Saturday 13 July 2013

Ekspedisi Ilmiah Ramadhan II: Banjar Kota Kenangan

Memahami Ekspedisi Ilmiah


Semesta ini terus menggoda manusia dengan berbagai fenomena untuk dipikirkan dan dianalisis, namun manusia yang apatis, berjalan di atas rutinitas tanpa perenungan yang membekas.  Maka semoga dengan adanya Ekspedisi Ilmiah sederhana, kita dapat mendapat pengalaman dan perenungan akan alam semesta ini.


Semoga Sekertariat FORSALIM ini menjadi Wahana pengembangan 
IMTAQ-IPTEK di Masa Depan

Maka jika dalam Qur’an bertebaran ayat-ayat tentang semesta:

“Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah”
(Q.S. An-Naba: 14),
“Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka?” 
(Q.S. Saba:  9).
“Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur”
(Q.S. An-Nahl: 14). 
“Kami membacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar untuk orang-orang yang beriman” 
(Q.S. Al-Qhashash: 3), 
“Dan kaum Tsamud yang memotong batu-batu besar di lembah”
(Q.S. Al-Fajr: 9). 

Ribuan ayat sejenis ini bukan sekedar penguat akidah, bahwa segala sesuatu ada penciptanya dan kisah-kisah terdahulu yang hilang sumbernya itu ada dalam Qur’an yang benar. Tapi ia mempunyai fungsi yang indepeden, yang berkaitan dengan misi manusia sebagai pengelola bumi dan alam raya. 

Qur’an tidak memberikan rumus-rumus ilmiah, tapi ia mengarahkan tema-tema umum agar manusia mengeksplorasinya. Karena memang ilmu-ilmu inilah bahan dasar manusia untuk mengelola bumi dan alam semesta ini.

Qur’an tidak hanya memberikan pintu-pintu pengetahuan, tapi juga metodologinya.

“Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi lalu analisalah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu…” (Q.S. Ar-Rûm: 42), 
“Katakanlah: “Berjalanlah di muka bumi lalu analisalah bagaimana Allah memulai penciptaan…” 
(Q.S. Al’-‘Ankabût: 20). 

Dua metode ini pernah menjadi tradisi dalam kehidupan umat Islam yaitu ‘siyar’ dan ‘nadzr’
(Ekspedisi dan Analisis).

Ekspedisi, adalah menguak rahasia alam, lautan, gunung dan alam semesta seperti teruangkap dalam karya ilmuwan-ilmuwan muslim terdahulu. Ruang belajar mereka tidak tersekat kota, bahkan benua. Seperti Alm. Baqi Ibnu Makhlad, dari Andalusia, di daratan paling Barat Eropa, yang sekarang menjadi Spanyol. 

Riset ilmiahnya berbekal naluri seorang ekspeditor, mereka arungi bentangan sahara Afrika Utara menuju Baghdad selama 2 tahun untuk bergabung dalam kajian Imam Ahmad bin Hanbal. Lalu kembali ke negerinya hingga menjadi guru besar.

Tapi berkarir di Andalusia dan negeri-negeri Afrika utara tidak cukup untuk memenuhi dahaga pengetahuannya. Ibnu Makhlad belum puas, hingga ia tempuh ekspedisi keduanya menuju Syam, lalu Madinah, Mekkah dan Mesir, hingga ia berhasil mengumpulkan riwayat hadist dari 1.300 sahabat Rasulullah dalam Musnad Baqi ibn Makhlad, yang kata Ibnu Hazm “belum pernah ada musnad yang levelnya lebih tinggi dari ini”.

Itulah Tradisi Ekspedisi Ilmuwan Muslim terdahulu yang patut dilestarikan dan dilanjutkan.

Banjar Kota Idaman dan Kenangan

Kamis 4 Juli 2013, setelah shalat shubuh berjama'ah di mesjid belakang Sekertariat FORSALIM  penulis berkesempatan jalan-jalan di pagi hari menyusuri Kota Banjar menuju pasar untuk membeli berbagai sayuran khas, genot [genjer], surawung [kemangi],  tempe dll.

Pasarnya sekarang sungguh berbeda dengan yang penulis kenal 10 tahun lalu, sungguh bersih dan teratur, sempat juga malah bertemu dengan teman semasa SMP yang tengah berniaga daging ayam, menyapa dan menanyakan kabarnya, hebat sekali mereka karena dari sejak dini hari mereka sudah bersiap siaga di Pasar Banjar.

Sekilas Sejarah

Sejarah Pembentukan Kota Banjar tidak terlepas dari sejarah berdirinya Pemerintah Kabupaten Ciamis di masa lalu. Rangkaian waktu perjalanan berdirinya Pemerintah Kabupaten Ciamis sampai terbentuknya Pemerintah Kota Banjar melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

Banjar dalam sejarah perkembangannya

Banjar sejak didirikan sampai sekarang mengalami beberapa kali perubahan status, untuk lebih jelas perkembangannya sebagai berikut :

    1. Banjar sebagai Ibukota Kecamatan, dari tahun 1937 sampai tahun 1940.
    2. Banjar sebagai Ibukota Kewadanaan, dari tahun 1941 sampai dengan 1 Maret  1992.
    3. Banjar sebagai Kota Administratif dari tahun 1992 sampai dengan tanggal 20  Pebruari 2003.
    4. Sebagai Kota sejak tanggal 21 Pebruari 2003.

Semoga Kota Banjar yang Idaman ini terus maju dan berkembang di masa depan.

Sebuah karya sederhana untuk Kota Banjar yang dahulu dibuat bersama kawan-kawan Seneby dan sahabat lainnya.


E-Learning Kota Banjar



Semoga bermanfaat

Amin.

Akhirnya sekitar Pkl 10:00 WIB penulis di jemput seorang adik menuju Desa tercinta, Bangunharja, di Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis Perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah. 

Selamat datang Desa ku.
Tanah-Air tempat kami tumbuh.
Dimana hutan dan sawah menghijau sepanjang jalan. 

To Be Continued

Bagaimana Cara Membuat Kapal Induk Bertenaga Nuklir?

BIG BIGGER BIGGEST: aircraft carrier



Kapal Induk ini menggunakan mesin bertenaga nuklir yang diperoleh dari reaktor nuklir yang berada pada kapal tersebut yang dihubungkan dengan turbin uap. 

Tenaga uap yang dihasilkan kapal Induk tersebut selain sebagai penggerak kapal juga digunakan sebagai sumber tenaga listrik serta tenaga uapnya digunakan sebagai pengatur tekanan pada catapult kapal induk untuk meluncurkan pesawat. 

Untuk Armada Amerika serikat kapal ini diberi kode CVN contoh kapal induk nuklir adalah USS Ronald Reagan, USS Kitty Hawk, USS Enterprise.

Masa Depan Kapal Induk Bertenaga Nuklir

Nimitz-class carriers were designed to have a 50-year service life. At the end of the service life, ships will be decommissioned. This process will first take place on Nimitz and is estimated to cost from $750 to $900 million.

This compares with an estimate of $53 million for a conventionally powered carrier. Most of the difference in cost is attributed to the deactivation of the nuclear power plants and safe removal of radioactive material and other contaminated equipment.

A new class of carriers, the Gerald R. Ford class, is being constructed to replace previous vessels after decommissioning. Ten of these are expected, and the first will enter service in 2016 to replace USS Enterprise.

The rest of these new carriers are to replace the oldest Nimitz ships as they reach the end of their service life. The new carriers will have a similar design to Bush (using an almost identical hull shape) but will also have further technological and structural improvements.

The USS Ronald Reagan, under construction in the Northrop Grumman Newport News dry dock


Book: Nimitz class aircraft carriers


The carrier's two nuclear reactors, housed in a heavily-armored, heavily restricted area in the middle of the ship, generate loads of high-pressure steam to rotate fan blades inside the turbine. The fans turn the turbine shaft, which rotates the screw propellers to push the ship forward, while massive rudders steer the ship. The propulsion system boasts something in excess of 280,000 horsepower (the Navy doesn't release exact numbers).

Lowering superlifts into position on the USS Harry S. Truman

Strategi Pembangunan Kapal Induk Bertenaga Nuklir di Indonesia

1. Mempelajari dan meneliti kapal induk bertenaga nuklir di negara-negara maju dengan cara mengirimkan para pelajar, peneliti dan perwira militer untuk menimba ilmu pengetahuan-teknologi dalam bidang ini.

2. Pembuatan Institusi Pendidikan, Riset dan Pengembangan dalam bidang Perkapalan Modern 

3. Pembuatan dan Pengembangan Industri Perkapalan dalam negeri yang melibatkan sektor swasta 

4. Sinergi antara pihak militer dan pihak industri pertahanan 

Bisakah Indonesia Membuat dan Membangun Kapal Induk Bertenaga Nuklir? 


Semangat Indonesia Bisa