat dan kapal. Istilah radar pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding).

Radar digunakan pada banyak kepentingan, baik oleh sipil maupun keperluan militer. Penggunaan radar bagi kepentingan sipil sebagai berikut :

a. Peralatan radar pada pesawat udara dapat memberikan informasi-informasi tentang keadaan permukaan bumi

b. Peralatan radar dalam kapal laut dapat memberikan informasi tentang letak dari kapalkapal laut yang lain, pelampung-pelampung yang terpasang, bukit, tanah.

Sedangkan bagi keperluan militer, penggunaan radar sebagai berikut :

a. Menolong pengarahan senjata-senjata di darat terhadap sasaran-sasaran di laut dan udara.
b. Menentukan posisi sasaran di permukaan bumi untuk pemboman dari pesawat udara pada saat cuaca gelap atau terdapat kesulitan untuk melihat.
c. Menentukan posisi pesawat atau sasaran yang bergerak bagi pesawat pemburu di malam hari.

Aplikasi Radar dibagi atas :

a. Aplikasi Komersial. Aplikasi komersial Radar merupakan penggunaan Radar bagi peningkatan keamanan, transportasi udara dan laut. Radar tersebut diantaranya :

(1) Air Traffic Control Radar;
(2) Ground Control Approach Radar;
(3) Navigation Radar;
(4) Ground Mapping Radar;
(5) Terrain Following and Terrain Avordance radar dan
(6) Weather radar.

b. Aplikasi Militer. Semua radar yang diaplikasikan secara komersial juga dipakai pada aplikasi militer, seperti :

(1) Navigation Radar;
(2) Surveillance radar;
(3) Acquisition Radar;
(4) Tracking Radar;
(5) Homing Radar dan
(6) Airborne Interception Radar.

c. Aplikasi Ilmiah.

Penggunaan Radar sebagai alat ukur dalam penelitian oleh para ilmuwan telah meningkatkan tentang pengetahuan meteorologi, aurora, meteor dan benda-benda langit lainnya. Radar dapat mengendalikan satelit dan dapat digunakan untuk eksplorasi dirgantara. Dilain pihak, tehnik dan komponen yang dikembangkan telah menghasilkan microwave spectroscopy, radio astronomi dan radar astronomi.

Radar Produksi Dalam Negeri Bukanlah Sebuah Mimpi

Untuk mengurangi ketergantungan terhadap luar negeri sekaligus membantu memaksimalkan pengawasan dan pengamanan negara, Indonesia memerlukan suatu sistem pengamanan terintegrasi yang diaplikasikan ke dalam bentuk radar. Selama ini teknologi radar dikuasai oleh pihak asing.

Pada tanggal 24 Oktober 2008, SOLUSI247 bersama dengan divisi radar RCS-247 (Radar & Communication Systems) untuk pertama kalinya berhasil meluncurkan sebuah karya anak bangsa di bidang teknologi radar. Radar buatan anak bangsa ini diberi nama INDRA. Radar Maritim INDRA dibangun dengan kemampuan mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal di lautan dengan penggunaan teknologi Frequency Modulated Continuous Wave (FMCW)yang mampu menghasilkan radar canggih dengan daya pancar sangat rendah. Karena daya pancarnya yang sangat rendah itu INDRA dapat dioperasikan dimana saja dan tidak akan menggangu perangkat-perangkat lain di sekitarnya.

INDRA telah diujicobakan di pantai Cilegon, Banten yang juga disaksikan juga oleh Kepala Dinas Litbang TNI-AL. Dalam penampilan perdananya, INDRA mengukuhkan eksistensinya sebagai radar maritim. Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal yang sedang berlayar di laut dengan akurat.

Dr. Ir. A. Andaya Lestari, Head of Division dari RCS-247 menegaskan bahwa tanggal 24 Oktober 2008 merupakan momen bersejarah bagi dunia IPTEK Indonesia. Hari itu untuk pertama kalinya setelah 63 tahun kemerdekaan Indonesia, akhirnya sebuah radar buatan bangsa Indonesia telah berhasil dibangun dan dioperasikan.

Saat ini RCS-247 mengembangkan beberapa varian dari radar maritim yaitu Radar Kapal (Marine Radar) dan Radar Pantai (Coastal Radar) yang dapat berfungsi sebagai radar stand alone maupun membentuk jaringan radar. RCS-247 juga telah mengembangkan dan mengoperasikan sebuah Radar Penembus Tanah atau Ground Penetrating Radar (Georadar) yang berfungsi untuk mendeteksi benda-benda yang tertanam di dalam tanah.


"Semua hasil penelitian dari pusat‐pusat keunggulan penelitian di Eropa dan Amerika Utara dalam bidang ilmu dirgantara, ilmu aerodinamik, ilmu aeroelastik, ilmu konstruksi ringan, ilmu rekayasa, ilmu propulsi, ilmu elektronik, ilmu avionik, ilmu produksi, ilmu pengendalian mutu (qualitycontrol) dsb, telah dikembangkan dan diterapkan di industri"
~Prof. B.J. Habibie~

Sumber:
 
1. Arip Nurahman Notes
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Radar
4. Introduction-to-radar-systems
[Instructor: Prof. Dr. Robert M. O'Donnel, Massachusetts Institute of Technology]
5.Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertahanan Republik Indonesia
http://www.balitbang.kemhan.go.id/ 
6. http://astrophysicsblogs.blogspot.com/2012/12/pengembangan-iptek-dan-rencana.html 

Resep Membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

"Tanah tempat kita berpijak, Bumi tempat kita dilahirkan, mengandung energi maha dahsyat yang dapat digunakan bagi kemaslahatan seluruh umat manusia"


"Jadi Mirip Power Rangers" 

Peneliti muda bersama kawan-kawan mengunjungi Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang (sayang namanya bukan Mojang he.,he.,^_^) Unit PLTP Darajat. Garut, Jawa Barat. Indonesia. 
Indonesia memiliki potensi panas bumi yang sangat besar yaitu lebih dari 28 Gigawatt (GW) dan tersebar di 299 titik namun hingga kini pemanfaatannya masih sangat minim yaitu baru mencapai 1.341 Megawatt (MW). 
Padahal energi panas bumi termasuk energi yang ramah lingkungan karena emisi gas CO2 yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan energi fosil, disamping itu pengembangan panas bumi dapat menjaga kelestarian hutan karena untuk menjaga keseimbangan sistem panas bumi diperlukan perlindungan hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan, kemudian energi ini pasokannya jangka panjang dalam arti tidak akan habis terbukti kehandalan pasokan (security of supply) tenaga listrik panas bumi terbukti dapat dipertahankan dalam jangka panjang (bisa lebih dari 30 tahun). 
Energi panas bumi juga memiliki kelebihan, yaitu pada umumnya capacity factor pembangkit tenaga listrik panas bumi yang ada di Indonesia bisa mencapai 90 persen per tahun, sehingga dapat dijadikan sebagai beban dasar dalam sistem ketenagalistrikan. 
Lalu kelebihan lain, pengangkutan sumber daya panas bumi tidak terpengaruh oleh risiko transportasi karena tidak menggunakan mobile transportation tetapi hanya menggunakan jaringan pipa dalam jangkauan yang pendek, kemudian produktivitas sumber daya panas bumi relatif tidak terpengaruh oleh perubahan iklim tahunan sebagaimana yang dialami oleh sumber daya air yang digunakan oleh pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tidak memerlukan lahan yang luas (no foot print) dan selain untuk pembangkit listrik, panas bumi dapat dimanfaatkan secara langsung.

Cieeeee yang Sedang Berdiskusi


 Bagaimana ini sahabat-sahabat kita harus bisa membuat Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi 
agar Pasokan Energi Kita Aman.

How much does a geothermal power plant cost?

According to studies, an economically competitive geothermal power plant can cost as low as $3400 per kilowatt installed. While the cost of a new geothermal power plant is higher than that of a comparable natural gas facility, in the long run the two are similar over time. This is because natural gas construction costs account for only one third of the total price of the facility, while the cost of the fuel at a natural gas facility represents two thirds of the cost. The initial construction costs of a geothermal facility, in contrast, represent two thirds or more of total costs. So although initial investment is high for geothermal, natural gas and geothermal are still economically comparable over a long term.

What factors influence the cost of a geothermal power plant?

There are many factors that influence the cost of a geothermal power plant. In general, geothermal plants are affected by the cost of steel, other metals and labor, which are universal to the power industry. However, drilling costs may vary as well. Geothermal projects are site-specific, thus the costs to connect to the electric grid vary from project to project. Also, whether the project is the first in a particular area or reservoir impacts both risks and costs. The acquisition and leasing of land also varies, because to fully explore a geothermal resource a developer is required to lease the rights to 2,000 acres or more. Challenges to leasing and permitting vary from project to project; especially on federal lands. These factors include:

    * Size of the plant
    * Power plant technology
    * Knowledge of the resource
    * Temperature of the resource
    * Chemistry of the geothermal water
    * Resource depth and permeability
    * Environmental policies
    * Tax incentives
    * Markets
    * Financing options and cost
    * Time delays

Economics


Geothermal power requires no fuel, it is therefore immune to fuel cost fluctuations. However, capital costs tend to be high. Drilling accounts for over half the costs, and exploration of deep resources entails significant risks. A typical well doublet in Nevada can support 4.5 megawatt (MW) of electricity generation and costs about $10 million to drill, with a 20% failure rate.

In total, electrical plant construction and well drilling cost about 2-5 million € per MW of electrical capacity, while the levelised energy cost is 0.04-0.10 € per kW·h. Enhanced geothermal systems tend to be on the high side of these ranges, with capital costs above $4 million per MW and levelized costs above $0.054 per kW·h in 2007. Geothermal power is highly scalable: a small power plant can supply a rural village, though capital can be high.

Chevron Corporation is the world's largest private producer of geothermal electricity. The most developed geothermal field is the Geysers in California. In 2008, this field supported 15 plants, all owned by Calpine, with a total generating capacity of 725 MW.

Mempelajari Perusahaan Geotermal Hebat Dunia

Kita juga harus mempelajari perusahaan-perusahaan hebat dalam bidang energi, memahami manajemennya, pengelolaan perusahaan, pengembangan dan hal-hal teknis lainnya:
Salah satunya Chevron Corporation yang merupakan perusahaan Energi Terbesar di Dunia.
Juga Indonesian Power dan Pertamina Geothermal Energy.


Sedikit tayangan video dari Chevron Corporation mengenai:

Memproduksi Energi Panas Bumi di Indonesia



Chevron adalah produsen energi panas bumi terbesar di dunia dan memiliki operasi yang besar di Indonesia. Energi geothermal dihasilkan dari panas yang berasal dari dalam perut bumi. Energi ini mampu menghasilkan listrik yang andal tanpa efek gas rumah kaca.

Anak perusahaan Chevron Geothermal mengoperasikan dua proyek geothermal di Indonesia:  Darajat dan Salak, keduanya berada di Pulau Jawa. Proyek Darajat menyediakan energi geothermal, yang mampu menghasilkan listrik berkapasitas 259 megawatt. Seluruh listrik yang dihasilkan dari operasi Darajat dijual langsung untuk kebutuhan listrik nasional. Chevron memiliki 95 persen kepemilikan operasi di Darajat.

Chevron memiliki dan mengoperasikan proyek Salak. Operasi geothermal ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan total kapasitas operasi mencapai 377 megawatt.

Hasil gabungan dari operasi geothermal Darajat dan Salak kini mampu menghasilkan energi terbarukan yang cukup untuk kebutuhan sekitar 4 juta rumah di Indonesia.

Mengirimkan Pelajar dan Peneliti di Bidang Energi Geotermal

Membangun jurusan dan fakultas serta grup-grup pendidikan, riset, dan pengembangan dalam bidang geothermal.
Memberikan beasiswa bagi pelajar yang berminat melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang Industri pemanfaatan Energi Panas Bumi.

Kunjungi Juga:

1. http://www.chevron.com/
2. http://www.indonesiapower.co.id/SitePages/Home.aspx
3. http://pge.pertamina.com/
4. http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_geothermal_power_stations
5. http://en.wikipedia.org/wiki/Geothermal_power_in_Indonesia
6. http://www.ebtke.esdm.go.id/

Ucapan Terima Kasih Kepada:

Sahabat-sahabatku:

Ridwan Firdaus (Geografi Universitas Negeri Jakarta),
Ade Akhyar Nurdin (Teknik Geologi Universitas Jendral Soedirman),
Widia Prima M. (Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Garut),
Deni Nugraha (Ilmu Pemerintahan STISIP Banjar),
Ismail Muhammad S. (Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jendral Soedirman),
Farid Waliyuddin R. (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara),
Muhlaso Dian A. (Institute Pemerintahan Dalam Negeri),
Ricky Aji Pratama (Sekolah Tinggi Sandi Negara).

Tak lupa kepada Kang Alan atas foto-fotonya, nuhun.

Wednesday 27 March 2013

Ada Apa dengan Komputasi dan Informasi Quantum?

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi yang telah memberikan anugrah tak terkira dan nikmat dapat belajar hingga hari ini.

Salah satu kebahagiaan seorang pelajar adalah merasa diperhatikan oleh pengajarnya, hal itu saya alami tadi pagi ketika salah seorang Dosen Idola, Bpk. Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Sc. mengomentari notes sederhana saya mengenai Fisika Komputasional dan mengirimkan 1 buah e-buku terbitan Cambridge University Press berjudul: 

Quantum Computation and Quantum Information

Buah karya para ilmuwan legendaris: Prof. Michael Aaron Nielsen, Ph.D. dan Prof. Isaac L. Chuang, Ph.D.

Sedikit Biografi Prof. Michael:

Nationality Australian
Fields Physicist
Institutions Los Alamos National Laboratory
Caltech
University of Queensland
Perimeter Institute
Alma mater University of New Mexico
Doctoral advisor Carlton M. Caves
Notable awards Richard C. Tolman Prize Fellow at Caltech, Fulbright Scholar

 Sedikit Biografi Prof. Isaac:

Residence United States
Fields Electrical Engineering
Institutions MIT
IBM
University of California Berkeley
Los Alamos National Laboratory
Alma mater Stanford University
MIT
Doctoral advisor Yoshihisa Yamamoto
Known for NMR quantum computing

Bapak. Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Sc. juga mengirimkan satu buah paper berjudul:

Entropy, Information, and Computation

Karya: Dr. J. Machta

Department of Physics and Astronomy, University of Massachusetts, Amherst, Massachusetts. USA.


Abstract

The relation between entropy, information, and randomness is discussed. Algorithmic information theory is introduced and used to provide a fundamental definition of entropy. The relation between algorithmic entropy and the usual Shannon–Gibbs entropy is discussed.

© 1999 American Association of Physics Teachers.


Terima Kasih bapa, semoga kami dapat memanfaatkan ini semua, amin.

"To myself I am only a child playing on the beach, while vast oceans of truth lie undiscovered before me."
~Isaac Newton~


"Ber-gaya di depan papan tulis, hadooooh @_@"

"Saling mengasihi, saling berbagi pengetahuan dan kebijakan mungkin akan menjadi jalan kita menuju ampunan dan hidayah-Nya"

~A.N~

Thanks to: 

All my friends

Seni Membedah Kertas Ilmiah

“Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebatnya manusia, dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan juga bangsanya”. 
~Pramoedya Ananta Toer~

Introduction: 

In academic publishing, a scientific journal is a periodical publication intended to further the progress of science, usually by reporting new research. There are thousands of scientific journals in publication, and many more have been published at various points in the past (see list of scientific journals).

Secara umum, karya ilmiah dapat diartikan sebagai suatu tulisan yang merujuk pada topik tertentu yang dibahas dan dianalisa secara detil menggunakan studi literatur. Literatur dapat bersumber dari buku teks, jurnal ilmiah, hasil penelitian, atau artikel-artikel dari media cetak maupun media elektronik yang terpercaya kebenarannya.

Penulisan karya ilmiah menggunakan bahasa yang baku dan formal serta terikat dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sistematika penulisan karya ilmiah bermacam-macam, namun pada intinya terdapat pendahuluan, isi tulisan beserta analisis, dan kesimpulan.

Membedah Sebuah Kertas Ilmiah

Banyak pelajar menganggap bahwa menulis kreatif haruslah berbentuk fiksi, padahal tidak juga lho, justru banyak tulisan non fiksi yang menggoda hati. Bahkan Science Fiction banyak digemari juga. 

Menulis kreatif adalah seni menyampaikan gagasan yang ada dalam pikiran atau hati sanubari kita kepada seseorang atau khalayak.

Ide, gagasan atau pikiran-pikiran yang cemerlang bisa saja lewat begitu saja dalam benak kita, nah agar ide atau gagasan brilian itu tak lenyap begitu saja maka kita harus menangkapnya dengan sebuah tulisan atau "notes" yang sederhana.

Suatu waktu kita dapat mengembangkan tulisan tersebut menjadi lebih lengkap dan terperinci.

Jurnal-jurnal Ilmiah yang berkaliber Internasional sudah cukup banyak, jumlah paper ilmiah pun semakin hari, semakin deras banyaknya, tentunya kita selaku pelajar atau pengajar perlu melihat peluang ini untuk diberdayakan lebih lanjut.

Seni membedah sebuah scientific paper dalam bahasa formalnya adalah Me-review Paper atau Menganalisis paper.

Sebuah jurnal ilmiah biasnya dijalankan secara beramai-ramai. Pentolan-pentolan sebuah jurnal bergabung ke dalam Editorial Board, yang  dipimpin oleh seorang Editor-In-Chief (EIC), yang dibantu oleh beberapa orang Associate Editor (AE).

Tugas mereka sebetulnya sama: mengelola manuskrip-manuskrip yang dikirimkan oleh para penulis (akademisi / researcher / professor), menjalankan proses reviewing, memutuskan diterima / tidaknya sebuah paper, dan memutuskan berbagai hal tentang penerbitan satu edisi jurnal.

Nah sahabat ku paper ilmiah itulah yang telah berhasil layak uji dan siap kita analisis, biasanya paper-paper tersebut terdapat pada jurnal-jurnal ilmiah terkemuka dan berwibawa.

Beberapa langkah sederhana dalam membedah kertas ilmiah:

1. Kita akan lihat dulu manuskrip/paper Ilmiah ini berasal dari jurnal top atau tidak. Kalau top, kita langsung pasang settingan untuk mempelajarinya bersama-sama.

Kalau tidak top, kita beri beri toleransi dengan melihat isi pikiran/ide utama paper tersebut.

2. Kita cek cara penulisan manuskripnya/paper ilmiah. Apakah ditulis dengan format yang benar. Untuk bahasa Inggrisnya kita tidak terlalu mempermasalahkannya:
(nyadar kalau kita bukan native English guy he.,he,.), kecuali untuk masalah typos (kesalahan penulisan kata). Biasanya, banyak penulis yang tidak memperhatikan titik, koma, terutama pada penulisan rumus, penomoran gambar dan rumus, dan sebagainya.

3. Berikutnya kita cek persamaan fisika/matematika yang ditampilkan. Ini bagian paling sulit, karena di jurnal eksak, rumus itu menggambarkan cara berpikir penulisnya.

Sulit juga membaca cara berpikir orang lain. Tapi inilah kesempatan kita belajar ide-ide orang.

Biasanya, pada bagian ini banyak kesalahan disebabkan oleh: tidak adanya definisi atas beberapa simbol yang digunakan, kesalahan notasi operasi fisika-matematika.

Bahkan terkadang kita akan menemukan kesalahan perhitungan, sehingga dengan mudahnya kita beri komentar: kalo bagian ini saja sudah salah, bagian lain sudah pasti salah.

4. Kalau semua persamaan fisika-matematikanya sudah valid, kita cek kontribusi manuskrip tersebut. Cara kita memeriksa kontribusi adalah dengan melihat referensi-referensi yang digunakan, terutama referensi yang menjadi acuan utama penulis untuk membuat manuskrip ini.

Ini bisa dilihat di bagian Introduction dan Related Works. Biasanya kita akan cari kalimat “Our contribution(s) in this paper is(are)….”, atau “In this paper, we focus on….” atau kalimat lain yang bermakna menjelaskan kontribusi.

Beberapa manuscript langsung mengemukakan keuntungan / advantage metode yang diajukan dibandingkan dengan hasil pekerjaan yang sudah ada.

Bermacam-macam cara orang untuk menunjukkan kontribusi paper mereka.

Pada fase ini, begitu tidak ketemu kalimat yang tidak mengindikasikan kontribusi, kita biasanya langsung putuskan : Reject !


Tetapi bila kita menemukan manuskrip yang menjelaskan keuntungan metode mereka di bagian analisis. Kalau yang ini kita dapat komentari :

Reject tetapi bisa dikirimkan lagi asal Anda jelaskan kontribusi Anda di Introduction.

Untuk kontribusi inipun kita harus melihat-lihat juga level jurnalnya.

Jika kontribusi manuskrip ini memberi pengaruh besar pada kajian bidang ilmu, kita komentari :

Accept.

Jika ada kontribusi tetapi kurang memberi pengaruh besar, kita lihat-lihat dulu level jurnalnya.

Kalau level jurnalnya rendah, kita Accept, kalau tinggi, biasanya kita Reject

5. Kadang-kadang, kalau kita tidak menemukan hal-hal yang mendukung sebagai alasan untuk menolak, kita cari di bagian Simulation Results atau Experimental Results.

Biasanya pada bagian ini titik lemah para penulis adalah tidak dapat menampilkan data yang mendukung klaim bahwa metode mereka valid.

Semoga Bermanfaat

Terima Kasih Kepada teman-teman, guru, dosen dan pembimbing yang telah banyak memotivasi kami untuk rajin berkarya.


"Sahabat Penulis sedang membaca sebuah buku fisika tingkat tinggi"


Sumber:

1. Arip Nurahman Notes
2. Wikipedia
3. http://arxiv.org/
4. Kak Anugrah Kusumo, M.Sc.,
Saat ini beliau sedang menjalani studi Ph.D. di Pusan National University, Busan, Korea Selatan. Topik riset "Path planning and control for multiple robots".
Sangat tertarik pada implementasi robotika untuk membantu tugas-tugas yang sulit dilakukan manusia.


Tuesday 26 March 2013

Beberapa Misteri dalam Cosmology dan General Relativity

"Pangkat ukur pupulasan, banda ngan ukur titipan; nyawa ukur gagaduhan. 
Tetela jeung rumasa, manusa tuna kaboga"
 ~Piwuruk Urang Sunda~

Begitu terbatasnya pengetahuan dan kekuatan manusia dalam menguak tabir rahasia alam semesta raya, kita adalah makhluk yang lemah. 

Masih terdapat ribuan bahkan juta'an ketidaktahuan kita akan semesta ini.

Penulis mencoba memaparkan beberapa hal yang masih menjadi pertanyaan hingga sekarang dalam bidang Kosmologi dan Relativitas Umum Einstein.


Cosmic inflation
Is the theory of cosmic inflation correct?, and if so, what are the details of this epoch? What is the hypothetical inflaton field giving rise to inflation? If inflation happened at one point, is it self-sustaining through inflation of quantum-mechanical fluctuations, and thus ongoing in some impossibly distant place?
Horizon problem
Why is the distant universe so homogeneous, when the Big Bang theory seems to predict larger measurable anisotropies of the night sky than those observed? Cosmological inflation is generally accepted as the solution, but are other possible explanations such as a variable speed of light more appropriate?
Future of the universe
Is the universe heading towards a Big Freeze, a Big Rip, a Big Crunch or a Big Bounce? Or is it part of an infinitely recurring cyclic model?
 Gravitational wave
Can gravitational waves be detected experimentally?
Baryon asymmetry
Why is there far more matter than antimatter in the observable universe?
Cosmological constant problem
Why does the zero-point energy of the vacuum not cause a large cosmological constant? What cancels it out?
Dark matter
What is dark matter? Is it related to supersymmetry? Is the mass that makes up the dark matter halos around galaxies made up of the lightest form of supersymmetric particle (LSP)? Do the phenomena attributed to dark matter point not to some form of matter but actually to an extension of gravity?

"No guns, no killing"
~The Dark Knight~
Dark energy
What is the cause of the observed accelerated expansion (de Sitter phase) of the Universe? Why is the energy density of the dark energy component of the same magnitude as the density of matter at present when the two evolve quite differently over time; could it be simply that we are observing at exactly the right time? Is dark energy a pure cosmological constant, or are models of quintessence such as phantom energy applicable?
Dark flow
What is the cause of a large swath of galaxy clusters all moving towards one part of the universe?
Ecliptic alignment of CMB anisotropy
Some large features of the microwave sky, at distances of over 13 billion light years, appear to be aligned with both the motion and orientation of the Solar System. Is this due to systematic errors in processing, contamination of results by local effects, or an unexplained violation of the Copernican principle?
Shape of the Universe
What is the 3-manifold of comoving space, i.e., of a comoving spatial section of the Universe, informally called the "shape" of the Universe? Neither the curvature nor the topology is presently known, though the curvature is known to be "close" to zero on observable scales. The cosmic inflation hypothesis suggests that the shape of the Universe may be unmeasurable, but since 2003, Jean-Pierre Luminet et al. and other groups have suggested that the shape of the Universe may be the Poincaré dodecahedral space. Is the shape unmeasurable, the Poincaré space, or another 3-manifold?
"Semoga kami semua dijadikan manusia-manusia yang selalu dapat mengambil hikmah dan kebijaksana'an tatkala merenungi ayat-ayat Semesta-Mu"
~A.N~

Thanks to:

1. Bpk. Dr. rer. nat. Muhammad Farchani Rosyid, M.Sc.
2. Bpk. Dr. rer. nat. L.T. Handoko, M.Sc.
3. Kak Handika Satrio Ramadhan, M.Sc., Ph.D.
4. Kak Khalid Fatmawijaya, S.Si.
5. Kak Iqbal Robiyana, S.Pd.
6. Kang Anton Timur Jaelani, S.Si.

Sumber:

1. http://astrophysicsblogs.blogspot.com/2012/03/unsolved-problems-in-physics-part-i.html
2. Wikipedia
3. http://arxiv.org/

Gaya Nuklir Kuat



Satu tahun yang lalu penulis berkesempatan membahas mengenai gaya-gaya fundamental di alam, yang terdiri dari Gaya Gravitasi, Gaya Elektromagnetik, Gaya Nuklir Kuat dan Gaya Nuklir Lemah, pada kesempatan kali ini kiranya akan dikupas mengenai apa itu gaya nuklir kuat?

GAYA di sini bukan merujuk pada sebuah kata yang amat terkenal dalam kehidupan sehari-hari misalnya:

Wow GAYA banget sich elo? Bukan gaya yang itu.

Penjelasan Gaya dalam Fisika:

In physics, a force is any influence that causes an object to undergo a certain change, either concerning its movement, direction, or geometrical construction. It is measured with the SI unit of newtons and represented by the symbol F. In other words, a force is that which can cause an object with mass to change its velocity (which includes to begin moving from a state of rest), i.e., to accelerate, or which can cause a flexible object to deform. Force can also be described by intuitive concepts such as a push or pull. A force has both magnitude and direction, making it a vector quantity.




Interaksi Kuat atau Gaya Kuat

In particle physics, the strong interaction (also called the strong force, strong nuclear force, or color force) is one of the four fundamental interactions of nature, the others being electromagnetism, the weak interaction and gravitation. At atomic scale, it is about 100 times stronger than electromagnetism, which in turn is orders of magnitude stronger than the weak force interaction and gravitation.

The strong interaction is observable in two areas: on a larger scale (about 1 to 3 femtometers (fm)), it is the force that binds protons and neutrons (nucleons) together to form the nucleus of an atom. On the smaller scale (less than about 0.8 fm, the radius of a nucleon), it is the force (carried by gluons) that holds quarks together to form protons, neutrons and other hadron particles.

In the context of binding protons and neutrons together to form atoms, the strong interaction is called the nuclear force (or residual strong force). In this case, it is the residuum of the strong interaction between the quarks that make up the protons and neutrons. As such, the residual strong interaction obeys a quite different distance-dependent behavior between nucleons, from when it is acting to bind quarks within nucleons. The binding energy related to the residual strong force is used in nuclear power and nuclear weapons.

The strong interaction is thought to be mediated by gluons, acting upon quarks, antiquarks, and other gluons. Gluons, in turn, are thought to interact with quarks and gluons because all carry a type of charge called "color charge." Color charge is analogous to electromagnetic charge, but it comes in three types rather than one, and it results in a different type of force, with different rules of behavior. These rules are detailed in the theory of quantum chromodynamics (QCD), which is the theory of quark-gluon interactions.

Lihat Juga:
 Bacaan Lebih Lanjut:
"Kekuatan dan gaya-gaya di alam sesungguhnya menunjukan Ke-Maha'an Sang Pencipta Semesta Raya Ini"
~A.N.~

Sumber:

1. http://astrophysicsblogs.blogspot.com/2012/03/gaya.html
2. Wikipedia
3. Sekolah Sains dan Teknologi Nuklir
4. CERN
5. International Atomic Energy Agency

Monday 25 March 2013

Dari Inspirasi Menjadi Inovasi



"To raise new questions, new possibilities, to regard old problems from a new angle, requires creative imagination and marks real advance in science."
~Albert Einstein~

Memang selalu ada benturan antara logika akademisi dan logika pengusaha. Mereka hanya selalu mengemukakan potensi. Akademisi selalu mengemukakan “yang mungkin dilakukan”. Sedangkan pengusaha melihat “yang bisa dilakukan”. Akademisi selalu berbicara masa depan. Pengusaha harus mengatasi problem SAAT INI.

Juga, selama ini sudah telanjur ada pameo: "Mimpi indah para teknolog adalah mimpi buruk para ekonom."

Inilah yang mesti kita sinergikan bersama, mencari jalan keluar serta solusi yang tepat terhadap persoalan-persoalan pelik bangsa.

"The five essential entrepreneurial skills for success are: concentration, discrimination, organization, innovation and communication." 
~Michael Faraday~

Photo by: Me