Wednesday 12 June 2013

Dapatkah EKONOFISIKA Menjinakan Kompleksitas Perekonomian Indonesia?

The Emergence of EconoPhysics



Penjelasan Apa Itu Ekonfisika 

Oleh: Prof. Jean-Philippe Bouchaud

Is a French physicist born in 1962. He is founder and Chairman of Capital Fund Management (CFM) and professor of physics at École polytechnique.

Born in Paris in 1962, Jean-Philippe Bouchaud studied at the French Lycée in London. Graduated from École Normale Supérieure in 1985, he worked on his Ph.D. at the Laboratory of Hertzian Spectroscopy, studying spin-polarized quantum gases with Claire Lhuillier. He then worked for the French National Center for Scientific Research, in particular on liquid Helium 3 and diffusion in random media. 

He spent a year at the Cavendish Laboratory, University of Cambridge in 1992 before joining the Laboratory of Condensed Matter Physics of the French Atomic Energy and Alternative Energies Commission (Commissariat à l'énergie atomique or CEA) à Saclay

Pioneer in econophysics, he co-founded the company Science et Finance in 1994, which later merged with Capital Fund Management (CFM) in 2000. 

He is now the Chairman of CFM. After teaching statistical mechanics for ten years at ESPCI, he was appointed as an adjunct Professor at École Polytechnique, where he teaches a course on Complex systems. His work covers the physics of disordered and glassy systems, granular materials, the statistics of price formation, stock market fluctuations and the modelling of financial risks. 

He criticizes the dogma of the efficient-market hypothesis and the methodology of economics and mathematical finance, in particular the use of the Black–Scholes model which leads to a systematic underestimation of risk in options trading.


Mampukah Ekonofisika memperbaiki Ekonomi Indonesia saat ini? 

Dalam beberapa seminar tentang pengenalan ekonofisika di berbagai daerah di tanah air, pertanyaan ini seringkali dikumandangkan. 

Apa sumbangan yang dapat dikontribusikan oleh ekonofisika dalam memperbaiki situasi perekonomian nasional kita saat ini?

Bangsa ini sedang terjebak hutang, terhimpit ekonomi dunia yang tengah didera krisis energi sehingga melambungkan harga BBM (bahan bakar minyak), tingginya tingkat pengangguran, ekonomi yang cenderung high cost dan tidak efisien oleh karena meluasnya praktik korupsi, dan berbagai permasalahan ekonomi di Indonesia

Bisakah Ekonofisika memberikan solusi?

Secara sederhana, ekonofisika dapat dipandang sebagai sebuah bidang penelitian interdisipliner yang mengaplikasikan berbagai teori dan metodologi yang pada awalnya dikembangkan dalam lingkungan ilmiah fisika dalam memecahkan berbagai persoalan dalam ekonomi. 

Pendekatan yang sering digunakan adalah pendekatan elemen stokastik dan dinamika non-linier, misalnya model-model magnetisasi dalam memahami gerak fluktuasi pasar modal, model-model prediksi gempa bumi dalam memahami ambruknya pasar modal, model transisi fasa dalam memahami sifat distribusi yang tak normal seperti halnya distribusi pendapatan, dan sebagainya. 

Mengapa ekonofisika memiliki arti penting dalam perkembangan analisis ekonomi? 

Setidaknya terdapat dua hal untuk menjawab pertanyaan ini.

Yang pertama, dalam perkembangan kontemporer fisika, pengembangan model matematika tentang kompleksitas oleh Fisikawan penerima Nobel, Prof. Murray Gell-Mann dan dan teori informasi yang dikembangkan Prof. Claude Shannon telah memberikan pembagian minimal dua level deskripsi analitik level makro dan level mikro. 

Berbagai indikator terukur dalam fisika seperti suhu, tekanan, fasa zat, dan sebagainya merupakan makrokosmos yang muncul secara tak linier dari interaksi mikrokosmos seperti halnya atom, molekul, dan sebagainya. Observasi, simulasi, dan kalkulasi fisika harus memuaskan kedua hal ini, dan meski tak mudah, telah ditemui banyak sekali terobosan-terobosan ilmu fisika yang berupaya memberikan kontribusi untuk permasalahan ini.

Sekarang coba kita lihat fenomena ekonomi. 

Ekonom terbiasa melihat indikator ekonomi seperti indeks saham-saham, laju pertumbuhan tenaga kerja, pergerakan harga-harga komoditas mulai dari pasar global hingga pasar tradisional, inflasi, pendapatan rata-rata penduduk, tak ubahnya fisikawan klasik memandang besaran fisika seperti temperatur, tekanan gas, dan sebagainya. 

Pembagian makro dan mikrokosmos yang saling bertautan  meski tak linier jarang menjadi fokus perhatian. Jelas sekali, pergerakan harga ataupun berbagai besaran ekonomi apapun merupakan hasil interaksi mikrokosmik antar manusia. Segala besaran yang menjadi indikator ekonomi dan sosial berasal dari bagaimana satu individu memandang masalah, memilih pilihan yang menguntungkannya secara terbatas, dan seterusnya.

Dalam hal ini dan analisis berikutnya,: ekonofisika memberikan kontribusi bagaimana  memandang sistem agregat dan mikrostruktur secara komprehensif sebuah medan yang sering terlupakan pada ekonomi konvensional maupun financial engineering sebelumnya. Meski tentu ada satu masalah besar, jika analisis fisika menerangkan hubungan mikro-makrokosmos ini dengan hal elementernya adalah atom atau molekul, maka ekonomi harus berurusan dengan manusia sebagai agen elementernya.

Di sini, bagaimana manusia mengakuisisi informasi jelas jauh lebih rumit daripada partikel atau molekul yang memiliki derajat kebebasan yang relatif sangat terbatas. Namun setidaknya, di sini ekonomi menjadi bergerak selangkah lebih maju.

Ekonomi konvensional biasanya berkutat dengan angka-angka indikator agregat jika tidak berkutat dengan pendekatan kualitatif tak terukur yang berusaha menghubungkan faktor psikologis manusia dengan kondisi ekonomi secara global. Dalam ekonofisika, hal ini coba dijembatani melalui pendekatan yang oleh karena pola terukurnya dan sifat metodenya yang peka terhadap dinamika tak linier menjadikan analisis yang lebih akurat dan berbagai kebijakan dapat bersandar padanya secara terukur.


Hal kedua yang menjadikan ekonofisika memberikan kontribusinya pada ekonomi adalah bahwa model-model yang secara matematis rumit ini pada bidang aslinya, fisika, miskin dengan data. Seringkali satu eksperimen fisika harus menunggu waktu bertahun-tahun untuk dapat menghasilkan data yang cukup layak untuk menguji berbagai teori dan metodologi.

Hal ini berlawanan dengan situasi pada sistem ekonomi. Dalam sistem ekonomi, khususnya ekonomi keuangan dan investasi, dalam tiap detik dapat terjadi ratusan bahkan ribuan transaksi yang menyimpan data.

Data-data yang sedemikian banyak jumlahnya ini seringkali kurang diperhatikan oleh karena sedikitnya perangkat metodologi ekonomi keuangan klasik untuk mengekstrak informasi di dalamnya.

Pendekatan ekonofisika jelas mengatasi hal ini. Pendekatan ekonofisika menyediakan seribu satu macam metodologi untuk mengekstrak informasi yang terkandung dalam data-data ekonomi atau keuangan tersebut. Dengan memahami seluas mungkin ekstraksi informasi yang terkandung di dalam data, maka berbagai kebijakan ekonomi yang bersandar padanya tentu akan lebih dapat dipertanggungjawabkan.

Kedua alasan inilah yang menjadi titik tolak kita dalam melihat, seberapa jauh ekonofisika dapat memberikan kontribusinya pada perekonomian nasional kita saat ini. Kita mengetahui bahwa solusi dan permasalahan ekonomi konvensional seringkali kurang memperhatikan kondisi mikro-makrokosmos sebagaimana diterangkan di atas atau jikapun ia memperhatikan level mikro-makro-nya, pendekatannya akan cenderung kualitatif sehingga cenderung kurang terukur dan sulit untuk diverifikasi yang berujung pada perdebatan yang berkenaan dengan ideologi ekonomi klasik.

Menurut ekonom Australia penulis buku best-seller internasional Debunking Economics (1997) yang berusaha menyingkap berbagai teori ekonomi konvensional yang justru seringkali menjadi landasan resep IMF dan World Bank dalam mengatasi problem ekonomi berbagai negara pasca krisis Steve Keen, ini merupakan entri poin penting mengapa ekonofisika memberikan arti penting dalam ekonomi, lebih khusus lagi, dalam penyusunan kebijakan ekonomi nasional sebuah negara.

Semoga rakyat dan Bangsa Indonesia semakin Cerdas dan lebih maju lagi.

Amin.

Semangat Indonesia

Sumber:

1. http://www.bandungfe.net/
2. http://qact.wordpress.com/
3. Prof. Yohanes Surya, Ph.D.
4. https://www.cfm.fr/en/

No comments: