Wednesday, 8 May 2013

Mengenal Lembaga Riset Terbesar di Dunia III

Berkeley Lab was founded in 1931 by Ernest Orlando Lawrence, a UC Berkeley physicist who won the 1939 Nobel Prize in physics for his invention of the cyclotron, a circular particle accelerator that opened the door to high-energy physics. 


It was Lawrence’s belief that scientific research is best done through teams of individuals with different fields of expertise, working together. His teamwork concept is a Berkeley Lab legacy that continues today.



21
Lawrence Berkeley National Laboratory
bandera
45
20
18
145
22
Thailand National Metal and Materials Technology Center
bandera
34
10
9
1520
23
Academia Sinica
bandera
24
37
29
35
24
UPS76 Institut de l'Information Scientifique et Technique
bandera
18
142
92
2
25
Real Jardín Botánico de Madrid
bandera
145
12
11
962
26
(1) Academy of Sciences of the Czech Republic
bandera
48
43
33
24
27
Smithsonian Institution
bandera
19
23
35
250
28
Stanford Linear Accelerator Center
bandera
84
28
25
118
29
ERNET India
bandera
65
44
34
38
30
Jet Propulsion Laboratory
bandera
13
36
53
144

Divisi Riset dan Pengembangan Lawrence Berkeley National Laboratory



  • Accelerator & Fusion Research
  • Advanced Light Source
  • Chemical Sciences
  • Computational Research
  • Computing Sciences
  • Earth Sciences
  • Engineering
  • Environmental Energy Technologies
  • Environment/Health/Safety/Security
  • Facilities
  • Genomics
  • Human Resources
  • Information Technology
  • Life Sciences
  • Materials Sciences
  • NERSC (National Energy Research Scientific Computing Center)
  • Nuclear Science
  • Office of the Chief Financial Officer
    Office of Laboratory Counsel
  • Operations
  • Physical Biosciences
  • Physics
    Public Affairs
  • Scientific Networking Division
  • Technology Transfer


  • Dr. Sutardja menjadi tamu dan pembicara kunci di pertemuan World Economic Forum
    Allhamdulilah penulis dapat menyaksikannya pada waktu itu.


    Perantau Indonesia "Penakluk" Benua Amerika


    Dr. Sehat Sutardja, M.Sc. is the president, chief executive officer, chairman, and co-founder of Marvell Technology Group.  Beliau merupakan pria kelahiran Indonesia lulus dari Sekolah Canisius, Sebuah SMA di Jakarta pada tahun 1980.

    Kemudian beliau merantau dan belajar ke Amerika Serikat dan mendapatkan gelar sarjana pada bidang teknik kelistrikan dari Iowa State University. He also holds a Master of Science and Doctorate in electrical engineering and computer science from the University of California, Berkeley.

    Dr. Sutardja has been awarded more than 260 patents and is a fellow of IEEE. In 2004, Sutardja along with fellow Marvell co-founders Ms. Weili Dai and Dr. Pantas Sutardja received the Ernst & Young Entrepreneur of the Year award in the networking and communications category.

    In March 2009, a building at UC Berkeley was named Sutardja Dai Hall after the Marvell founders, who donated more than 20 million U.S. dollars to the university's nano-fabrication laboratory; the building houses the Center for Information Technology Research in the Interest of Society (CITRIS). In 2012, Dr. Sutardja was awarded the Indonesian Diaspora Lifetime Achievement Award for Global Pioneering and Innovation at the first-ever Congress of Indonesian Diaspora, presented by the Embassy of the Republic of Indonesia. 

    Semoga para pemuda dan anak bangsa banyak yang mengikuti jejak beliau, semangat dan berjayalah selalu.



    Penyerahan Penghargaan oleh [Si Anak Singkong] Pak. drg. Chaerul Tanjung kepada Pak. Dr. Sehat Sutardja, M.Sc.


    Indonesia Bisa!

    Amin.


    Ucapan Terima Kasih:

    Bpk. Dr. Miftahul Hadi, M.Sc.
    [Peneliti Fisika di LIPI dan Founder Institute for Theoretical Physics and Mathematics]

    Bpk. Dr. Teddy Lesmana, S.E., M.M.
    [Peneliti Ekonomi di LIPI]

    Bersambung.

    Semoga Bermanfaat

    Tuesday, 7 May 2013

    Membangun Industri Energi dan Pertahanan di Indonesia

    "Apapun Mimpi dan harapan Kita Majulah, Berjuanglah untuk mewujudkannya,
    Jangan menunggu bukti, Tapi Jadilah Bukti itu sendiri Mari menjadi teladan bagi diri, keluarga dan masyarakat" 
    ~Menuju Perubahan~


    Hidup kita di Indonesia adalah perjuangan untuk membentuk hidup esok yang lebih baik. Dan perjuangan untuk membentuk hidup esok yang lebih baik itu tiada lain merupakan perjuangan untuk menempa diri: mengembangkan diri menjadi bangsa Indonesia yang modern, mandiri dan berkeunggulan. 

    Dalam kerangka inilah kita terlibat dalam proses pembangunan bangsa, yaitu proses yang dilalui suatu bangsa dalam suatu negara dalam usahanya mengembangkan identitas bersama serta falsafah hidupnya, mengembangkan cara hidup serta cara kerjasamanya yang khas, dan merealisasikan potensi ekonomi, potensi kebudayaan serta potensi politiknya sebagai suatu kesatuan nasional yang khas. 

    Di dalam arti ini, "kebangsaan" jauh lebih luas daripada sekadar terpenuhinya persyaratan formal kemerdekaan politik. Di dalam arti ini, kebangsaan ditandai oleh kemampuan berdiri sendiri secara ekonomis, keberhasilan mempertahankan identitas kebudayaan bangsa, serta kekuatan mempertahankan integritas politik. 

    Di bidang ekonomi, kebangsaan berarti kemampuan menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan sendiri serta barang dan jasa yang dibutuhkan di pasar dunia untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang diperlukan, tetapi yang tidak dapat, atau tidak ekonomis jika dihasilkan sendiri. Itulah sebabnya, kemampuan untuk menguasai serta mengembangkan teknologi sangat penting. 

    Tanpa kemampuan ini, kekayaan alam yang berlimpah sekalipun tak akan pernah merupakan harta yang terkuasai. Sedangkan dengan dikuasainya ilmu pengetahuan dan teknologi, langkanya sumber daya alam tidaklah menjadi hambatan yang tak teratasi.

    "Bersama Keponakan Muhammad Ihsan Menggengam Bola Dunia"
    Benua Afrika-nya terbalik he.,he.,he., #_#

    Daftar Perusahaan Pertahanan Terbaik Dunia:

    Industri pertahanan, juga disebut industri militer, terdiri dari pemerintah dan industri komersial yang terlibat dalam penelitian, pengembangan, produksi, dan pelayanan peralatan dan fasilitas militer.














    "Bandung memang mempunyai arti dan peran yang khusus bagi bangsa Indonesia. Bukan saja sebagai kota pendidikan, kota pariwisata atau kota perjuangan, namun Bandung juga kota yang menampung dan membina pusat‐pusat keunggulan Iptek, sebagai penggerak utama proses nilai tambah industri yang memanfaatkan teknologi tinggi (high tech)."
    ~Prof. Habibie~

    Lockheed Martin - The Next 100 Years



    Daftar Perusahaan Energi Terbaik Dunia:


    Industri Harapan 

    Oleh: Pak Dahlan Iskan

    [Mentri BUMN Fenomenal]


    Membuat Pertamina Tidak Diejek-ejek Sepanjang Masa: Hampir saja saya merasa bahagia yang berkepanjangan. Yakni, ketika mengetahui bahwa laba PT Pertamina (Persero) berhasil mencapai Rp 25 triliun. Itulah laba terbesar dalam sejarah Pertamina. Juga laba terbesar di lingkungan BUMN. Bahkan, laba terbesar yang bisa dicapai sebuah perusahaan apa pun di Indonesia sepanjang 2012.

    Saya pun minta agar Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengumumkannya. Agar capaian yang hebat itu bisa membuat masyarakat bangga pada Pertamina. Setidaknya bisa mengurangi ejekan sinis masyarakat kepada Pertamina. Maka, pada laporan keuangan kepada publik bulan lalu, disertakanlah judul ini: Pertamina berhasil memperoleh laba terbesar dalam sejarahnya.

    Manufacturing hope. Yakni, bahwa perbaikan dan kerja keras yang dilakukan jajaran Pertamina sudah mulai memberikan hasil nyata. Ini berarti kalau perbaikan, efisiensi, dan kerja keras terus dilakukan, hasilnya akan lebih hebat lagi.


    http://www.shell.com/


    http://www.exxonmobil.com/Corporate/


    http://www.bp.com/


    http://www.sinopecgroup.com/Pages/index.html


    http://www.cnpc.com.cn/cn/


    http://www.chevron.com/


    http://www.sgcc.com.cn/


    http://www.conocophillips.com/EN/Pages/index.aspx


    http://www.total.com/


    Sekarang ini Pertamina baru bisa menghasilkan 500 ribu barel minyak per hari. Jauh dari kelas perusahaan minyak tingkat ASEAN sekali pun. Karena itu, tahun ini Pertamina membentuk Brigade 300K. Mereka terdiri atas anak-anak muda Pertamina yang umurnya maksimum 29 tahun.

    Brigade ini bertugas menambah produksi minyak Pertamina 300 ribu barel lagi per hari. Inilah brigade yang akan membuat produksi total Pertamina menjadi 800 ribu barel. Target itu pun harus tercapai akhir tahun depan. Di dalamnya dihitung produksi energi geotermal yang disetarakan dengan minyak.

    Tapi, semua itu belum cukup. Harapan masyarakat terhadap Pertamina memang sangat besar. Pengumuman mengenai besarnya laba yang berhasil dicapai Pertamina itu, misalnya, ternyata belum bisa membahagiakan masyarakat. Mereka menginginkan Pertamina jauh lebih hebat. Mereka tidak mempersoalkan laba, omzet, dan sebangsanya. Masyarakat menginginkan Pertamina yang membanggakan.

    Masyarakat ternyata langsung membandingkannya dengan Petronas, Malaysia. “Laba Petronas Rp 160 triliun!”.

    Saya pun tersadar dari lamunan kebahagiaan. Terbangun. Kebahagiaan saya akan prestasi Pertamina itu ternyata hanya berlangsung kurang dari lima menit. Padahal, semula saya mengira kebahagiaan itu akan berlangsung setahun penuh. Lalu disambung dengan kebahagiaan berikutnya manakala melihat hasil kerja jajaran Pertamina 2013.

    Ternyata hukum kebahagiaan tidak seperti itu. Bahagia itu bisa naik dan tiba-tiba bisa anjlok. Kebahagiaan saya itu langsung lenyap saat membaca twit pembandingan antara laba Pertamina dan laba Petronas.

    Saya utak-atik berbagai kemungkinan untuk bisa mengejar Petronas. Saya browsing di internet. Saya pelajari angka-angka. Kekalahan Pertamina atas Petronas itu ternyata sudah sangat lama. Sudah lebih 30 tahun. Grafiknya pun kian memburuk.

    Tapi, apa yang bisa diperbuat? Sungguh tidak mudah menemukan jalannya. Padahal, soal kekalahan Pertamina ini sudah bukan lagi soal kekalahan sebuah perusahaan biasa. Ini sudah menyangkut harga diri negara dan bangsa. Ini sudah soal Merah Putih. Pertamina sudah menjadi lambang negara.




    Bersama Para Sahabat "Aneh" Mengunjungi PT. Indonesia Power

    Di bidang sawit kita sudah bisa mengejar Malaysia. Garuda Indonesia sudah mengalahkan Malaysia Airlines. Semen dan pupuk kita sudah jauh di depannya. Di bidang pelabuhan kita sedang mengejarnya dengan proyek PT Indonesia Port Corporation (Pelindo II) yang insya Allah pasti bisa.

    Tapi, kita belum bisa menemukan jalan untuk Pertamina. Program-program Pertamina yang ada sekarang memang ambisius, tapi baru bisa membuat Pertamina masuk ke jajaran perusahaan minyak kelas regional. Masih jauh dari prestasi Petronas.

    Memang ada jalan pintas. Bahkan, sangat cepat. Semacam jalan tol di Jerman. Maksudnya, jalan tol yang tidak pakai bayar. Dengan jalan ini Pertamina bisa mengalahkan Petronas hanya dalam waktu empat tahun. Setidaknya bisa membuatnya sejajar dengan Petronas.

    Tapi, saat saya menulis naskah ini, di sebuah ruang check-up Rumah Sakit Tianjin, saya terpikir akan kesulitan-kesulitannya: “jalan tol” itu bukan milik Pertamina. “Jalan tol” itu milik perusahaan luar negeri yang akan habis izinnya pada 2017:  Blok Mahakam.

    Saya pun minta Dirut Pertamina Karen Agustiawan membuat kalkulasi ini: seandainya Blok Mahakam kembali sepenuhnya ke negara, dan negara menyerahkannya ke Pertamina, berapa laba Pertamina pada 2018?

    Dan tahun-tahun berikutnya?

    Dengan cepat jawaban Karen masuk ke HP saya:

    Rp. 171 triliun.

    Saya tidak tergiur dengan angka itu.

    Saya lebih tergiur pada bayangan betapa bangganya kita memiliki Pertamina yang tidak lagi diejek-ejek sepanjang masa.

    Kalau sebuah hope bisa membuat hidup kita lebih bergairah, lebih bersemangat, dan lebih baik mengapa kita tidak membangun industri harapan?

    Bahan bakunya gampang didapat:

    Niat Baik, Ikhlas, Semangat, Kreativitas, Tekad, dan Totalitas.

    Semuanya bisa diperoleh secara gratis!

    Indonesia Bisa!

    Integrated Air and Missile Defense

    Video Penjelasan Mengenai Integrated Air and Missile Defense.





    Detection: Early detection and accurate identification of targets

    Interception: Optimisation of radar to identify and intercept threats;
    The current capabilities of short, medium and long range missile defence systems

    Integration: Future visions to develop integrated air and missile defence programmes



       


    Kunjungi Juga:

    http://www.raytheon.com/capabilities/missiledefense/

    http://www.lockheedmartin.com/us/news/trade-shows/idex/missile-defence.html

    http://www.northropgrumman.com/Capabilities/IBCS/Pages/default.aspx

    http://www.airmissiledefenceevent.com/

    Sumber:

    Lockheed Martin Corporation