Thursday 14 March 2013

Membangun Kerjasama Pertahanan Antar Bangsa

Presiden SBY menerima pataka atau bendera Universitas Pertahanan Indonesia dari Mentri Pertahanan Prof. Juwono Sudarsono pada acara peresmian universitas tersebut di Istana Negara


"Defense planning and management is a comprehensive endeavor that encompasses six different areas. There are three core areas:  force, resource and weapon systems planning; and three supporting streams: logistics, C4SRI (command, control, communication computer, surveillance, reconnaissance, information) ), and civil emergency. Defense planning relates to other disciplines, such as air and naval technology development, standardization, intelligence, operational planning, and force generation." 
~Prof. Juwono Sudarsono, M.A., Ph.D., Former Minister of Defense, Education and Environment~




Mengunjungi Statsiun Pusat Peluncuran Roket Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Indonesia mempunyai karakteristik geografi yang terdiri atas gugusan Kepulauan Nusantara, yang terletak di posisi silang dengan aneka ragam sumber daya alam dan demografi yang majemuk wajib dilindungi dan dipertahankan. Kondisi Indonesia tersebut di satu sisi mengandung kekuatan besar untuk didayagunakan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, tetapi di sisi lain juga mengisyaratkan suatu tantangan yang besar bagi pengelolaan dan pengamanannya yang berimplikasi terhadap diperlukannya pembangunan dan pengelolaan sistem pertahanan negara yang handal. 
Berdasarkan hal tersebut di atas, negara memerlukan pendekatan pertahanan yang komprehensif dalam menghadapi setiap ancaman dengan memadukan seluruh kekuatan bangsa, baik kekuatan militer maupun nirmiliter. Keterpaduan kekuatan militer dan nirmiliter merupakan pengejawantahan sistem pertahanan yang dianut bangsa Indonesia, yakni sistem pertahanan yang bersifat semesta. 
Upaya pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara Indonesia yang diselenggarakan melalui fungsi pemerintah. Agar penyelenggaraan fungsi pertahanan negara terlaksana secara efektif sesuai dengan nilai-nilai keIndonesiaan sebagai negara demokrasi yang merdeka, berdaulat, dan berdasarkan hukum, diperlukan suatu ideologi dan filosofi untuk menuntun setiap unsur yang terlibat. 
Oleh karena itu, Ideologi Pertahanan Negara Indonesia ditetapkan sebagai pengejawantahan tekad, prinsip, dan kehendak untuk menyelenggarakan pertahanan negara. Ideologi atau Doktrin Pertahanan Negara selanjutnya dijadikan sebagai salah satu perangkat utama dalam mengembangkan kebijakan dan strategi pertahanan negara.
Dalam Ideologi Pertahanan Negara ini dijelaskan tentang Hakikat, Kedudukan dan Landasan Doktrin Pertahanan, Perjuangan Bangsa Indonesia untuk berdiri sejajar dengan bangsa lain di dunia, Hakikat ancaman, Konsepsi Pertahanan Negara, Penyelenggaraan Pertahanan Negara dan Pembinaan Kemampuan Pertahanan Negara.



"Peneliti Muda Sedang Mengamati Roket Mini Buatan LAPAN"

Weapon Systems Planning

Weapon systems planning is one of the main constituting elements of Dephan’s defense planning process. It aims to support the country’s political and economic objectives and focuses on the development of inter-service (but not common-funded) programs. It does this by promoting cost-effective acquisition, co-operative development and graduated increased local production of weapons systems . It also encourages interoperability, and technological and industrial co-operation among the three services and related ministries and government agencies.

Dephan’s mandate is to cooperate closely with the Ministry of State Enterprises (Menneg BUMN) which has legal and financial control over five strategic industries: PT Pindad; PT PAL; PT Dahana; PT LEN and PT DI; with the Ministry of Industry and the State Ministry for Science and Technology to prepare a long-term plan for developing defense industries which reduces reliance on foreign suppliers; and with the Ministry of Finance for purposes of fiscal accountability.

Kerjasama Pertahanan Antar Bangsa

Pengiriman para pelajar, peneliti dan teknisi kepada setiap negara-negara maju untuk menyerap ilmu pengetahuan dalam bidang pertahanan perlu segera dilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan.


World's top 15 military spenders



Rank Country Spending ($ Bn.) % of GDP World share (%) Spending ($ Bn. PPP)
World total 1,738 2.5 100 1562.3
1 United States United States 711.0 4.7 41 711
2 China Chinay 143.0 2.0 8.2 228
3 Russia Russiay 71.9 3.9 4.1 93.7
4 United Kingdom United Kingdom 62.7 2.6 3.6 57.5
5 France France 62.5 2.3 3.6 50.1
6 Japan Japan 59.3 1.0 3.4 44.7
7 India India 48.9 2.6 2.8 117
8 Saudi Arabia Saudi Arabiaz 48.5 8.7 2.8 58.8
9 Germany Germanyy 46.7 1.3 2.7 40.4
10 Brazil Brazil 35.4 1.5 2.0 33.8
11 Italy Italyy 34.5 1.6 2.0 28.5
12 South Korea South Korea 30.8 2.7 1.8 42.1
13 Australia Australia 26.7 1.8 1.5 16.6
14 Canada Canaday 24.7 1.4 1.4 19.9
15 Turkey Turkeyy 17.9 2.3 1.0 25.2

C4SRI Planning

The effective performance of Indonesia’s political and military functions, requires the widespread utilization of Command, Control, Computer, Communication Surveillance, Reconnaissance, Information (C4SRI) systems, services and facilities, supported by appropriate personnel and agreed doctrine, organizations and procedures. C4SRI systems include communications, information, navigation and identification systems as well as sensor and warning installation systems, designed and operated in a networked and integrated form to meet the needs of the TNI. Individual C4SRI systems may be provided via common funded programs, or by joint-funded co-operative programs.

Co-ordinated C4SRI planning is an essential activity for the achievement of a nation-wide cohesive, cost-effective, interoperable and secure capability which can meet current and projected political and military requirements. It ensures that C4SRI activities conducted under all aspects of defense planning remain coherent throughout the life-cycle of systems and programs, and that end-products and services match real capability requirements.

C3I planning needs to encompass all elements needed for the achievement of capability. Capability does not just come from the provision of materiel (systems) and facilities, but also relies upon the existence of appropriate organization, training, logistics and personnel, and of relevant interoperability. In addition, the achievement of required system capability necessitates the application of a combination of the three core planning disciplines: resource, armaments and force planning. The C4SRI planning process influences and controls the activities of these planning areas to ensure a degree of coherence between them.

List Defense Contractors

A defense contractor (or security contractor) is a business organization or individual that provides products or services to a military or intelligence department of a government. Products typically include military or civilian aircraft, ships, vehicles, weaponry, and electronic systems. Services can include logistics, technical support and training, communications support, and in some cases team-based engineering in cooperation with the government.

Security contractors do not generally provide direct support of military operations. Under 1949 Geneva Conventions military contractors engaged in direct support of military operations may be legitimate targets of military attacks. Compare to a private military contractor.

2011 rank



Company (country) 2011 arms sales (US$ m.) 2010 arms sales (US$ m.) 2009 arms sales (US$ m.) 2008 arms sales (US$ m.) 2007 arms sales (US$ m.) Arms sales as share of company’s total sales (%),
1



United States Lockheed Martin 36270 35730 33430 29880 29400 78
2



United States Boeing 31830 31360 32300 29200 30480 46
3



United Kingdom BAE Systems 29150 32880 33250 32420 29860 95
4



United States General Dynamics 23760 23940 25590 22780 21520 73
5



United States Raytheon 22470 22980 21030 23080 19540 90
6



United States Northrop Grumman 21390 28150 27000 26090 24600 81
7



European Union EADS 16390 16360 17900 15930 13100 24
8



Italy Finmeccanica 14560 14410 13280 13020 9850 60
9



United States L-3 Communications 12520 13070 13010 12160 11240 83
10



United States United Technologies Corporation 11640 11410 11110 9980 8760 20
11



France Thales Group 9480 9950 10200 10760 9350 52
12



United States SAIC 7940 8230 8030 7350 6250 75
13



United States Huntington Ingalls Industries 6380 - - - - 97
14



United States Honeywell 5280 5400 5380 5310 5020 14
15



France SAFRAN 5240 4800 4740 3020 5230 32
16



United States Computer Sciences Corp. 4860 5940 6050 5710 5420 31
17



United Kingdom Rolls-Royce 4670 4330 4140 4720 4580 26
18



Russia United Aircraft Corporation 4440 3440 - - - 80
19



United States Oshkosh Corporation 4370 7080 2770 2070 1570 58
20



United States General Electric 4100 4300 4700 3650 3460 3
21



United States ITT Corp. 4020 4000 4730 5170 3850 69
22



Russia Almaz-Antey 3690 3950 3260 4340 2780 85



Industri Pertahanan di Tanah Air harus segera belajar dan mengadopsi Inovasi-inovasi Iptek yang dihasilkan oleh para perusahaan adidaya dalam bidang pertahanan dengan berbagai macam strategi misalnya alih lisensi dan transfer Iptek berkelanjutan.

Buku Putih Kementerian Pertahanan Republik Indonesia



Buku Putih Pertahanan adalah salah satu produk strategis dibidang Pertahanan, yang merupakan suatu rumusan pernyataan dan kebijakan pertahanan sebagai pedoman bagi penyelenggaraan fungsi pertahanan negara.




Perubahan politik dunia yang terjadi di era globalisasi, telah menghadirkan suatu kompetisi antar bangsa. Kondisi tersebut cenderung mengarah pada perebutan pengaruh yang cukup ketat, baik global, regional maupun nasional. Perkembangan tersebut antara lain meyebabkan terjadinya perubahan pada situasi keamanan dunia dengan munculnya isu-isu keamanan baru.

Di masa lalu, isu keamanan tradisional cukup menonjol, yakni yang berhubungan dengan geopolitik dan geostrategi, khususnya pengaruh kekuatan blok barat dan blok timur. Pada masa itu, kekhawatiran dunia terutama pada masalah pengembangan kekuatan militer dan senjata strategis serta hegemoni.

Isu keamanan pada dekade terakhir ini makin kompleks dengan meningkatnya aktivitas terorisme, perampokan dan pembajakan, penyeludupan, imigrasi gelap, penangkapan ikan secara ilegal, dan kejahatan lintas negara lainnya. Bentuk-bentuk kejahatan trsebut makin kompleks karena dikendalikan oleh aktor-aktor dengan jaringan lintas negara yang sangat rapi, serta memiliki kemampuan teknologi dan dukungan finansial.

Seiring dengan perkembangan global tersebut, di Indonesia berlangsung Gerakan Reformasi, bertujuan mewujudkan kehidupan masyarakat yang demokratis, bersih dari praktik-praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sejauh ini reformasi nasional telah memberi isyarat perubahan positif dalam kehidupan masyarakat Indonesia, melalui penataan sistem pemerintahan, baik politik, hukum, ekonomi, sosial, maupun pertahanan serta keamanan dan ketertiban masyarakat.

Semoga Bermanfaat dan Jayalah Bangsa Kami Semua

Semoga Allah SWT Melindungi Bangsa Ini.

Amin


Ucapan Terima Kasih Kepada:

Sahabat-sahabatku:


Ridwan Firdaus (Geografi Universitas Negeri Jakarta), Ade Akhyar Nurdin (Teknik Geologi Universitas Jendral Soedirman), Widia Prima M. (Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Garut), Deni Nugraha (Ilmu Pemerintahan STISIP Banjar), Ismail Muhammad S. (Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Jendral Soedirman), Farid Waliyuddin R. (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), Muhlaso Dian A. (Institute Pemerintahan Dalam Negeri), Ricky Aji Pratama (Sekolah Tinggi Sandi Negara), Nararya Rahadian Budiono (UNY & UNS), Let Da TNI Hendri Agus H. & Bekti Aji S. (Akademi Militer).

Kunjungi Juga:

http://idu.ac.id

Universitas Pertahanan Indonesia

Program Studi