Wednesday, 10 March 2010

Earth & Space Science Digital Laboratory



Visi

Untuk Menciptakan Kemajuan dalam Bidang Ilmu Pengetahuan, Teknologi Kebumian dan Antariksa demi Keselamatan serta Kesejahteraan Umat Manusia


Misi

1. Inovasi dalam IPTEK Laboratorium Digital Kebumian dan Keantariksaan

2. Penelitian dalam IPTEK Laboratorium Digital Kebumian dan Keantariksaan

3. Pengembangan dalam IPTEK Laboratorium Digital Kebumian dan Keantariksaan

4. Pendidikan dalam IPTEK Laboratorium Digital Kebumian dan Keantariksaan


Program

1. Pembelajaran Teknik Geologi

2. Pembelajaran Geografi dan Lingkungan

3. Pembelajaran Fisika Antariksa


Fokus

Sumber: Wikipedia oleh Ade Akhyar.

Mineralogi merupakan ilmu bumi yang berfokus pada sifat kimia, struktur kristal, dan fisika (termasuk optik) dari mineral. Studi ini juga mencakup proses pembentukan dan perubahan mineral.

Pada awalnya, mineralogi lebih menitikberatkan pada sistem klasifikasi mineral pembentuk batuan. International Mineralogical Association merupakan suatu organisasi yang beranggotakan organisasi-organisasi yang mewakili para ahli mineralogi dari masing-masing negara. Aktifitasnya mencakup mengelolaan penamaan mineral (melalui Komisi Mineral Baru dan Nama Mineral), lokasi mineral yang telah diketahui, dsb. Sampai dengan 2004 telah terdapat lebih dari 4000 spesies mineral yang diakui oleh IMA. Dari kesemua itu, 150 dapat digolongkan “umum”, 50 lainnya “terkadang”, dan sisanya “jarang” sampai “sangat jarang” Belakangan ini, dangan disebabkan oleh perkembangan teknik eksperimental (seperti defraksi neutron) dan kemampuan komputasi yang ada, telah memungkinkan simulasi prilaku kristal berskala atom dengan sangat akurat, ilmu ini telah berkembang luas hingga mencakup permasalahan yang lebih umum dalam bidang kimia anorganik dan fisika padat. 

Meskipun demikan, bidang ini tetap berfokus pada struktur kristal yang umumnya dijumpai pada mineral pembentuk batuan (seperti pada perovskites, mineral lempung dan kerangka silikat). Secara khusus, bidang ini telah mencapai kemajuan mengenai hubungan struktur mineral dan kegunaannya; di alam, contoh yang menonjol berupa akurasi perhitungan dan perkiraan sifat elastic mineral, yang telah membuka pengetahuan yang mendalam mengenai prilaku seismik batuan dan ketidakselarasan yang berhubungan dengan kedalaman pada seismiogram dari mantel bumi. Sehingga, dalam kaitannya dengan hubungan antara fenomena berskala atom dan sifat-sifat makro, ilmu mineral (seperti yang umumnya diketahui saat ini) kemungkinan lebih berhubungan dengan ilmu material daripada ilmu lainnya.

dari uraian di atas akan dijabarkan beberapa uraian yang edittor anggap sangat penting dalam mempelajari mineralogi, diantaranya:

Earth Science Technology


Advanced technologies play a major role in Earth science research and applications. The robust, ongoing development of new sensors, instruments, space systems, and information technologies is critical to improved observations of Earth and to a better understanding of the Earth system.

ESTO Page Image NEW
From remote sensing instruments to data access, ESTO technologies enable the full range of Earth science measurements.

ESTO employs a unique and highly-successful approach to technology development:
  • Technology investments are fundamentally science-driven: careful planning and engagement with the science community help ensure an ever-evolving set of useful, mature technologies and tools for Earth science.
  • Technology investments are competitively selected: ESTO awards are selected by peer-reviewed, competitive solicitations.
  • Technology investments are actively managed and infused: progress is measured against established goals and benchmarks and ESTO seeks every opportunity for the demonstration, validation, and infusion of maturing technologies.

Founder by:

1. Ade Akhyar Nurdin
The Last Geolog in the World

2. Arip Nurahman

3. Ridwan Firdaus


Thanks To:



3.Earth - NASA Science  

Powered by:

1. Museum Geologi Bandung

2. Laboratorium Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa, Pendidikan Fisika. FPMIPA. UPI Bandung

3. Departemen Teknik Geologi UNSOED

4. Departemen Pendidikan Geografi Universitas Negeri Jakarta

No comments: