Sunday 21 July 2013

Cara Membuat Pertambangan Minyak Terbesar di Dunia

Engineering Connections: Oil Rig



Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan asal Indonesia yang berhasil masuk pada daftar 500 Perusahaan Terbesar Global tahun 2013 (Fortune Global 500), yang dirilis majalah Fortune. 
Perusahaan pelat merah ini berhasil menduduki posisi 122 dari 500 perusahaan terbesar di seluruh dunia. 
Selain satu-satunya perusahaan Indonesia masuk daftar Fortune 500, Pertamina juga merupakan perusahaan pertama dari Indonesia yang masuk daftar tersebut. Peringkat tersebut didasarkan pada beberapa faktor penting, seperti pendapatan, laba, dan aset. 
Dari data Fortune, Pertamina meraup pendapatan 70,924 miliar dollar AS. Sementara itu, laba Pertamina tercatat 2,761 miliar dollar AS dan aset 40,882 miliar dollar AS. Namun, Pertamina masih kalah dengan Petronas.

  "Ini kabar baik, baru pertamakalinya Pertamina masuk daftar Fortune 500 Global di urutan 122, Kita targetkan bisa masuk 100 besar di tahun mendatang" 
*Karen Agustiawan*

Perusahaan minyak milik negeri jiran Malaysia ini berada di posisi 75. Pendapatan Petronas mencapai 94,273 miliar dollar AS dengan laba sebesar 16,001 miliar dollar AS. 
Sementara dua perusahaan asal Singapura juga berhasil masuk daftar ini. Grup agribisnis Wilmar International menduduki urutan 224 dengan pendapatan sebesar 45,463 miliar dollar AS dan laba mencapai 1,256 miliar dollar AS. 
Selain itu, Flextronics International berada di urutan 492 dengan pendapatan 23,610 miliar dollar AS dan laba mencapai 277 miliar dollar AS. Fortune Global 500 merupakan ajang tahunan pemeringkatan terhadap 500 perusahaan terbesar di dunia yang didasarkan pada pendapatan. Sementara itu, Royal Dutch Shell berhasil menduduki urutan teratas selama dua tahun berturut-turut. 
Pendapatan Shell mencapai 491,700 miliar dollar AS, laba 26,592 miliar dollar AS, dan aktiva mencapai 360,325 miliar dollar AS.

Old 7 Sisters Big Oil Company  

  • Anglo-Persian Oil Company (United Kingdom): This subsequently became Anglo-Iranian Oil Company and then British Petroleum. Following the amalgamation of Amoco (which in turn was formerly Standard Oil of Indiana) and Atlantic Richfield into British Petroleum, the name was shortened to BP in 2000.
  • Gulf Oil (United States): In 1984 most of Gulf was acquired by SoCal and enlarged SoCal entity became Chevron. The smaller parts of Gulf Oil was acquired by BP and Cumberland Farms. A network of service stations in the northeastern United States still bears the Gulf name.
  • Royal Dutch Shell (Netherlands/United Kingdom)
  • Standard Oil of California (SoCal) (United States): Became Chevron in 1984 when SoCal acquired Gulf Oil.
  • Standard Oil of New Jersey (Esso) (United States): Subsequently became Exxon, which renamed itself ExxonMobil following the acquisition of Mobil in 1999.
  • Standard Oil Co. of New York (Socony) (United States): Subsequently became Mobil, which was acquired by Exxon in 1999 to form ExxonMobil
  • Texaco (United States): Acquired by Chevron in 2001.

New Seven Sisters Big Oil Company

The Financial Times has used the label the "New Seven Sisters" to describe a group of what it argues are the most influential national oil and gas companies based in countries outside of the OECD.

According to the Financial Times this group comprises:
Ucapan Terima Kasih Kepada:

Kang Bagus Wahid, S.Pd. yang sedang menimba Ilmu Teknik Perminyakan di UPN.

Semangat Indonesia

Kita Bisa!

Sumber:

Kompas
Fortune
Forbes
Wikipedia

No comments: