Sunday 30 December 2012

Rahasia Kebangkitan: Membangun Kecerdasan Kolektif

Renungan dan Refleksi Akhir Serta Sebuah Awal yang Baru


Ini adalah awal dari kebangkitan besar. 

Orang-orang yang sudah belajar itu akan memulai menyebarkan ilmunya kepada dunia. 

Dimulai dari satu orang menjadi dua orang, lalu puluhan, ratusan, ribuan, dan jutaan, bahkan sekarang milyaran. 

Nantinya, seluruh peradaban akan segera mengalami proses refresh, rejuvenation. 

Akumulasi kecerdasan yang besar dan intens akan terbentuk. 

Kecerdasan yang bersifat masal dan strategis mencakup seluruh bangsa dan setiap manusia.

Ini adalah buah dari kecerdasan dan kerjasama kolektif orang-orang yang mengabdi kepada kemanusiaan, kepada harapan akan keadaan nasib bumi yang lebih baik di masa depan. 

Masalah-masalah yang super sulit, pelik dan tadinya dipandang tak mungkin terpecahkan, lambat laun akan terurai dan terselesaikan. 

Harapan-harapan baru akan muncul dan tercipta. Sebuah kesadaran baru akan hadir. Sebuah peradaban akan segera lahir, rumah bagi segala manusia dengan rasa tentram dan damai. 

Penuh dengan keadilan dan kesejahteraan, gemah ripah loh jinawi tata tingtrim kertaraharja. 



Mulai dengan Belajar 

Tidak peduli seberapa bodohnya kita, ketika kita belajar, manusia akan menjadi lebih baik dan lebih kuat. 

Ketika umat manusia belajar, kita bisa menciptakan kekayaan yang berlimpah-limpah, mengobati penyakit-penyakit yang sebelumnya tidak bisa disembuhkan, atau membelah atom dan bahkan terbang ke-Bulan, ke-Mars atau mengarungi lautan Kosmos bisa dilakukan pula. 

Ketika kita belajar dengan menyenangkan dan sungguh-sungguh sesuatu yang besar akan terjadi, keajaiban akan muncul. 

Manusia memang diberikan Tuhan sebuah anugrah yang luar biasa, yakni kemampuan untuk belajar dan berubah.

Kita bisa berbuat baik dan menjadi makin baik. 

Walaupun 1000 Tahun lamanya manusia akhirnya akan belajar. 

Tuhan juga pada waktunya akan memberikan sedikit ujian untuk mendorong manusia supaya berubah demi kebaikan. 

Merasakan segarnya udara, hijaunya panorama, gemercik air yang mengalir, semilir angin kehidupan, nikmatnya persaudaraan dan lezatnya buah-buahan yang disediakan oleh Sang Pencipta melalui tangan Alam, membuat kita bersyukur dan bertafakur.

Hidup harus berpikir, jika tidak, kehadiran kita di tengah-tengah manusia menjadi sama sekali tak berarti. Keberadaan kita justru akan menyulitkan mereka.

Melihat pohon-pohon tetap tegap meski badai melanda, berkembang dan berbuah walau panas menerpa. Sungguh begitu luar biasa karuniaNya.

Manusia dapat menjadi mulia karena memiliki akal yang digunakan untuk kemaslahatan sesama.

Kemampuan berpikir yang merupakan kado istimewa pemberian Allah SWT menjadi pembeda dengan makhluk lain, seperti angin, batu, api, air, tumbuhan dan binatang.

Sebuah karya besar merupakan realisasi dari hasil pemikiran. Karena itu banyak para bijak bertuah:

Merenung dan berpikirlah sejenak, mungkin kita akan mendapatkan petunjuk dan keberuntungan dalam beberapa waktu kedepan.



Ya Rabbana, jadikanlah kami termasuk orang-orang yang baik dan membaikan, yang khusnul khatimah. 

Yang mencintai ilmu dan menggunakannya untuk kebaikan semua. 

Bangkitlah Negeriku Harapan Itu Masih ada. 

Semangat. 

Sumber: 

Arip Nurahman Notes
Imperium Indonesia: Zaman Kebangkitan Besar.

No comments: