Saturday 20 July 2013

Bisakah Indonesia Membangun Banyak Laboratorium Nasional?

Laboratorium Nasional Departemen Energi Amerika Serikat adalah sebuah sistem fasilitas riset dan laboratorium yang dibiayai dan dikontrol oleh Departemen Energi Amerika Serikat (United States Department of Energy, DOE) dengan tujuan untuk meningkatkan sains dan membantu dalam bidang ekonomi dan pertahanan nasional Amerika Serikat.



"The atoms become like a moth, seeking out the region of higher laser intensity."
*Prof. Steven Chu, Ph.D. Nobel Prize Laureate in Physics and Former US Secretary of Energy*

Sistem terpusat laboratorium nasional tumbuh karena kebutuhan akan sains tingkat tinggi dalam Perang Dunia II, di mana teknologi baru seperti radar, komputer, "proximity fuze", dan bom atom terbukti penting dalam menentukan kemenangan Sekutu. 

Meskipun pemerintah Amerika Serikat telah mulai menginvestasikan dana besar dalam riset sains untuk keamanan nasional sejak Perang Dunia I, namun baru pada akhir 1930-an dan 1940-an jumlah sumber daya nasional ditingkatkan dan dilaksanakan serta diatur untuk masalah saintifik perang.

Di bawah bantuan National Defense Research Committee, dan kemudian oleh Office of Scientific Research and Development, maka laboratorium-laboratorium Nasional ini diatur dan diadministrasi oleh seorang teknisi MIT Alm. Prof. Vannevar Bush, D.Eng.

Alm. Prof. Vannevar Terkenal akan Kontribusinya dalam Pertumbuhan Sains di USA:
Beberapa Penemuannya:

Selama perang dunia ke-II, lokasi terpusat seperti Laboratorium Radiasi di MIT dan laboratorium Ernest O. Lawrence di University of California, Berkeley mengizinkan dan mengorganisasi ilmuwan ahli dalam jumlah besar bekerja sama menuju tujuan yang sangat jelas, dan menyediakan sumber daya pemerintah yang nyaris tak terbatas bagi para Ilmuwan. 

Dalam masa perang, usaha penelitian Iptek Nuklir Sekutu, yaitu Proyek Manhattan, menciptakan beberapa lokasi rahasia dengan tujuan penelitian bom dan pengembangan material, termasuk sebuah laboratorium di padang gurun New Meksiko yang dipimpin oleh Prof. Robert Oppenheimer di Los Alamos National Laboratory dan di Hanford, Washington dan Oak Ridge National Laboratory. 

Laboratorium Hanford dan Oak Ridge diadministrasi oleh universitas negara (Universitas California). 

Sukses pengembangan Laboratorium Nasional lainnya ada pada University of Chicago difokuskan dalam riset reaktor nuklir, dan pada institusi akademi lainnya yang tersebar di seluruh AS.

Prof. Bush attending a meeting at the University of California, Berkeley in 1940. From left to right: Ernest O. Lawrence,Arthur H. Compton, Bush, James B. Conant,Karl T. Compton, and Alfred L. Loomis

The United States Department of Energy currently operates 17 national laboratories:
Prof. Ernest Jeffrey Moniz (born December 22, 1944) is an American nuclear physicist, MIT Professor and the current and the 13th United States Secretary of Energy, serving under President Barack Obama since May, 2013.

Prof. Moniz received a Bachelor of Science degree summa cum laude in Physics from Boston College,
 a Doctorate in Theoretical Physics from Stanford University

Technology Centers

* GOCO (Government-Owned, Contractor-Operated)
** GOGO (Government-Owned, Government-Operated)

Saat ini Indonesia baru memiliki PUSPIPTEK | Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
di Serpong.



Bisakah Indonesia Membangun Banyak Laboratorium Nasional?

No comments: