Friday 31 May 2013

Mengenal Mesin Turboprop

Mungkin sahabat-sahabat masih ingat Film Super-Hero anak-anak; Pasukan Turbo?


Bila masih ingat, selamat, Masa Kecil Kita Terselamatkan wkwkwk.

Tapi tulisan ini bukan akan membahas mengenai Team Super Hero itu lho.

Kali ini kita akan belajar mengenai Mesin Turboprop, salah satu mesin canggih yang sempat menjadi buah bibir di masyarakat kita tahun 1990-an, ketika Prof. Habibie mengembangkan mesin ini di IPTN.

Namun kata Turboprop ini berasal dari dua kata yaitu Turbo dan Propulsi, [TURBOPROP] kata TURBO sering merujuk kepada mesin sebuah alat transportasi, baik itu darat, laut dan udara yang mempunyai lubang-lubang dan turbin. bahkan kata TURBO ini tadinya berasal dari sebuah binatang yaitu binatang keong [Operculum: Gastropod] saya pun kadang-kadang memakan sayur keong "tutut" ini, rasanya enak banget apalagi yang dimasak oleh ibu saya. Hmmmmm jadi ngidam @_@.

TURBO: Any one of numerous marine gastropods of the genus Turbo or family Turbinidæ, usually having a turbinate shell, pearly on the inside, and a calcareous operculum.
Propulsi: is a means of creating force leading to movement.
A propulsion system has a source of mechanical power (some type of engine or motor, muscles), and some means of using this power to generate force, such as wheel and axles, propellers, a propulsive nozzle, wings, fins or legs. Other components such as clutches, gearboxes and so forth may be needed to connect the power source to the force generating component. The term propulsion is derived from two Latin words: pro meaning before or forwards and pellere meaning to drive

Mesin TURBOPROP

Mesin turboprop adalah jenis pesawat pembangkit yang menggunakan turbin gas untuk menggerakkan baling-baling. Turbin gas yang dirancang khusus untuk aplikasi ini, dengan hampir semua output yang digunakan untuk menggerakkan baling-baling. Mesin gas buang mengandung energi sedikit dibandingkan dengan mesin jet dan memainkan peran kecil dalam penggerak pesawat. 

Baling-baling ini digabungkan ke turbin melalui gigi reduksi yang mengubah RPM tinggi, torsi output yang rendah untuk RPM rendah, torsi tinggi.Baling-baling itu sendiri biasanya dengan kecepatan konstan (pitch variabel) tipe serupa dengan yang digunakan dengan mesin pesawat yang lebih besar reciprocating. Mesin turboprop umumnya digunakan pada pesawat subsonic kecil, namun beberapa pesawat dilengkapi dengan pesawat turboprop memiliki daya kecepatan melebihi 500 kt (926 km / h, 575 mph).



Pesawat militer dan sipil besar, seperti Lockheed L-188 Electra dan Tupolev Tu-95, juga telah menggunakan kekuatan turboprop. The Airbus A400M ini didukung oleh empat TP400 mesin Europrop, yang kedua mesin turboprop paling kuat yang pernah dihasilkan, setelah Kuznetsov NK-12. Dalam bentuk yang paling sederhana turboprop terdiri dari intake, kompresor, ruang bakar, turbin, dan pendorong nozzle.

Udara ditarik ke dalam intake dan dikompresi oleh kompresor. Bahan bakar ini kemudian ditambahkan ke udara yang dikompresi dalam ruang bakar, di mana campuran bahan bakar dan udara kemudian masuk ke combusts. Pembakaran gas panas diperluas melalui turbin. Beberapa kekuatan yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk menggerakkan kompresor. Sisanya ditularkan melalui pengurangan gearing untuk baling-baling. Perluasan lebih lanjut dari gas terjadi di nozel pendorong, dimana gas buang dengan tekanan atmosfer disatukan. Nozel pendorong menyediakan proporsi yang relatif kecil dari dorongan yang dihasilkan oleh sebuah turboprop.

Aspek IPTEK Mesin Turboprop

Propellers are not efficient when the tips reach or exceed supersonic speeds. For this reason, a reduction gearbox is placed in the drive line between the power turbine and the propeller to allow the turbine to operate at its most efficient speed. The gearbox is part of the engine and contains the parts necessary to operate a constant speed propeller. This differs from the turboshaft engines used in helicopters, where the gearbox is remote from the engine. While most modern turbojet and turbofan engines use axial-flow compressors, turboprop engines usually contain at least one stage of centrifugal compression. Centrifugal compressors have the advantage of being simple and lightweight, at the expense of a streamlined shape.

Propellers lose efficiency as aircraft speed increases, so turboprops are normally not used on high-speed aircraft. However, propfan engines, which are very similar to turboprop engines, can cruise at flight speeds approaching Mach 0.75. To increase the efficiency of the propellers, a mechanism can be used to alter the pitch, thus adjusting the pitch to the airspeed. A variable pitch propeller, also called a controllable pitch propeller, can also be used to generate negative thrust while decelerating on the runway. Additionally, in the event of an engine outage, the pitch can be adjusted to a vaning pitch (called feathering), thus minimizing the drag of the non-functioning propeller.

Some commercial aircraft with turboprop engines include the Bombardier Dash 8, ATR 42, ATR 72, BAe Jetstream 31, Beechcraft 1900, Embraer EMB 120 Brasilia, Fairchild Swearingen Metroliner, Dornier 328, Saab 340 and 2000, Xian MA60, Xian MA600, and Xian MA700, Fokker 27, 50 and 60

Lihat Juga:

Bagaimana Mengembangkan Mesin Pesawat Terbang?

Membangun Peradaban Dirgantara dan Keantariksaan Nusantara

Kunjungi Juga:

PT. Nusantara Turbin & Propulsi at Bandung, Indonesia
http://www.umcntp.co.id/

NASA Jet Propulsion Laboratory
http://www.jpl.nasa.gov

MTU Aero Engines
http://www.mtu.de

Sumber:

Arip Nurahman Notes
Wikipedia
PT. Dirgantara Indonesia

Semoga Bermanfaat

No comments: