Wednesday, 1 July 2009

How Indonesian People Get Nobel Prize in The Future

Central for Research and Development for Winning


Nobel Prize in Physics at Indonesia

Nobel Fisika Indonesia


(Belajar Kepada Profesor Einstein)



Nobel Prize® medal - registered trademark of the Nobel Foundation

The Nobel Prize in Physics 1921



"for his services to Theoretical Physics, and especially for his discovery of the law of the photoelectric effect"




Albert Einstein

Albert Einstein in 1921
Born 14 March 1879(1879-03-14)
Ulm, Kingdom of Württemberg, German Empire
Died 18 April 1955(1955-04-18) (aged 76)
Princeton, New Jersey, United States
Residence Germany, Italy, Switzerland, United States
Ethnicity Jewish
Citizenship
Alma mater
Known for
Spouse
Awards
Signature









Albert Einstein was born in Ulm, in the Kingdom of Württemberg in the German Empire on 14 March 1879.[7] His father was Hermann Einstein, a salesman and engineer. His mother was Pauline Einstein (née Koch). In 1880, the family moved to Munich, where his father and his uncle founded Elektrotechnische Fabrik J. Einstein & Cie, a company that manufactured electrical equipment based on direct current.[7]


The Einsteins were non-observant Jews. Albert attended a Catholic elementary school from the age of five for three years. Later, at the age of eight, Einstein was transferred to the Luitpold Gymnasium where he received advanced primary and secondary school education till he left Germany seven years later.[8] Although it has been thought that Einstein had early speech difficulties, this is disputed by the Albert Einstein Archives, and he excelled at the first school that he attended.[9]


His father once showed him a pocket compass; Einstein realized that there must be something causing the needle to move, despite the apparent "empty space".[10] As he grew, Einstein built models and mechanical devices for fun and began to show a talent for mathematics.[7] In 1889, Max Talmud (later changed to Max Talmey) introduced the ten-year old Einstein to key texts in science, mathematics and philosophy, including Immanuel Kant's Critique of Pure Reason and Euclid's Elements (which Einstein called the "holy little geometry book").[11] Talmud was a poor Jewish medical student from Poland. The Jewish community arranged for Talmud to take meals with the Einsteins each week on Thursdays for six years. During this time Talmud wholeheartedly guided Einstein through many secular educational interests.[fn 1][fn 2]


In 1894, his father's company failed: direct current (DC) lost the War of Currents to alternating current (AC). In search of business, the Einstein family moved to Italy, first to Milan and then, a few months later, to Pavia. When the family moved to Pavia, Einstein stayed in Munich to finish his studies at the Luitpold Gymnasium. His father intended for him to pursue electrical engineering, but Einstein clashed with authorities and resented the school's regimen and teaching method. He later wrote that the spirit of learning and creative thought were lost in strict rote learning. In the spring of 1895, he withdrew to join his family in Pavia, convincing the school to let him go by using a doctor's note.[7] During this time, Einstein wrote his first scientific work, "The Investigation of the State of Aether in Magnetic Fields".[14]

Einstein applied directly to the Eidgenössische Polytechnische Schule (ETH) in Zurich, Switzerland. Lacking the requisite Matura certificate, he took an entrance examination, which he failed, although he got exceptional marks in mathematics and physics.[15] The Einsteins sent Albert to Aarau, in northern Switzerland to finish secondary school.[7] While lodging with the family of Professor Jost Winteler, he fell in love with Winteler's daughter, Marie. (His sister Maja later married the Wintelers' son, Paul.)[16] In Aarau, Einstein studied Maxwell's electromagnetic theory. At age 17, he graduated, and, with his father's approval, renounced his citizenship in the German Kingdom of Württemberg to avoid military service, and in 1896 he enrolled in the four year mathematics and physics teaching diploma program at the Polytechnic in Zurich. Marie Winteler moved to Olsberg, Switzerland for a teaching post.

Einstein's future wife, Mileva Marić, also enrolled at the Polytechnic that same year, the only woman among the six students in the mathematics and physics section of the teaching diploma course. Over the next few years, Einstein and Marić's friendship developed into romance, and they read books together on extra-curricular physics in which Einstein was taking an increasing interest. In 1900 Einstein was awarded the Zurich Polytechnic teaching diploma, but Marić failed the examination with a poor grade in the mathematics component, theory of functions.[17] There have been claims that Marić collaborated with Einstein on his celebrated 1905 papers,[18][19] but historians of physics who have studied the issue find no evidence that she made any substantive contributions.[20][21][22][23]

Masa muda dan universitas

Einstein dilahirkan di Ulm di Württemberg, Jerman; sekitar 100 km sebelah timur Stuttgart. Bapaknya bernama Hermann Einstein, seorang penjual ranjang bulu yang kemudian menjalani pekerjaan elektrokimia, dan ibunya bernama Pauline. Mereka menikah di Stuttgart-Bad Cannstatt. Keluarga mereka keturunan Yahudi; Albert disekolahkan di sekolah Katholik dan atas keinginan ibunya dia diberi pelajaran biola.


Pada umur lima tahun, ayahnya menunjukkan kompas kantung, dan Einstein menyadari bahwa sesuatu di ruang yang "kosong" ini beraksi terhadap jarum di kompas tersebut; dia kemudian menjelaskan pengalamannya ini sebagai salah satu saat yang paling menggugah dalam hidupnya. Meskipun dia membuat model dan alat mekanik sebagai hobi, dia dianggap sebagai pelajar yang lambat, kemungkinan disebabkan oleh dyslexia, sifat pemalu, atau karena struktur yang jarang dan tidak biasa pada otaknya (diteliti setelah kematiannya). Dia kemudian diberikan penghargaan untuk teori relativitasnya karena kelambatannya ini, dan berkata dengan berpikir dalam tentang ruang dan waktu dari anak-anak lainnya, dia mampu mengembangkan kepandaian yang lebih berkembang. Pendapat lainnya, berkembang belakangan ini, tentang perkembangan mentalnya adalah dia menderita Sindrom Asperger, sebuah kondisi yang berhubungan dengan autisme.


Einstein mulai belajar matematika pada umur dua belas tahun. Ada gosip bahwa dia gagal dalam matematika dalam jenjang pendidikannya, tetapi ini tidak benar; penggantian dalam penilaian membuat bingung pada tahun berikutnya. Dua pamannya membantu mengembangkan ketertarikannya terhadap dunia intelek pada masa akhir kanak-kanaknya dan awal remaja dengan memberikan usulan dan buku tentang sains dan matematika.
Pada tahun 1894, dikarenakan kegagalan bisnis elektrokimia ayahnya, Einstein pindah dari Munich ke Pavia, Italia (dekat kota Milan). Albert tetap tinggal untuk menyelesaikan sekolah, menyelesaikan satu semester sebelum bergabung kembali dengan keluarganya di Pavia.


Kegagalannya dalam seni liberal dalam tes masuk Eidgenössische Technische Hochschule (Institut Teknologi Swiss Federal, di Zurich) pada tahun berikutnya adalah sebuah langkah mundur dia oleh keluarganya dikirim ke Aarau, Swiss, untuk menyelesaikan sekolah menengahnya, di mana dia menerima diploma pada tahun 1896, Einstein beberapa kali mendaftar di Eidgenössische Technische Hochschule. Pada tahun berikutnya dia melepas kewarganegaraan Württemberg, dan menjadi tak bekewarganegaraan.

Pada 1898, Einstein menemui dan jatuh cinta kepada Mileva Marić, seorang Serbia yang merupakan teman kelasnya (juga teman Nikola Tesla). Pada tahun 1900, dia diberikan gelar untuk mengajar oleh Eidgenössische Technische Hochschule dan diterima sebagai warga negara Swiss pada 1901. Selama masa ini Einstein mendiskusikan ketertarikannya terhadap sains kepada teman-teman dekatnya, termasuk Mileva. Dia dan Mileva memiliki seorang putri bernama Lieserl, lahir dalam bulan Januari tahun 1902. Lieserl Einstein, pada waktu itu, dianggap tidak legal karena orang tuanya tidak menikah.

Kerja dan Gelar Doktor


Albert Einstein, 1905
Pada saat kelulusannya Einstein tidak dapat menemukan pekerjaan mengajar, keterburuannya sebagai orang muda yang mudah membuat marah professornya. Ayah seorang teman kelas menolongnya mendapatkan pekerjaan sebagai asisten teknik pemeriksa di Kantor Paten Swiss pada tahun 1902. Di sana, Einstein menilai aplikasi paten penemu untuk alat yang memerlukan pengetahuan fisika. Dia juga belajar menyadari pentingnya aplikasi dibanding dengan penjelasan yang buruk, dan belajar dari direktur bagaimana "menjelaskan dirinya secara benar". Dia kadang-kadang membetulkan desain mereka dan juga mengevaluasi kepraktisan hasil kerja mereka.


Einstein menikahi Mileva pada 6 Januari 1903. Pernikahan Einstein dengan Mileva, seorang matematikawan. Pada 14 Mei 1904, anak pertama dari pasangan ini, Hans Albert Einstein, lahir. Pada 1904, posisi Einstein di Kantor Paten Swiss menjadi tetap. Dia mendapatkan gelar doktor setelah menyerahkan thesis "Eine neue Bestimmung der Moleküldimensionen" ("On a new determination of molecular dimensions") pada tahun 1905 dari Universitas Zürich.

Di tahun yang sama dia menulis empat artikel yang memberikan dasar fisika modern, tanpa banyak sastra sains yang dapat ia tunjuk atau banyak kolega dalam sains yang dapat ia diskusikan tentang teorinya. Banyak fisikawan setuju bahwa ketiga thesis itu (tentang gerak Brownian), efek fotolistrik, dan relativitas khusus) pantas mendapat Penghargaan Nobel. Tetapi hanya thesis tentang efek fotoelektrik yang mendapatkan penghargaan tersebut. Ini adalah sebuah ironi, bukan hanya karena Einstein lebih tahu banyak tentang relativitas, tetapi juga karena efek fotoelektrik adalah sebuah fenomena kuantum, dan Einstein menjadi terbebas dari jalan dalam teori kuantum. Yang membuat thesisnya luar biasa adalah, dalam setiap kasus, Einstein dengan yakin mengambil ide dari teori fisika ke konsekuensi logis dan berhasil menjelaskan hasil eksperimen yang membingungkan para ilmuwan selama beberapa dekade.

Dia menyerahkan thesis-thesisnya ke "Annalen der Physik". Mereka biasanya ditujukan kepada "Annus Mirabilis Papers" (dari Latin: Tahun luar biasa). Persatuan Fisika Murni dan Aplikasi (IUPAP) merencanakan untuk merayakan 100 tahun publikasi pekerjaan Einstein di tahun 1905 sebagai Tahun Fisika 2005.

External links

Sumber:
1. Wikipedia
2. Nobel Prize Org.

Ucapan Terima Kasih:

1. DEPDIKNAS Republik Indonesia
2. Kementrian Riset dan Teknologi Indonesia
3. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
4. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
5. Tim Olimpiade Fisika Indonesia
Disusun Ulang Oleh: 
Arip Nurahman

Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia
&
Follower Open Course Ware at MIT-Harvard University, USA.
Semoga Bermanfaat dan Terima Kasih

No comments: