Wednesday 17 July 2013

Ekspedisi Ilmiah Ramadhan VI: Membangun Super School

Saur Kolot Baheula mah:
"Melak Cabe jadi Cabe, Melak Bonteng jadi Bonteng, melak Hade jadi Hade melak Goreng jadi Goreng"

Hukum Yang Maha Kuasa adalah selalu menjaga hukum-hukumnya, apa yang ditanam itulah yang dituai, kalau kita menanam kebaikan walaupun sekecil elektron tetap akan dibalas kebaikan pula, kalau kita menanam keburukan maka keburukan pula yang didapat 
 Ketika Penulis Mengenyam Bangku Sekolah Dasar, 
SD ini Bernama SDN 2 Nugraha Kamulyaan

Sebuah Persembahan Sederhana dari kami untuk Sekolah Dasar Kita Semua Kawan:

Senin, 8 Juli 2013

Penulis berkesempatan berkeliling melihat-lihat sekolah tempat dahulu menuntut Ilmu dari mulai Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, SMP Hingga SMA.

Banyak sekali perubahan yang telah terjadi, namun sayang lapangan bola Ci Karoya di Sekolah Dasar Sekarang kurang terawat. Semoga di masa depan lapangan bola ini kembali ramai oleh para anak muda yang berlatih sepak bola.

Melihat-lihat SMPN 2 Banjar seorang diri, dan pada saat itu kebetulan hari sedang hujan gerimis. Sekarang Sekolah Menengah Pertama 2 Banjar ini begitu hijau, bergandengan dengan Sekolah Menengah Pertama 1 Banjar, penulis tak sempat masuk karena pintunya dikunci sebab masih dalam suasana hari libur.

Menyusuri gang mesjid Uswatun Hasanah, menuju Bioskop Tua Kenanga, terkenang zaman baheula sering "Nga-mie ayam" bareng temen-temen SMP. he.,he.he.,

Masih ada ternyata tukang mie ayam nya.

Guru Tulang Punggung Pendidikan

Dalam istilah Sunda, guru merupakan sosok yang 'digugu' dan 'ditiru', dihormati dan dicontoh. Guru juga dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Namun realitanya, tak demikian yang ditemui di lapangan. 

Guru yang sejatinya berfungsi sebagai pentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada anak didik, dan menjadi panutan bagi mereka, tampaknya belum mampu menjalankan tugasnya secara optimal.

Mengapa demikian? 

Banyak murid yang mengalami kebingungan dalam menerima pelajaran dan tidak mampu mencerna materi yang diberikan. Dan, justru mereka [Siswa] yang dituduh "bermasalah".

Ternyata, ini hanya masalah ketidaksesuian gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa. Padahal, apabila gaya belajar guru sesuai dengan gaya belajar siswa, semua pelajaran akan terasa sangat mudah dan menyenangkan.

Penerapan Multiple Intelligences (MI)

Penerimaan siswa baru tanpa tes, tetapi melalui metode MIR (Multiple intelligence Reaserch)

Bagaimana melejitkan setiap siswa sesuai kecerdasan uniknya?

Bagaimana menjadikan pembelajaran menyenangkan, menarik, dan memotifasi dengan MIS
(Multiple intelligence System)?

Bagaimana membuat guru semakin kreatif dengan lesson Plannya?

Bagaimana mengubah orang tua semakin memahami anak-anaknya?

Bagaimana membuat sekolah benar-benar unggul?

Dan kisah-kisah nyata mereka yang mengalami pencerahan dari Multiple Intelligences

Dengan demikian, terciptalah sebuah sekolah yang dalam proses belajarnya Guru memandang semua siswanya pandai dan cerdas

Para siswanya merasakan semua pelajaran yang diajarkan mudah dan menarik
Didalam kelas dan pembelajaran, suasana selalu hidup.

Saat keluar dari kelas, semua siswa mendapatkan pengalaman pertama yang luar biasa dan takkan terlupakan.
"Manuk hiber ku jangjangna jalma hirup ku akalna"
(Gunakan akal dalam melangkah, buat apa Yang Maha Kuasa menciptakan akal kalau tidak digunakan sebagai mestinya).

"Nimu luang tina burang"
(Semua kejadian pasti ada hikmah/ manfaatnya apabila kita bisa menyikapinya dengan cara yang positive).

Maju Terus Dunia Pendidikan Kita

Indonesia Bisa!

Semangat!

No comments: